Madinah Masuki Musim Panas, Ini 5 Penyakit Ancam Jemaah Haji dan Cara Mencegahnya
Meski hujan mengguyur dalam beberapa hari terakhir, siklus musim di kota Madinah sudah memasuki musim panas. Suhu udara harian rata-rata mencapai 40 derajat Celcius.
Meski hujan mengguyur dalam beberapa hari terakhir, siklus musim di kotaMadinah sudah memasuki musim panas. Suhu udara harian rata-rata mencapai 40 derajat Celcius. Sejumlah penyakit bakal dialami jemaah haji.
Berbeda dengan di Tanah Air, kelembaban udara di Madinah lebih rendah. Kelembaban udara yang rendah ini mengakibatkan panas terasa menyengat namun tubuh tidak berkeringat. Padahal, berkeringat merupakan mekanisme untuk menstabilkan suhu tubuh.
-
Mengapa jumlah jemaah haji yang meninggal tahun 2023 lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya? Jumlah jemaah haji yang meninggal pada tahun 2023 ini jauh lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Solo menyebutkan jumlah jemaah haji asal Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang meninggal dunia dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun 2023 cukup tinggi dibanding tahun sebelumnya.
-
Kapan jemaah haji melempar jumrah? Prosesi ini dilakukan pada hari-hari tertentu dalam perjalanan haji.
-
Kapan jemaah haji tersebut diberangkatkan? Tapi, tadi dia sudah diberangkatkan bersama dengan jemaah haji Kloter 11 asal Maluku Utara,"
-
Siapa yang berangkat haji? Rezky Aditya merasa sangat bersyukur atas kesempatan yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa kepada dirinya dan istrinya, Citra Kirana, untuk dapat menunaikan ibadah haji tahun ini.
-
Apa itu haji? Haji sendiri merupakan salah satu rukun Islam yang bisa ditunaikan. Haji merupakan ibadah yang ditunaikan setelah syahadat, salat, zakat, dan puasa. Namun dalam syariatnya, menunaikan ibadah Haji dapat dilakukan apabila seorang muslim mampu melaksanakannya.
Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi dr M Imran menyampaikan jemaah haji asal Indonesia harus mewaspadai suhu panas di Madinah. Jemaah haji harus menyiapkan perlindungan tambahan agar tetap bisa beribadah dengan sempurna di tengah cuaca panas di Madinah.
"Jemaah harus waspadai cuaca panas di Madinah. Panas di Madinah akan terasa lebih menyengat namun tubuh tidak berkeringat," tutur dr. Imran.
Dia menjelaskan, sedikitnya ada lima penyakit yang sering muncul karena cuaca panas Madinah dan dialami oleh jemaah haji. Pertama, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Gejala yang sering muncul yaitu batuk. Udara kering Madinah dapat menyebabkan lapisan di dalam mulut dan hidung menjadi kering dan memicu terjadinya batuk.
Penyakit kedua adalah dehidrasi yang cukup serius. Kelembaban udara Madinah yang rendah, sering kali membuat jemaah haji tidak merasa haus saat beraktivitas di luar ruangan. Gejala yang sering dialami jemaah haji yang mengalami dehidrasi yaitu pusing.
Kondisi dehidrasi juga sangat berbahaya bagi jemaah lanjut usia, karena banyak lansia yang mengalami gangguan persepsi haus. Sensasi haus pada lansia sedikit lambat, maka saat lansia merasa haus artinya lansia tersebut dalam keadaan dehidrasi berat.
Akibat kondisi ini, jemaah haji disarankan setiap 1 jam harus minum air 250 ml dilakukan bertahap seperti sekali minum cukup dua atau tiga teguk air secara perlahan. Hal ini bisa mencegah tenggorokan kering sehingga tidak memicu batuk. Kebiasaan minum seperti ini juga bisa mencegah terjadinya dehidrasi.
Ketiga, heat exhaustion atau kelelahan karena panas. Aktivitas jemaah haji di Madinah adalah aktivitas fisik. Sebagian besar jalan kaki dari hotel menuju masjid Nabawi untuk menjalankan salat arbain.
