Kubu Prabowo sebut Allan Nairn 7 kali masuk RI secara ilegal
Jurnalis asing Allan Nairn menyebut Prabowo pernah hina Gus Dur.
Direktur Komunikasi dan Media tim pemenangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa , Budi Purnomo Karjodihardjo menegaskan bahwa tulisan jurnalis investigatif asal Amerika Serikat, Allan Nairn yang mengatakan Prabowo menghina KH Abdurrahman Wahid ( Gus Dur ) pada 2001 lalu tidak pernah ada. Pihaknya pun menuding hal itu bagian kampanye hitam.
"Pernyataan Allan Nairn adalah bagian dari black campaign (kampanye hitam) yang terkoordinasi oleh sekelompok jurnalis asing yang tidak menghendaki Prabowo menjadi presiden," kata Budi melalui keterangan persnya, Kamis (26/6).
Budi menjelaskan, Allan Nairn merupakan seorang jurnalis Amerika yang dikenal memiliki hubungan yang tidak baik dengan TNI. Menurutnya, Allan bahkan tercatat tujuh kali pernah masuk ke Indonesia secara ilegal.
"TNI bahkan pernah menyatakan akan menangkap Allan jika ia ketahuan kembali ke Indonesia," jelasnya.
Oleh karena itu, Budi menilai adanya hal tersebut hanya untuk menyudutkan Prabowo dengan cara memfitnahnya. Sebab, menurutnya, mantan Danjen Kopassus itu sangat hormat kepada sosok presiden keempat itu.
"Prabowo sangat menghormati Gus Dur , dan tidak pernah sekalipun dalam hidupnya, dalam konteks apapun, mengucapkan kata-kata yang merendahkan martabat beliau," tegasnya.
Selain soal jurnalis Amerika, Budi juga menganggap tulisan pada majalah TIME pada tanggal 25 Juni 2014, juga menentang langkah bosnya sebagai presiden.
"Dalam artikel tanggal 25 Juni 2014 berjudul 'One of the Worst Pieces of Political Campaigning Ever', jurnalis Yenni Kwok menulis: 'Semoga Indonesia tidak pernah mengetahui (kepemimpinan Prabowo sebagai presiden)."
Maka dari itu, Budi menyimpulkan bahwa para jurnalis asing ini hanya berupaya untuk menjatuhkan citra Prabowo dengan segala isu. Sebab, dunia barat tidak ingin Indonesia dipimpin oleh Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra tersebut.
"Mereka lebih senang Indonesia tetap tertinggal negara-negara Asia lainnya dan juga negara-negara Barat," terangnya.