Kritikan dan masukan SBY untuk Jokowi di media sosial
SBY kerap mengomentari hal-hal terkini terkait kebijakan yang telah atau akan diambil oleh Presiden Joko Widodo.
Kemarin, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono angkat bicara soal polemik pasal penghinaan presiden yang akan dihidupkan kembali oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia menilai perlu melindungi nama presiden sebagai simbol negara tetapi tidak dengan cara-cara represif.
"Kesimpulan: demokrasi dan kebebasan penting, namun jangan lampaui batas. Demokrasi juga perlu tertib, tapi negara tak perlu represif," kata SBY lewat akun Twitternya @SBYudhoyono dikutip merdeka.com, Minggu (8/9) kemarin.
Menurutnya, pemegang kekuasaan tidak boleh menyalahgunakan wewenang. Kekuasaan tidak dipakai untuk membungkam suara rakyat.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) juga sempat saling sindir di media sosial. Jokowi dalam akun Facebook miliknya Ir H Joko Widodo, Jumat, 28 November 2014, menulis status seakan menjawab cuitan Twitter akun @SBYudhoyono tentang kepemimpinan diktator dan tirani.
Dari catatan merdeka.com, sentilan SBY bukan hanya baru kali ini saja. Tidak hanya di media sosial, Presiden ke enam Indonesia ini juga terkadang menyindir kebijakan Jokowi di beberapa forum atau agenda kepresidenan.
Dalam beberapa kali, SBY kerap mengomentari hal-hal terkini terkait kebijakan yang telah atau akan diambil oleh Presiden Joko Widodo. Pada momen-momen apa sajakah itu? Berikut yang berhasil dihimpun merdeka.com, Senin (8/10):
-
Bagaimana Presiden Jokowi mengenalkan Prabowo Subianto sebagai Presiden Terpilih? Menlu Retno mengatakan bahwa Presiden Jokowi dalam setiap kesempatan dan acara selalu mengenalkan Prabowo Subianto selaku calon presiden terpilih.
-
Apa yang dilakukan Aira Yudhoyono bersama kakeknya, Susilo Bambang Yudhoyono? Mereka menikmati waktu bersama dengan penuh keasyikan, saling memperhatikan berbagai hal di sekitar mereka!
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Siapa saja yang bertemu dengan Presiden Jokowi? Sejumlah petinggi PT Vale Indonesia Tbk bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/8) pagi. Petinggi PT Vale yang datang ke Istana di antaranya Direktur PT Vale Indonesia Febriany Eddy, Chairman Vale Base Metal Global Mark Cutifani, dan Chief Sustainable and Corp Affair Vale Base Metal Emily Olson.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Apa tujuan utama dari sambutan Presiden Jokowi? Kepala Negara berharap para tamu menikmati jamuan hidangan dan pertunjukkan khas Indonesia yang telah disediakan. “Terima kasih atas partisipasinya. Saya berharap semangat malam ini dapat membawa kita untuk bekerja bersama berbagi akses air bersih dan sanitasi untuk semua orang,” kata Joko Widodo.
SBY sindir Tim Transisi Jokowi
Setelah resmi memenangkan pemilu pada bulan Juli 2014 lalu, Jokowi sempat membentuk tim transisi untuk melakukan seleksi terhadap calon menteri kabinetnya. Namun demikian, masa transisi pemerintahan yang lama ke pemerintahan yang baru ini mendapat kritikan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kala itu.
SBY menegaskan hakikat masa tim transisi antara pemerintahannya dan pemerintahan Jokowi-JK dinilai keliru jika masa transisi digunakan sebagai upaya untuk mengoreksi kebijakan pemerintahan saat ini. Ia pun meminta agar di masa transisi ini tidak ada upaya saling menyalahkan.
"Poin saya adalah masa transisi, konsultasi dan komunikasi, tidak boleh saling menyalah-nyalahkan kebijakan masing-masing. Misalnya, kebijakannya kok begini, tidak tepat. Harusnya begini, tidak. Karena yang bertanggung jawab saya. Kalau kita ya yang sedang kita jalankan, kalau Pak Jokowi yang akan dilakukan," kata SBY, Jumat (5/9).
SBY pun menegaskan masa transisi bukan berarti pemerintahan dijalankan secara bersama-sama. Mulai dari perencanaan, pengelolaan masalah, hingga mengatasi masalah subsidi.
"Saya ingin meluruskan anggapan, bahwa sekarang ini, boleh dikatakan adalah masa pemerintahan bersama. Itu tidak ada," katanya.
Komentar SBY usai Jokowi naikkan harga BBM
Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono angkat bicara terkait kenaikan harga BBM. SBY mengingatkan agar pemerintahan Jokowi dapat menjelaskan alasan kenaikan tersebut.
Pernyataan tersebut dijelaskan SBY melalui akun Twitter pribadinya, Senin (17/11) malam. Sebelum pengumuman, SBY mengatakan dirinya dihubungi Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
"Tapi pemerintah wajib jelaskan kepada rakyat mengapa harga BBM dinaikkan. Itu jawaban saya sebagai respons atas telepon @Pak_JK."
