Konflik angkutan online vs konvensional momen perbaikan transportasi
Konflik angkutan online vs konvensional momen perbaikan transportasi. "Pemerintah harus membuat peraturan soal peningkatan standar pelayanan operasional untuk online. Misalnya di sisi aspek keselamatan dan kenyamanan," kata Pakar manajemen inovasi UI, Mohammed Ali Berawi.
Sepekan terakhir, sopir angkutan kota dan ojek pangkalan di sejumlah daerah, kompak menyerukan penolakan terhadap angkutan umum berbasis online. Keberadaan angkutan online dinilai membuat telah merebut penumpang mereka yang pada akhirnya membuat penghasilan menurun drastis.
Pakar manajemen inovasi Universitas Indonesia (UI) Mohammed Ali Berawi, menilai gejolak penolakan terhadap angkutan online hendaknya menjadi momentum untuk membenahi standar operasional berbasis daring itu.
"Pemerintah harus membuat peraturan soal peningkatan standar pelayanan operasional untuk online. Misalnya di sisi aspek keselamatan dan kenyamanan," kata Ali Berawi, kepada merdeka.com, Kamis (23/3).
Seperti penentuan tarif yang diberlakukan pada angkutan online. Dia mengusulkan, sebaiknya menyesuaikan dengan kondisi di lapangan sesuai kebutuhan masyarakat.
"Jadi biar marketnya sendiri yang menentukan harganya karena kalau intervensi pemerintah bisa jadi lebih mahal dan jadi masyarakat yang menanggung bebannya," tukasnya.
Dia meyakini aturan yang jelas akan memperkecil peluang gesekan seperti yang terjadi beberapa waktu terakhir. "Dengan penentuan harga dari pasar maka jadi kompetitif. Disiasati dengan adanya asuransi misalnya," ujarnya.
Solusi terakhir, menurut Ali, pemerintah, Organda dan pebisnis ojek online melakukan inovasi. Misalnya pemerintah menyediakan transportasi berbasis rel yang memadai. Organda melakukan inovasi sisi bisnis angkutan yang bisa disesuaikan dengan kemajuan teknologi.
"Harus ada diversifikasi bisnis angkot. Pemerintah harus updating trayek. Jangan-jangan trayek yang saat ini sudah tidak layak lagi dilintasi. Ini adalah momentum untuk perbaikan transportasi Indonesia," tutupnya.
Baca juga:
Bima Arya minta semua angkutan online setop dulu di Bogor
Bima Arya pastikan tidak ada pembakaran angkot di Bogor
Polisi bantah ada bentrok susulan angkot Bogor dengan ojek online
Demo sopir angkot bikin repot warga Bogor
Sudah 2 pekan, driver Grab yang ditabrak sopir angkot masih koma
Brutalnya penolakan terhadap taksi online di Kota Kembang
Polisi tangkap sopir angkot tabrak driver ojek online di Tangerang
-
Siapa yang menggunakan layanan transportasi online di Indonesia? Berdasarkan riset Google, Temasek, dan Bain & Company pada 2022, layanan transportasi online digunakan oleh 80 persen populasi Indonesia.
-
Mengapa transportasi online bisa menjadi pilihan yang lebih hemat? Banyak penyedia transportasi online yang menawarkan promo dan ada pula promo ketika Anda menggunakan metode pembayaran tertentu. Dengan tarif yang lebih murah, Anda pun bisa berhemat dan uangnya bisa digunakan untuk keperluan yang lain.
-
Kapan layanan transportasi online mulai marak di Indonesia? Layanan transportasi online mulai marak di Indonesia sekitar tahun 2014-2015.
-
Apa contoh kecanggihan AI di bidang transportasi online? Aplikasi Transportasi Online Aplikasi transportasi online menggunakan teknologi AI untuk melakukan hal yang sangat kompleks yaitu menganalisis lalu lintas, memprediksi waktu tempuh, dan menemukan rute tercepat.
-
Kenapa pelaku membunuh driver taksi online? "Saya tulang punggung keluarga, setelah bapak dipenjara tersangkut kasus pidana ganjal ATM di Yogya. Ibu juga bingung minta saya untuk biayai kuliah adik yang di Bandung," kata Baaghastian.
-
Kenapa busi G-Power cocok untuk dipakai untuk ojek online dan pembalap? Dalam keterangan resminya, NGK mengklaim bahwa G-Power tidak hanya dapat meningkatkan performa, tetapi juga cocok untuk digunakan dalam kegiatan sehari-hari.