Makam keramat istri Prabu Siliwangi yang tak pernah sepi
Usia komplek makam Ratu Galuh ini jauh lebuh tua dari usia Kebun Raya Bogor.
Di tengah rimbunan pohon Kebun Raya Bogor terdapat makam yang dikeramatkan warga. Tapi tidak banyak yang mengetahuinya. Ini adalah makam Ratu Galuh Mangkualam, istri kedua dari Raja Pajajaran, Prabu Siliwangi.
Abdurahman, juru kunci makam mengatakan di sini tidak hanya ada makam kanjeng Ratu Galuh, tetapi ada dua makam lagi.
"Ada makam Mbah Jepra, panglima perang dari pasukan Prabu Siliwangi dan makam Mbah Baul, patih dari Prabu Siliwangi," ujarnya kepada merdeka.com, Sabtu (23/11).
Rahman sudah menjadi juru kunci selama 20 tahun di komplek makam tersebut. Dia menggantikan almarhum ayahnya, Haji Rahmat. Abdurahman mengatakan selama menjaga makam ini, tidak pernah seharipun orang absen untuk berziarah
"Makam keramat ini sering didatangi oleh pengunjung. Tujuan dari mereka pun bermacam–macam," terangnya.
Tidak ada syarat khusus untuk berziarah ke makam keramat ini. Cukup membersihkan diri dari najis dan berpakaian sopan siapa pun bisa mengirimkan doa di tempat ini. "Minimal wudhu dulu sebelum mendoakan kanjeng ratu," tambahnya.
Uti, salah satu warga yang berziarah mengatakan dirinya sudah sekitar lima tahun terakhir rajin datang ke makam Ratu Galuh Mangkualam. Dia rajin karena merasa mendapatkan berkah setelah berziarah.
"Saya satu bulan sekali ke sini. Dan biasanya ngajak keluarga juga," katanya.
Mengenai apa yang diminta ibu asal Leuwiliang, Bogor mengatakan, "Saya punya usaha dan alhamdulillah sekarang udah lancar. Dan saya semakin rajin ke sini,".
Selain melancarkan usaha, Uti menambahkan, ada juga beberapa orang yang meminta agar jodohnya dilancarkan. "Kalau susah jodoh bisa juga berdoa ke sini," tutupnya.
Uti menyebut, ziarah makam tersebut hanya sebagai perantara. Penentu dari segala hajatnya tetap kepada Allah SWT.
"Kalau minta mah tetap ke yang Di Atas yah, tapi mungkin ziarah itu perantara saja. Saya doakan kanjeng ratu dan mungkin beliau juga doakan saya. Bukan musrik ini mah," pungkasnya.
Abdurahman sendiri menyebut usia komplek makam Ratu Galuh ini jauh lebuh tua dari usia Kebun Raya Bogor. Tak heran banyak warga yang kemudian mengkeramatkan komplek makam ini.