Prabowo: Enggak Masalah Diberi Nilai 11, tapi Rakyat Saya Beri Nilai 58,58 Persen
Ketua Umum Partai Gerindra ini menyebut, saat ini masyarakat membutuhkan pimpinan elite yang bisa rukun bersatu dan bukan selalu mencari-cari kesalahan.
Presiden Terpilih Periode 2024-2029, Prabowo Subianto mengaku tidak masalah jika dirinya mendapatkan nilai 11. Hal ini disampaikan olehnya dalam memberikan sambutannya di Kongres ke-VI PAN di Hotel Kempinski, Jakarta.
"Jadi saya enggak ada masalah, diberi nilai 11 enggak apa-apa, sungguh, sungguh. Saya enggak apa-apa, karena rakyat saya beri nilai saya 58,58%," kata Prabowo dalam sambutannya, Sabtu (24/8).
Namun, sebelumnya ia menyebut, tidak hanya hinaan dan ejekan saja. Karena dirinya telah menyerahkan jiwa dan nyawa kepada bangsa.
Selain itu, dirinya pun mengucapkan rasa terimakasih kepada PAN yang telah setia bersama dirinya yang telah menelan kekalahan selama tiga kali pada Pemilihan Presiden (Pilpres) sebelumnya.
"Karena tadi kita bertindak, kita bergerak, kita berkiprah, kita mengabdi. Karena kita ingin perbaiki hidup rakyat kita. Saudara-saudara berkorban di politik, ini hari libur kalau tidak salah iya kan, orang lain bersantai-santai, ini hari istirahat, orang-orang politik berpolitik di malam istirahat," ujarnya.
"Dan saudara berkorban, tadi ada yang urunan, mengabdi terus, urunan terus, kemudian kalau ada niat iya kan, kekayaan negara dan bangsa ini aset-asetnya kalau memang harus diberi, izin-izin tambang konsesi-konsesi apa salahnya kalau diberikan kepada mereka-mereka yang setia kepada bansga dan negara?," sambungnya.
Menurutnya, tidak ada salahnya jika memberikan kepada mereka-mereka yang selalu bekerja untuk rakyat. Seperti mendirikan sekolah, universitas hingga membuat rumah sakit.
"Apa salah ya kita perkuat ekonomi ya? Orang-orang yang cinta rakyat dan tanah air apa salah ya? Dan mari juga kita mawas diri waspada, kita harus ingat sejarah kita ratusan tahun, semua suku bansga di negara ini, kita selalu diganggu oleh kekuatan-kekuatan asing dipecah belah, dan mari kita belajar dari sejarah jangan mau kita terus dipecah belah," ucapnya.
Ketua Umum Partai Gerindra ini menyebut, saat ini masyarakat membutuhkan pimpinan elite yang bisa rukun bersatu dan bukan selalu mencari-cari kesalahan.
Karena, menurutnya semua tokoh pemimpin dipastikan mempunyai dan memiliki kesalahan. Sehingga, dirinya pun sempat ingin buka-bukaan.
"Pasti ada kesalahn, semua tokoh pemimpin pasti ada kesalahan, mau buka bukaan? Mau? Jangan. Karena kita ini kita ini ingin yang terbaik, ingin baik, rakyat buruh kedamaian, kerukunan ketenangan rakyat butuh pemimpinnya bekerjasama," ungkapnya.
"Kita terbuka, dan kita tidak, kita termasuk golongan sesuai ajaran ustad-ustad, guru kita diberi pelajaran oleh mereka yang besarkan kita. Seorang pejuang, seorang pendekar harus berani. Tapi tidak boleh benci dan tidak boleh dendam," pungkasnya.