Lokasi Likuifaksi Gempa & Tsunami Palu Akan Dijadikan Tempat Wisata
Pemerintah telah menyiapkan hunian sementara (Huntara) sambil menunggu pembangunan hunian tetap (Huntap) bagi warga yang kehilangan rumah di sejumlah wilayah seperti Petobo dan Balaroa yang lokasinya sudah ditetapkan di Duyu dan Kelurahan Tondo.
Gempa dan tsunami yang melanda wilayah Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) dan sekitarnya meninggalkan sejumlah titik tak berpenghuni. Sebab, sudah tidak memungkinkan jika dijadikan permukiman penduduk.
Salah seorang anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tengah(Sulteng), Matindas J Rumambi mengatakan semua lokasi likuefaksi di Kota Palu dan Kabupaten Sigi akan dijadikan tempat wisata oleh pemerintah.
-
Kapan gempa dan tsunami Aceh yang menghancurkan Rumah Sakit Umum Meuraxa? Peristiwa gempa dan tsunami Aceh pada 2004 masih terus dikenang sampai saat ini.
-
Apa penyebab tsunami Storegga? Dipicu oleh tanah longsor besar di bawah air di lepas pantai Norwegia, peristiwa ini menyebabkan gelombang raksasa setinggi lebih dari 20 meter (65 kaki) menghantam Kepulauan Shetland, yang terletak di utara daratan Skotlandia.
-
Kapan pulau itu dihantam oleh tsunami? Hanya beberapa hari sebelum kejadian, kapal pesiar sudah ada di sana dan berada di pantai.
-
Kapan tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Apa yang menjadi saksi bisu dahsyatnya gelombang tsunami di Ulee Lheue? Tempat ini menjadi saksi bisu betapa dahsyatnya gelombang tsunami yang menerjang Kota Aceh.
-
Kapan Gunung Krakatau meletus dan menyebabkan tsunami dahsyat? Letusan dahsyat Gunung Krakatau terjadi pada 27 Agustus 1883.
"Karena itu tidak boleh lagi ada bangunan yang dibangun di lokasi ekslikuifaksi," katanya di Palu saat reses di salah satu kelurahan di ibu kota Provinsi Sulteng, Senin (11/2).
Matindas yang juga Sekretaris DPD PDI Perjuangan Provinsi Sulteng tersebut mengatakan, beberapa lokasi permukiman di Palu dan Kabupaten Sigi ditetapkan pemerintah sebagai lokasi yang tidak boleh lagi menjadi permukiman penduduk.
Pemerintah merencanakan lokasi-lokasi eks likuefaksi seperti di Balaroa, Petobo dan Jono Oge yang sebelum terjadinya gempabumi 7,4 SR pada 28 September 2018 padat penduduk, kini akan dijadikan lokasi wisata.
"Yang pasti tidak ada lagi bangunan rumah atau usaha apapun itu dibangun di lokasi likuefkasi," tegasnya.
Karena itu, Matindas meminta masyarakat untuk berharap, apalagi memaksakan diri untuk kembali membangun rumah di atas lokasi eks likuefaksi tersebut, sebab sudah tidak dibenarkan.
Pemerintah telah menyiapkan hunian sementara (Huntara) sambil menunggu pembangunan hunian tetap (Huntap) bagi warga yang kehilangan rumah di sejumlah wilayah seperti Petobo dan Balaroa yang lokasinya sudah ditetapkan di Duyu dan Kelurahan Tondo.
Dua lokasi itu, kata dia, akan dibangun permukiman tetap bagi korban likuefaksi untuk wilayah Kota Palu.
Begitu halnya dengan korban gempabumi dan likuefaksi di Jono Oge, Kecamatan Sigibiromaru dan Sibalaya, Kecamatan Tanambulava. Lokasi Huntap sudah disediakan pemerintah.
Matindas juga mengatakan pemulihan ekonomi empat bulan pasca bencana di Palu, Donggala, Sigi dan Parigi Moutong berjalan cukup cepat. Itu bisa dilihat dari mulai ramainya pusat-pusat perekonomian seperti pasar-pasar tradisional maupun modern, toko, swalayan, SPBU, terminal angkutan darat, bandara cukup ramai.
Begitu pula arus kendaraan bermotor yang lalu-lalang saban hari cukup padat. Bahkan saat pagi hari waktu kerja dan masuk sekolah di beberapa ruas jalan di Kota Palu terlihat macet.
"Ini menunjukan bahwa perekonomian masyarakat mulai pulih setelah sebelumnya porak-poranda diterjang gempabumi dan tsunami," katanya. Seperti diberitakan Antara.
Baca juga:
Anggota DPR Dorong Penghapusan Utang Debitur Korban Bencana Palu
Marak Pencurian Kabel Listrik di Palu, PLN Merugi Ratusan Juta Rupiah
DPR Minta Pemerintah Ringankan Tagihan Kredit Korban Bencana Gempa Palu
Usai Gempa Sulteng, Ribuan Pelaku Usaha Kehilangan Pekerjaan
Korban Gempa Sulteng Bangun Rumah dari Bekas Puing Bangunan
Bappenas Gandeng Jepang Percepat Pemulihan Bencana Sulteng