Layanan publik online Polres Banyuwangi bikin KemenPAN RB kepincut
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemanPAN RB) kepincut inovasi dilakukan Polres Banyuwangi dalam pelayanan publik. Dalam menyadarkan masyarakat dan anggotanya, mereka melakukan inovasi melalui sistem online.
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemanPAN RB) kepincut inovasi dilakukan Polres Banyuwangi dalam pelayanan publik. Dalam menyadarkan masyarakat dan anggotanya, mereka melakukan inovasi melalui sistem online.
Kapolres Banyuwangi, AKBP Budi Mulyanto menuturkan, inovasi miliknya, yakni change mindset, pelayanan publik berbasis online digital www.1clickresbanyuwangi.com, dan children centre.
"Ada tiga inovasi yang ditampilkan di sini. Inikan hasil seleksi yang dilakukan dari KemenPAN RB," kata Budi di sela acara Forum Replikasi Inovasi Pelayanan Publik 2016, di Kota Bandung, Rabu (26/10).
Pertama, kata Budi, inovasi change mindset. Dengan sistem baru diterapkan pada 2016 ini guna mengubah pola pikir petugas kepolisian dalam menindak para nelayan Banyuwangi memancing menggunakan bom ikan. Apalagi mayoritas mata pencarian masyarakat Banyuwangi adalah nelayan.
"Nah, polisi tangkap penjahat itu memang prestasi. Tapi prestasi sebenarnya adalah menyadarkan penjahat itu agar tidak melakukan perbuatannya lagi," ujarnya.
Dia juga khawatir keahlian nelayan dimanfaatkan banyak gerakan separatis. Karena pada dasarnya bom ikan tidak berbeda dengan bom rakitan pada umumnya. "Kita ubah pola pikir para nelayan dari pengebom menjadi jadi pemandu wisata, ahli selam dan pembudidaya terumbu karang," jelasnya.
Lanjut dia, dalam inovasi ini para nelayan bom ikan di Watudodol ditangkap dan tidak diproses hukum. Mereka justru diberikan pemahaman terlebih dahulu tentang dampak buruk bom ikan terhadap terumbu karang. Setelah itu mereka diajari menyelam dan dibina menjadi pemandu wisata bahari yang saat ini cukup terkenal di media sosial instagram dengan akun @bangsring_boat. "Sudah ada 50 mantan pengebom ikan masuk dalam komunitas pemandu wisata," ucapnya.
Pelayanan kedua, lanjut dia, situs pelayanan publik berbasis online digital www.1clickresbanyuwangi.com. Budi menjelaskan, dalam situs ini terdapat beberapa pelayanan, di antaranya e-Report untuk melaporkan segala macam kehilangan, e-SIM guna melakukan daftar antrean perpanjang SIM, e-BPKB bermanfaat pengecekan BPKB, e-SKCK untuk pembuatan SKCK online, serta live chat via aplikasi WhatsApp Samsat Banyuwangi dan Samsat Benculuk.
"Saya ingin menunjukkan kalau kepolisian itu bisa memangkas birokrasi. Kemudahan lewat IT memangkas ruang, jarak dan waktu," ujarnya.
Inovasi pelayanan publik terakhir adalah Banyuwangi Children Centre. Inovasi ini hadir mengingat tingginya kejahatan seksual dan eksploitasi seksual terhadap anak di Banyuwangi. Pada 2015 tercatat korban kejahatan seksual anak mencapai 102 kasus.
Menurutnya, dengan inovasi Banyuwangi Children Centre masalah terkait kejahatan seksual bisa cepat terselesaikan. Sehingga tidak perlu waktu berbulan-bulan karena tidak ada lagi birokrasi antar instansi Pemda dan kepolisian. "Cuma butuh waktu dua jam mendapatkan klarifikasi dari korban sebab sekarang korban sudah tidak malu melapor," ungkapnya.
Budi mengatakan, Inovasi ini berhasil menekan angka kejahatan dan pelecehan seksual di Banyuwangi. Setelah diluncurkan pada bulan Mei 2016 lalu, angka kejahatan dan pelecehan seksual di Banyuwangi menurun drastis hingga hanya 33 kasus sampai saat ini.