Mantan Kapolri: Jumlah senjata perorangan Polri masih kekurangan
Mantan Kapolri Jenderal (Purn) Da'i Bachtiar melihat pengadaan 15 ribu pucuk senjata untuk Polri perlu dilakukan. Terlebih keselamatan anggota Bhayangkara kerap terancam dengan adanya aksi teroris.
Mantan Kapolri Jenderal (Purn) Da'i Bachtiar melihat pengadaan 15 ribu pucuk senjata untuk Polri perlu dilakukan. Terlebih keselamatan anggota Bhayangkara kerap terancam dengan adanya aksi teroris.
"Yang kita dengar sekarang bahwa banyak kekurangan dari polisi sekarang sehingga anak-anak jadi korban. Korban ditikam, untuk tidak bersenjata," ujarnya di The Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Selasa (26/9).
Da'i meminta program pembelian senjata ini tidak dipolemikan. "Artinya ya, saya rasa sampai sekarang jumlah senjata perorangan Polri masih kekurangan. Jadi wajar kalau pemerintah itu akan menambah jumlah senjata ini," tuturnya.
Saat masih menjabat, Da'i mengatakan, soal senjata ini juga dibutuhkan oleh anak buahnya. Setelah dievaluasi anggota Polri 270 ribu, namun yang pegang senjata hanya 100 ribu. Sampai-sampai anggota Polantas hanya terlihat membawa senjata.
Da'i lalu membawa soal ini ke rapat kabinet. Diusulan agar dilakukan pengadaan revolver sebanyak 170 ribu agar setiap anggota polisi satu senjata. Tetapi saat itu Pindad tak bisa membuat secara borongan.
"Saya memilih untuk tetap pembeliannya produksi dalam negeri. Tapi waktu itu Pindad belum mencukupi. Tapi secara bertahap 10 ribu dipenuhi oleh Pindad," tandasnya.
Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengaku institusinya memesan 5.000 pucuk senjata dari PT Pindad. Menurutnya, pembelian senjata tersebut merupakan bagian dari pengadaan 15 ribu pucuk senjata untuk mempersenjatai polisi.
Sekretaris Perusahaan PT Pindad Bayu A. Fiantori membenarkan soal pemesanan senjata oleh Polri. "Kapolri pernah memesan awal Juli, tapi sampai sekarang kontraknya belum ditindaklanjuti. Senjata jenis pendek non militer," tuturnya.