Maju Pilgub Jatim, Gus Ipul dinilai masih lemah di problem solver
Empat tokoh NU diprediksi bakal maju di Pilgub Jatim. Gus Ipul di beberapa kesempatan mengaku tak akan maju dari jalur independen. Meski demikian, Gus Ipul sendiri belum menentukan bakal berlabuh ke partai mana.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul dipastikan maju di Pilgub 2018. Dia juga menempati urutan tertinggi soal opinion leader versi lembaga The Initiative Institute. Gus Ipul mencatat angka 33 persen.
Prosentasi opinion leader untuk Gus Ipul ini mengalahkan opinion leader Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa yang hanya 15 persen. Kemudian Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini 32 persen dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mencapai 11 persen.
Namun, kata CEO The Initiative Institute, Airlangga Pribadi, Gus Ipul lemah soal problem solver. "Pada kategori ini, kami memunculkan nama Khofifah, Risma dan Anas," kata Airlangga dalam diskusi bertema Kriteria Pemimpin Jawa Timur, Rabu (1/3).
Sementara Gus Ipul, lanjut dia, selama ini tidak berorientasi ke public values, bertindak pragmatis, inovatif, mengukur risiko dari suatu kebijakan. Ini karena Gus Ipul hanya menjadi bayang-bayang gubernur, terang Airlangga dalam diskusi bertema Kriteria Pemimpin Jawa Timur.
Persoalan lain, kata Airlangga, sampai saat ini Gus Ipul belum memiliki rumah partai yang akan mendorongnya maju di Pilgub Jawa Timur. Ini berbeda dengan Khofifah yang memiliki kedekatan dengan beberapa partai, salah satunya Partai NasDem.
"Khofifah juga menjadi salah satu tokoh penting yang mendukung kemenangan Jokowi di Pilpres 2014 lalu. Dia juga memiliki akar kuat pada basis-basis santri. Ini membuktikan kaki-kaki politik Khofifah sangat kuat," ungkap pria yang akrab disapa Angga ini.
Kemudian Risma, wali kota di Surabaya yang menjadi kader andalan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Pun begitu dengan Anas, yang memiliki basis partai yang siap mendorongnya maju.
Pengamat politik yang juga pengajar departemen politik Univeraitas Airlangga (Unair) Surabaya ini juga menyebut, empat tokoh dengan background Nahdliyin (NU) ini, sama-sama layak memimpin Jawa Timur.
Dari survei yang dilakukan The Initiative Institute selama enam bulan terakhir dengan menganalisa konten media, keempatnya sama-sama antikorupsi, anti politik uang dan berani melakukan kontrak politik (integritas).
Pada kategori solidarity maker, kata Airlangga, Gus Ipul juga memiliki nilai positif. Kemampuan Gus Ipul membangun social networking, mendorong partisipasi, dan mengambil inisiatif untuk menyelesaikan konflik cukup bagus.
Termasuk juga Khofifah juga memiliki tren positif di kategori solidarity maker. Berbeda dengan Risma dan Anas yang masih belum mampu menyelesaikan konflik dengan baik. "Satu contoh saat demo, buruh sampai menggelar aksi di rumah Risma. Ini jelas menunjukkan masih adanya nilai negatif untuk Risma," ucapnya.
Dari sisi political capital, Khofifah, Gus Ipul dan Risma masuk dalam kategori ini. Ketiganya memiliki basis politik maupun basis sosial dari organisasi keagamaan cukup kuat.