Kurang makan, 3 atlet disabilitas Sumsel dilarikan ke rumah sakit
Pemda kurang mendukung para atlet ini, sehingga dana yang diberikan berkurang dan terpaksa jatah makan berkurang.
Lantaran kurang makan, tiga atlet disabilitas Sumsel yang mengikuti Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) di Jakabaring Sport City (JSC) Palembang harus dilarikan ke rumah sakit. Sementara kondisi puluhan atlet lain juga memprihatinkan.
Ketiga atlet tersebut Ilman Firmansyah dan Septian dari cabang atletik dengan diagnosa penyakit mag. Satu atlet lagi bernama Kiki dari cabang yang sama menjalani rawat jalan setelah sempat dirawat di rumah sakit. Kiki masih menjalani proses pemulihan di Wisma Atlet JSC Palembang.
Ketua National Paralympic Committee (NPC) Sumsel Ryan Yohwari mengungkapkan, para atlet tersebut merupakan kontingan Sumsel yang disiapkan untuk mengikuti perhelatan multi event olahraga akbar kaum disabilitas pada Pekan Paralympian Nasional (Peparnas) di Kota Kembang, Jawa Barat, Oktober 2016 mendatang. Ironisnya, selama pelatda berlangsung tak mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Sumsel.
"Kami lagi kesulitan dana, anggaran kecil belum cair juga. Akibatnya, atlet-atlet terbengkalai sehingga sampai masuk rumah sakit karena kurang makan," ungkap Ryan kepada merdeka.com, Jumat (26/8).
Menurut dia, kurang makan itu lantaran pemerintah hanya menganggarkan biaya makan bagi 70 porsi, sementara total atlet dan pelatih yang mengikuti pelatda berjumlah 104 orang. Padahal, seluruh atlet harus berlatih setiap hari sehingga memerlukan asupan yang cukup.
"Biar semuanya bisa makan, terpaksa kami mengurangi porsi, bagi-bagi dengan yang lain. Akhirnya porsi makan kami berkurang, tak seimbang dengan jadwal latihan setiap hari," ujarnya.
Pria yang pernah menjadi juara dunia bulutangkis disabilitas tahun 2011 itu menambahkan, kontingennya juga berjuang dengan bendera Sumsel pada Peparnas Oktober nanti. Bahkan, secara prestasi atlet disabilitas tak diragukan lagi dengan bukti bahwa atlet disabilitas mampu hingga ke level olimpiade atas nama Jendy Pangabean.
"Kami berharap pemerintah bisa iba. Karena status NPC dengan KONI sudah disamakan oleh Menpora sejak Maret 2015 lalu. Kami berprestasi untuk Sumsel juga, tapi ternyata seperti tak diperhatikan," kata dia.
"Sekarang kami terpaksa bertahan saja meski kondisi kami sekarang memprihatinkan, bisa-bisa masuk rumah sakit lagi," tutupnya.