KONI beri nilai 9 penyelenggaraan PON Jabar
KONI beri nilai 9 penyelenggaraan PON Jabar. Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman menyampaikan, komandan kontingen dari gubernur masing-masing provinsi menilai penyelenggaraan PON Jabar mengalami peningkatan dibandingkan PON Riau.
Di balik kekisruhan PON XIX/2016, Jawa Barat selaku tuan rumah justru dipuji Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Bahkan KONI mengganjar Jabar dengan nilai sembilan pada kejuaraan empat tahunan tersebut.
Hal itu disampaikan Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman, pada merdeka.com, usai menggelar jumpa persnya di Media Centre PON Jabar, di The Trans Luxury Hotel, Rabu (28/9).
"Saya bukan karena saya, sebagai ketua KONI yang ada di sini. Saya melihat segala dinamika yang ada masih dalam batas wajar. Penilaian saya di antara 8,5 sampai sembilan ya," kata Tono.
Dia mengatakan, sehari jelang penutupan PON Jabar, laporan dari 16 kabupaten/kota sebagai daerah tempat dilangsungkannya cabang olah raga bertanding berjalan dengan lancar. Tono juga menyampaikan, komandan kontingen dari gubernur masing-masing provinsi menilai penyelenggaraan PON Jabar mengalami peningkatan dibandingkan PON Riau.
"Dari komandan kontingen, Gubernur di Indonesia yang mengatakan bahwa PON Jabar semakin maju dan terasa marwah persatuannya. Walaupun ada riak-riak , tapi itu merupakan hal yang dimaklumi," ungkapnya.
Dia menambahkan, beberapa catatan yang saat ini dinilai kurang tentu akan dievaluasi pada PON XX/2020 di mana Papua bertindak sebagai tuan rumah.
"Kita sudah melaksanakan langkah-langkah dan panpel untuk melakukan evaluasi dan saran baik dari official," tandasnya. Salah satu parameter yang disampaikan untuk suksesnya PON ini di antaranya adalah berkurangnya jumlah gugatan ke dewan hakim.
Dia menambahkan, ada 42 gugatan yang masuk ke dewan hakim saat kejuaraan PON di Riau 2012 lalu. Sedangkan Jabar relatif jauh lebih rendah dengan sembilan gugatan.
"Pelanggaran kalau di Riau jumlahnya mencapai 42, sedangkan Jabar hanya sembilan. Ini semua dapat diselesaikan dengan musyawarah. Kalau ada hal yang dilakukan itu bisa diselesaikan dengan baik," ucapnya.
Tolak ukur suksesnya PON Jabar juga yakni pecahnya beberapa rekor di mana per hari kemarin sudah 66 rekor diciptakan dari berbagai cabang olah raga. Rekor itu juga memecahkan rekor PON di Riau 2012 lalu. Rekor pecah didominasi dari cabang renang.
"PON ini kami sangat puas melihat adanya pemecahan prestasi dan rekor nasional yang bermunculan dari atlet remaja, atletik dan cabang lainnya. Sehingga hasil ini bisa jadi bahan pelatnas jangka panjang," katanya.
Dia menggarisbawahi bahwa PON ini bukan semata berapa medali yang diraih dari tiap kontingen. Tapi lebih dari itu, tujuan utamanya adalah mengembalikan marwah olah raga nasional untuk bisa bersaing di jenjang lebih tinggi.
"Kami hanya menggarisbawahi PON adalah marwah olah raga. Bukan berapa medali direbut. Tapi ini membangun karakter untuk Indonesia," tandasnya.
Di hari terakhir pertandingan, Jabar sendiri mengukuhkan dominasinya dengan torehan 528 medali di mana 216 emas, 154 perak dan 158 perunggu. Adapun Jatim dan DKI Jakarta menguntit di bawahnya dengan raihan 384 dan 366 medali.