Pemerintahan Jokowi, lanjut SBY juga harus menjelaskan kebijakan kompensasi bagi golongan tidak mampu serta dari mana dana itu diambil. Pemerintah juga harus jelaskan bagaimana cara menentukan rumah tangga-rumah tangga yang berhak terima dana kompensasi itu.
"Saya berpendapat, jika dana kompensasi itu diambil dari APBN, maka pemerintah wajib jelaskan kepada DPR RI sebagai bentuk pertanggungjawaban," katanya.
SBY: Tong kosong nyaring bunyinya
Mantan Presiden SBY melanjutkan serial twitnya di akun @ SBYudhoyono. SBY bicara pencitraan dan tugas seorang pemimpin yang baik. SBY menyampaikannya dengan mengutip berbagai pepatah.
Berikut rangkaian twit SBY yang juga diposting di akun Facebook miliknya seperti dikutip merdeka.com, Jumat (28/11). Entah kepada siapa twit ini ditunjukkan.
Dalam politik, pencitraan itu biasa. Tapi, jika sangat berlebihan bisa menurunkan kepercayaan rakyat. "Angkuh terbawa, tampan tertinggal"
"Diam itu emas", jika tidak perlu bicara, diamlah. "Bicara itu perak", jika harus bicara, bicaralah. Tetapi bermutu & bermanfaat.
"Tong kosong nyaring bunyinya". Akan lebih bijak jika tong yang masih kosong diisi dulu. Isilah dengan pengetahuan & pengalaman.
Permasalahan hidup, juga negara, terus datang & pergi. Yang diperlukan adalah solusi. Dapatkan solusi itu & kemudian jalankan.
Tugas pemimpin: mengatasi masalah. Pimpinlah, termasuk bekerja sama & bermusyawarah untuk mengatasi masalah. Apalagi masalah yg serius.
SBY kritik Jokowi saat diwawancarai media asing
Dalam lawatannya ke Singapura Jumat lalu untuk menerima penghargaan dari Institute of Southeast Asian Studies, mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diwawancara oleh koran the Straits Times. Itu merupakan wawancara pertama dia dengan media setelah tidak lagi menjadi presiden.
Dalam wawancara itu SBY menyampaikan nasihat buat Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Peraturan No.1 bagi pemimpin politik adalah dia harus siap menghadapi kritik. Selama kritik itu berdatangan siang-malam, dia harus terus mengerjakan tugas buat bangsanya," kata SBY, seperti dilansir the Straits Times, Rabu (14/4).
"Teruskan tugas Anda dan buktikan kepada rakyat kita bisa, meski kita terus dikritik," ujar SBY Ahad lalu.
Setelah tidak menjadi presiden lagi SBY dikabarkan terus sibuk dengan aktivitasnya berjalan-jalan dengan ibu Ani Yudhoyono dan dua putra mereka, serta mengunggah foto di jejaring sosial Facebook dan Twitter. Pria 65 tahun itu juga kerap mengisi pidato di forum-forum global dan domestik. Dia juga menghabiskan waktu buat Global Green Growth Institute yang bermarkas di Seoul, Korea Selatan.
Dalam penuturannya kepada Straits Times, SBY mengaku tugasnya memimpin Indonesia sudah selesai dan dia merasa lega karena pergantian kepemimpinan berlangsung mulus dan damai.
"Seorang pemimpin itu dicintai sekaligus dibenci ketika dia masih bertugas. Dia selalu menghadapi banyak kritikan, di mana-mana pun begitu," kata presiden keenam Indonesia itu.
"Saya bisa memecahkan satu masalah tapi masalah lain akan muncul. Begitulah hidup. Itulah demokrasi, itulah pembangunan nasional," ucapnya.
SBY sindir Jokowi yang hendak hidupkan pasal penghinaan presiden
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono angkat bicara soal polemik pasal penghinaan presiden yang akan dihidupkan kembali oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia menilai perlu melindungi nama presiden sebagai simbol negara tetapi tidak dengan cara-cara represif.
"Kesimpulan: demokrasi dan kebebasan penting, namun jangan lampaui batas. Demokrasi juga perlu tertib, tapi negara tak perlu represif," kata SBY lewat akun Twitternya @SBYudhoyono dikutip merdeka.com, Minggu (8/9).
Menurutnya, pemegang kekuasaan tidak boleh menyalahgunakan wewenang. Kekuasaan tidak dipakai untuk membungkam suara rakyat.
"Para pemegang kekuasaan (power holders) tak boleh salah gunakan kekuasaannya. Presiden, parlemen, penegak hukum, pers dan juga rakyat. Power tends to corrupt. Absolute power corrupts absolutely. Kekuasaan tidak untuk 'menciduki' dan menindas yang menentang penguasa," terang dia.
Lanjut dia, bangsa Indonesia harus belajar menggunakan kebebasannya secara benar. Sekarang sudah jarang perlakuan yang menyudutkan presiden.
"Kita semua harus belajar gunakan kebebasan (freedom) secara tepat. Jangan lampaui batas. Ingat, kebebasan pun bisa disalahgunakan. Ini pertanda baik. Perlakuan 'negatif' berlebihan kepada saya dulu tak perlu dilakukan kepada Pak Jokowi. Biar beliau bisa bekerja dgn baik," pungkas dia.