Luna, si kuda pacu kini jadi perpus bergerak di lereng Gunung Slamet
Luna, si kuda pacu kini jadi perpus bergerak di lereng Gunung Slamet. Di perpustakaan bergerak Kuda Pustaka saat ini, Ridwan merawat 9 kuda termasuk Luna. Lima diantaranya pemberian orang untuk mendukung kegiatan kuda pustaka. Salah satu kuda pemberian yakni kuda germanis jenis sandel.
Luna, kuda jenis bonsai yang menjadi ikon kuda pustaka di lereng timur gunung Slamet punya cerita menarik. Bagi Ridwan Sururi, pengelola perpus bergerak di dusun Brobahan desa Serang Kabupaten Purbalingga, kuda berbulu putih bercampur kecoklatan ini membawa keberuntungan tersendiri yakni energi sosial.
Pada mulanya Luna dirawat sebagai kuda pacuan. Tapi di punggung Luna justru bukan pelana yang membuat ia tersohor. Melainkan rak kayu berisi berbagai buku yang menyebarkan keaneragaman pengetahuan untuk warga pelosok desa.
Ridwan Sururi sembari memandikan Luna bercerita, awal mula kuda Luna dibeli seharga Rp 4,7 juta di Kabupaten Purworejo. Saat itu, Luna baru berusia 4 bulan dalam keadaan kurus dan rapuh. Luna ia rawat untuk kuda pacuan juga kuda wisata di kebun strawberry desa wisata Serang.
"Luna 3 kali menjuarai pacuan setingkat kabupaten. Saya sudah merawat luna selama 7 tahun," ujar Ridwan pada merdeka.com, Selasa (10/5).
Menurut Ridwan yang memang menyenangi kuda, Luna tergolong istimewa. Secara fisik, di dada Luna, terdapat user-user yang tergolong langka ada di kuda-kuda lain. Istilah Jawa, user-user itu merupakan simbol mbaureksa. "Luna ini membawa keberuntungan. Kata orang Jawa bisa mengangkat harkat pemiliknya," ungkap Ridwan.
Hal menarik lain, nama Luna sendiri diakui Ridwan diambil dari nama aktris Indonesia yakni Luna Maya. Penamaan ini spontan saja diberikan, ketika suatu kali ada pengunjung desa wisata Serang yang minta berkeliling kebun strawberry menunggang kuda.
"Mungkin karena Luna Maya saat itu lagi top-topnya ya. Spontan saja kok," imbuhnya.
Di perpustakaan bergerak Kuda Pustaka saat ini, Ridwan merawat 9 kuda termasuk Luna. Lima diantaranya pemberian orang untuk mendukung kegiatan kuda pustaka. Salah satu kuda pemberian yakni kuda germanis jenis sandel.
"Tapi memang yang sering diajak keliling kuda Luna. Karena kalau bukan Luna, sering banyak orang yang tanya. Mungkin karena sudah terbiasa lihat Luna. Jadi ikon kuda pustaka ya Luna," ungkapnya.