"Dalam satu hari, jemaah akan berulang ke masjid Nabawi untuk menjalankan salat wajib. Jemaah berisiko mengalami kelelahan dan terpapar sinar matahari terik terutama di waktu zuhur dan ashar," kata dr Imran.
Jemaah haji juga akan lebih sering terpapar sinar matahari terik terutama di waktu salat zuhur dan ashar. Hal inilah yang memicu heat exhaustion. Gejala yang sering muncul dari kondisi ini yakni: pusing, kram otot, dan keringat dingin hingga pingsan.
Untuk mencegah terjadinya heat exhaustion, jemaah haji disarankan untuk menggunakan payung, membawa botol penyemprot air dan memakai masker terutama saat berkegiatan di luar hotel. Botol penyemprot dapat diisi air dingin untuk disemprotkan sebagai pengganti keringat untuk mendinginkan badan. Jemaah juga disarankan untuk menggunakan baju lengan panjang.
Keempat, adalah heat stroke yang merupakan tingkat lanjut dari heat exhaustion. Jika heat exhaustion tidak mendapatkan penanganan segera bisa jatuh ke kondisi heat stroke. Heat stroke adalah gangguan organ baik otak, jantung hingga ginjal karena suhu sehingga membuat seseorang mengalami kondisi seperti pasien stroke.
Pencegahan heat stroke sama halnya dengan heat exhaustion. Jika terjadi gejala heat exhaustion, segeralah menuju tempat yang teduh, kemudian basahi kepala dengan air. Jika tidak ditangani dengan benar maka kondisi heat stroke tidak dapat dihindari dan perlu dirujuk ke rumah sakit.
"Jika menemukan jemaah haji pingsan karena heat stroke maka jemaah tersebut harus dibawa ke tempat yang teduh dan basahi badannya dengan air dingin," ucap dr. Imran.
Yang terakhir namun paling sering dijumpai di Madinah yaitu kaki melepuh. Banyak jemaah haji Indonesia yang kehilangan alas kaki saat di masjid Nabawi.
Kemudian jemaah haji memaksakan diri untuk berjalan kaki tanpa alas kaki. Dengan suhu Madinah seperti saat ini, berjalan tanpa alas kaki sejauh minimal 10 meter, sudah bisa mengakibatkan kaki melepuh.
"Banyak jemaah kita yang masih membawa kebiasaan di tanah air yaitu meninggalkan sandal di depan masjid. Di Masjid Nabawai besar kemungkinan akan hilang karena banyaknya jemaah. Bisa juga jemaah keluar dari masjid dengan pintu yang berbeda sehingga tidak menemukan sandalnya," tutur dr. Imran.
Kondisi kaki melepuh ini memerlukan penanganan lebih lanjut dan bisa membuat ibadah terhambat.
"Jemaah dengan kaki melepuh bisa dirawat di KKHI selama kurang lebih 10 hari sehingga tertinggal rangkaian ibadahnya. Belum lagi jika pasien memiliki penyakit penyerta seperti diabetes melitus yang menyebabkan penyembuhan bisa mencapai 2 minggu," imbuh dr Imran.
Untuk mengatasi kaki melepuh, jemaah haji di imbau jemaah haji agar membawa kantung untuk tempat sandal saat hendak salat di Masjid Nabawi. Selama di dalam masjid sandal bisa disimpan di kantung dan dibawa sendiri-sendiri.
Jemaah disarankan untuk membawa sendiri sandalnya dan tidak menitipkan kepada temannya karena ada risiko terpisah dari rombongannya. Bila jemaah kehilangan sendal pada saat matahari masih terik, diimbau juga untuk tetap berada di masjid.
"Supaya tidak terjadi kasus kaki melepuh, sandal disimpan di dalam kantung dan dibawa masuk ke masjid. Jemaah harus membawa sendiri dan jangan dititipkan temannya karena ada kemungkinan untuk terpisah dari rombongan," ungkapnya.
Dengan melakukan pencegahan yang cukup, diharapkan jemaah haji dapat terhindar dari masalah kesehatan karena suhu panas dan beribadah dengan lancar. Jika jemaah haji memiliki masalah kesehatan, diimbau untuk segera berkonsultasi dengan tenaga Kesehatan di kloter masing-masing.
(mdk/bal)