Megawati: Sumpah Pemuda dan Pancasila tak bisa dipisahkan
Pancasila sebagai jiwa, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, dan sekaligus tujuan Indonesia Merdeka.
Presiden ke lima RI Megawati Soekarnoputri menganggap seminar dan bedah buku 'Revolusi Pancasila' karya Yudi Latif sangatlah istimewa. Sebab acara tersebut dilaksanakan satu hari menjelang Peringatan Sumpah Pemuda.
"Bagi saya, Jiwa Sumpah Pemuda dan Pancasila memiliki tautan historis yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Sumpah Pemuda tidak hanya memberi visi kebangsaan. Sumpah pemuda adalah pondasi terpenting keseluruhan gagasan Indonesia Merdeka, yang diawali dengan komitmen satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa persatuan Indonesia. Komitmen dalam bentuk sumpah inilah yang menjadi energi penggerak kesadaran berbangsa," kata Megawati dalam pidatonya di JCC, Senayan, Jakarta, Selasa (27/10).
Megawati yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan itu menjelaskan, perwujudan dari jiwa Sumpah Pemuda ini nampak, ketika melalui Sidang Badan usaha Persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pancasila diterima secara aklamasi sebagai dasar negara. Pancasila sebagai jiwa, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, dan sekaligus tujuan Indonesia Merdeka.
"Bung Karno menggali Pancasila dari buminya Indonesia. Karena itulah Pancasila hadir sebagai falsafah hidup berbangsa dan bernegara. Dengan demikian jelaslah, bahwa Sumpah Pemuda dan Pancasila, merupakan satu tarikan napas perjuangan kemerdekaan Indonesia," jelas Megawati.
Lebih lanjut, Megawati menganggap Yudi Latif berbeda dengan intelektual kebanyakan. Dengan mata hatinya, Yudi Latif dinilainya mampu menelusuri kembali pemikiran terdalam para pendiri bangsa.
"Dia pun masuk, menyelami, dan merasakan, seluruh konsepsi ke-Indonesia-an yang dibangun di atas Pancasila. Keseluruhan konsepsi penyelenggaraan pemerintahan Negara dalam Undang-undang Dasar 1945 juga dikupas dengan sangat baik melalui Buku Negara Paripurna," ungkap Megawati.
"Tidak hanya itu, Saudara Yudi Latif menelusuri keseluruhan sumber mata air keteladanan para pendiri bangsa. Keseluruhan kerja kerasnya, bermuara pada satu kesimpulan bahwa Republik Indonesia ini dibangun oleh semangat cinta tanah air dan patriotisme yang menyala-nyala, suatu totalitas dedikasi hidup pada bangsa dan negara," tandasnya.