Maju lagi, Airin tak khawatir digoyang isu korupsi
Meski suaminya terlibat kasus korupsi, namun Airin sudah kembali maju untuk mempertahankan jabatannya.
Wajah sedih Airin Rachmi Diany tidak lagi tampak sedih seperti saat bolak-balik mengunjungi suaminya, Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan, di tahanan KPK, pada 2013 silam.
Meski sang suami masih mendekam di penjara untuk menjalani vonis 7 tahun bui, ipar bekas Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, yang kini juga mendekam di jeruji, sepertinya sudah 'move on'.
Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) ini berniat kembali mencalonkan diri untuk periode 2015-2020 bersama wakilnya, Benyamin Davnie. Pasangan ini diusung oleh Partai Golkar, PKS, PKB, Nasdem, PAN, dan PPP.
Saat menggelar deklarasi di Universitas Terbuka Convention Centre (UTCC), Pondok Cabe, Kota Tangsel kemarin pagi, Airin yang tak henti-hentinya menyalami seluruh undangan yang hadir, sangat yakin masyarakat masih menginginkan dirinya untuk maju kembali karena bagian dari niatnya maju berdasarkan dorongan dari masyarakat Kota Tangsel.
"Kami optimis akan bisa menang lagi, karena masyarakat yang juga mendorong agar kami maju kembali," terang Airin.
Meski pernah bulak-balik diperiksa KPK sebagai saksi karena korupsi yang dilakukan suaminya terkait proyek alat kesehatan di Tangsel, Airin sangat yakin isu korupsi tak akan mengganjalnya.
Wanita cantik berjilbab ini menyatakan, apa yang tengah terjadi pada keluarga besar suaminya dan anak buahnya di Kota Tangsel merupakan sebuah cobaan dari Tuhan. Dia yakin Tuhan tidak akan memberikan cobaan yang berat melebihi kemampuan hamba-Nya.
"Setiap orang pasti menemui cobaan, dan setiap manusia tidak ada yang lepas dari kesalahan," ujar Airin.
Keyakinan Airin akan memenangi kembali pilkada karena dia mengklaim masyarakat di Tangsel mengetahui perubahan yang cukup signifikan jika dibandingkan pada 2010 lalu. "Kota Tangsel mengalami pembangunan yang cukup signifikan," klaimnya.
Selain Airin, setidaknya sudah ada dua anggota Dinasti Atut yang dipastikan maju kembali dalam pilkada di Banten. Di Kabupaten Serang, Ratu Tatu Chasanah (adik Atut) menjadi calon bupati. Sedangkan di Kabupaten Pandeglang, menantu Atut, Tanto W Arban maju sebagai kandidat calon wakil bupati.
Pengamat politik yang juga dosen UIN Syarif Hidayatullah, Wahyu Prasetyawan menilai, peluang Airin untuk kembali menang cukup besar. Sebagai incumbent, Airin dinilai punya modal yang kuat. Dengan jaringan birokrasi dari kepala dinas, camat, hingga lurah, Airin bisa saja memanfaatkan untuk kepentingannya di pilkada.
Menurut Wahyu, dalam pilkada, modal uang juga cukup besar. Apalagi, gabungan parpol yang mendukung sang calon belum tentu mengeluarkan uang, malah sang calon harus menyiapkan dana yang sangat besar untuk menggerakkan mesin partai. Hal inilah yang dimiliki Airin.
"Tetapi sesungguhnya, dalam pilkada, mesin partai sudah tidak efektif. Karena yang paling penting adalah persepsi pemilih terhadap calon pemimpinnya. Semua orang di Tangsel tentu punya persepsi terhadap Airin, tahu dia dari mana asalnya, suaminya terlibat kasus korupsi, dan sebagainya," jelas Wahyu saat dihubungi merdeka.com, Jumat pekan lalu.
Dalam pengamatannya, prestasi Airin selama memimpin Tangsel, biasa-biasa saja. Tidak ada terobosan yang menonjol dan masih banyak pekerjaan yang belum dituntaskan seperti infrastruktur jalan yang rusak dan kemacetan yang kian parah, termasuk pelayanan publik.
Dengan pemilih yang 70 persen terdiri kelas menengah yang notabene berpendidikan tinggi, sesungguhnya, isu pelayanan publik bisa menjadi jualan para penantang Airin. Namun, kata Wahyu, belum terlihat adanya gerakan kuat dari para calon pemilih untuk mendesak perubahan di Tangsel.
"Kalau di media sosial banyak, tapi sampai sekarang belum ada yang konkret," ujarnya.