Melalui Rampak Sarinah, PDIP usulkan ke UNESCO kebaya jadi warisan budaya
Melalui Rampak Sarinah, PDIP usulkan ke UNESCO kebaya jadi warisan budaya. Mereka juga menandatangani janji perjuangan mengerakan perempuan nasionalis untuk mewujudkan keadilan sosial.
Sekretaris Badiklatpus DPP PDIP Eva Sundari mengatakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan pesan bahwa militansi perjuangan ideologis yang panjang akan mudah dijalani bila ikhlas dan gembira. Oleh karena itu, usai pendidikan kader khusus perempuan nasional, PDIP memperjuangkan Hari Kebaya Nasional dengan Rampak Sarinah.
"Rampak Sarinah memperjuangkan Hari Kebaya Nasional dan akan mengusulkan kebaya sebagai national heritage kepada UNESCO," Eva, Senin (12/3).
-
Kapan pantun ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO? Pada 17 Desember 2020, pantun telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO.
-
Mengapa kebaya dianggap sebagai simbol identitas budaya Indonesia? Kebaya juga menjadi simbol identitas budaya bagi masyarakat Indonesia.
-
Kapan pantun ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda? Pada 17 Desember 2020, pantun bahkan telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda.
-
Kenapa Museum Batik Pekalongan mendapat penghargaan dari UNESCO? Untuk pelestarian budaya batik, UNESCO secara khusus memberi sertifikat kepada Museum Batik Pekalongan dengan predikat Best Safeguarding Practices, yaitu sebagai institusi pelestari budaya batik dengan memberikan pelatihan membatik kepada masyarakat khususnya kalangan pelajar.
-
Apa itu kebaya? Sebagai masyarakat Indonesia, kamu mungkin sudah nggak asing lagi dengan penggunaan kebaya bagi perempuan dalam berbagai acara formal, seperti pernikahan, pesta, atau undangan resmi lainnya.
-
Kapan topi Al-Kalpak diakui sebagai warisan budaya oleh UNESCO? Al-Kalpak telah menjadi bagian dari warisan budaya Kyrgyzstan yang diakui secara internasional. Topi ini dijuluki sebagai "Masterpiece of Oral and Intangible Cultural Heritage of Humanity" oleh UNESCO pada tahun 2018, mengakui nilai budaya dan tradisionalnya yang penting bagi masyarakat Kyrgyzstan dan juga sebagai warisan manusia secara keseluruhan.
Mereka juga menandatangani janji perjuangan mengerakan perempuan nasionalis untuk mewujudkan keadilan sosial.
Sementara itu, Ketua Bidang Kesehatan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak PDIP, Sri Rahayu mengatakan, Rampak Sarinah memilih kebaya sebagai wujud atas amanah Trisakti ketiga yaitu berkepribadian dalam kebudayaan. Hasil riset menunjukkan bahwa sudah sejak dahulu kebaya adalah pakaian ibu-ibu berbagai suku di Nusantara.
"Gerakan Rampak Sarinah mendukung gagasan dan bekerjasama dengan komunitas perempuan lain untuk mengusulkan kepada pemerintah untuk menetapkan Hari Ibu tanggal 22 Desember sekaligus sebagai Hari Berkebaya Nasional. Penetapan Hari Berkebaya Nasional ini akan menjadi salah satu alasan untuk mengusulkan Kebaya sebagai warisan budaya nusantara Indonesia kepada UNESCO," katanya.
Selain itu, kata dia, Rampak Sarinah mengajak semua perempuan untuk membangun gerakan perempuan berdasar ideologi negara yaitu Pancasila. Sekaligus menjalankan tugas peradaban sebagai pendidik pertama dan pembentuk karakter nasionalis kepada anak-anak dan keluarga.
"Sebagaimana pesan Sukarno, perempuan harus mengatasi ketertinggalan mereka untuk menjadi sama kuat dengan laki-laki agar menjadi 2 sayap Garuda untuk terbang tinggi mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," tuturnya.
Usai pelatihan mereka pun goyang maumere dan jarang goyang. Semuanya enggunakan kebaya putih dan berkain Nusantara serta kerudung berwarna merah bagi yang muslim.
Baca juga:
Soal cawapres Jokowi, PDIP lirik sosok yang punya gagasan bangun ekonomi
Setelah MD3 resmi jadi Undang-Undang, DPR segera kirim surat Ke PDIP
Penjajakan PDIP dan Demokrat terganggu usai walkout Ferdinand Hutahaean?
PDIP minta Ketua Demokrat protes ke AHY, bukan walkout saat Jokowi pidato
PDIP minta SBY beri sanksi ketua Demokrat yang walkout saat Jokowi pidato