Lapak digusur, pedagang Pasar Santa geruduk balai kota
Mereka protes tidak mendapatkan relokasi perdagangan setelah tempat berjualan mereka digusur beberapa hari yang lalu.
Belasan pedagang kaki lima (PKL) dari Pasar Santa, Blok M, Jakarta Selatan, menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Gubernur DKI Jakarta. Mereka menuntut adanya kesetaraan hak pedagang kecil dari pemerintah.
Menurut Koordinator Advokasi dari Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia (PBHHAM) Arimo Manurung, mereka tidak mendapatkan relokasi perdagangan setelah tempat berjualan mereka digusur beberapa hari yang lalu. Padahal, mereka sudah berjualan puluhan tahun di sana.
"Mereka hanya diberi waktu dua kali 24 jam untuk membereskan barang dagangan. Setelah itu digusur, tanpa diberikan tempat dagang pengganti yang layak," ujar Arimo, Jumat (13/2).
Menurut mereka penggusuran dilakukan karena kerap terjadi kemacetan di sekitar Pasar Santa. Namun, mereka berkilah kalau kemacetan tersebut bukan terjadi karena lahan perdagangan, melainkan dari mobil-mobil pengunjung dan pemilik kafe yang melakukan parkir liar di sekitar Pasar Santa.
"Ya gimana tidak macet. Satu orang pengunjung, satu mobil. Belum lagi pedagang di atas pasti bawa mobil. Mending kalau udah belanja langsung pulang. Ini mereka jajan sambil ngobrol-ngobrol berjam-jam," kata Imah, salah satu PKL Pasar Santa yang sudah 20 tahun berjualan di sana.
Imah menambahkan, kebijakan tersebut seolah pemerintah lebih mementingkan pedagang kelas atas dari pada masyarakat yang sudah berjualan lama di sana. Namun sayangnya, mereka tidak dapat mengatakan langsung kepada Gubernur maupun Wakil Gubernur.
"Masalah ini akan dibicarakan lagi, karena kita belum sempat ketemu sama Pak Gubernur," tambah Arimo.