Mendikbud: Pendidikan Bencana Tak Masuk Daftar Pelajaran
Muhadjir mengatakan, untuk pengetahuan dapat disispkan ke beberapa mata pelajaran, seperti geografi, biologi, dan program penguatan pendidikan. Sementara untuk teknikal, lanjut dia, harus disampaikan oleh ahlinya yaitu Badan Nasional Penanggulagan Bencana (BNPB).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menegaskan pendidikan bencana tak masuk dalam daftar pelajaran. Kendati begitu, dia menyebut pendidikan bencana rencananya akan masuk dalam proses belajar mengajar.
"Saya tegaskan bahwa itu (pendidikan bencana) tidak akan menjadi mata pelajaran. Ini yang penting, karena kalau nanti tidak saya kunci dulu nanti ribut. Jadi tidak akan menjadi mata pelajaran tetapi menjadi bagian dari proses belajar mengajar di sekolah," kata Muhadjir di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (7/1).
-
Kapan Ipda Febryanti Mulyadi lahir? Inilah salah satu potret Febryanti Mulyadi, wanita kelahiran 4 Februari 2004, saat tidak berdinas.
-
Siapa Ipda Febryanti Mulyadi? Nama Ipda Febryanti Mulyadi sedang menjadi sorotan publik, setelah kehadirannya viral lewat sejumlah video di TikTok yang tayang ribuan kali. Wanita berhijab ini, salah satu polwan termuda lulusan Akademi Kepolisian (Akpol), telah menorehkan prestasi gemilang sebagai Kepala Unit Kejahatan & Tindak Kekerasan (Kanit Jatanras) di Polres Klaten.
-
Bagaimana Mahfud Md merespon pengumumannya sebagai cawapres? Usai diumumkan jadi cawapres mendampingi Ganjar Pranowo, Mahfud Md yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) itu menyampaikan terima kasih."Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden Joko Widodo yang telah memberi kesempatan kepada saya selama ini," kata Mahfud di DPP PDIP.
-
Kapan Ganjar-Mahfud berangkat ke MK? Pasangan nomor urut 03, Ganjar Pranowo-Mahfud MD menghadiri sidang putusan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi (MK) pada hari ini, Senin, (22/4).
-
Kapan Ridwan Kamil mencoblos? Hal itu ia sampaikan usai mencoblos surar suara di TPS 45, Jalan Gunung Kencana, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Rabu (14/2).
Menurut dia, ada tiga masalah kebencanaan yang harus ditanamkan kepada anak. Tiga hal tersebut antara lain, pengetahuan dan informasi, hal-hal yang bersifat teknikal, serta simulasi bencana.
"Ini tiga ini bisa kita lihat lebih cocok di mana," ucapnya.
Muhadjir mengatakan, untuk pengetahuan dapat disispkan ke beberapa mata pelajaran, seperti geografi, biologi, dan program penguatan pendidikan. Sementara untuk teknikal, lanjut dia, harus disampaikan oleh ahlinya yaitu Badan Nasional Penanggulagan Bencana (BNPB).
"Tidak mungkin guru. Guru nanti kalau harus guru nanti harus mentraining guru lagi, malah repot," ujar dia.
Untuk simulasi bencana, Muhadjir menuturkan dapat dimasukkan ke ekstakuliluler Pramuka. Kemudian, juga bisa masuk dalam Palang Merah Indonesia sehingga simulasi bencana dapat lebih efektif.
"Jadi nanti disitu lebih efektif jadi di dalam kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler. Jadi akan kita sebar, tidak jadi mata pelajaran," jelas dia.
Muhadjir menargetkan pada tahun ajaran baru pelaksanaan tiga bentuk edukasi tersebut dapat dilaksanakan di sekolah-sekolah. Saat ini, empat modul yang dapat digunakan oleh siswa.
"Sekrang kan empat modulnya sudah ada, sudah dari UNICEF ada dua modul, kemudian dari BNPB juga sudah ada. Anak bisa baca sendiri, bisa guru yang jelaskan, syukur-syukur nanti kita bisa bekerjasama dengan Korps Tim Relawan yang di beberapa daerah, kemudian tentu saja BNPB," pungkas Muhadjir.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta agar penanganan bencana terus diperkuat. Jokowi menyatakan pemerintah bersama DPR telah sepakat meningkatkan anggaran untuk melakukan edukasi dan mitigasi bencana alam.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga mengingatkan agar para pejabat setingkat menteri memberikan edukasi kebencanaan secara konsisten sejak dini. Pasalnya, Indonesia berada di wilayah cincin api yang rawan bencana alam
"Saya sudah minta agar edukasi kebencanaan ini betul-betul dikerjakan secara baik dan konsisten dilakukan sejak dini, masuk dalam muatan yang diajarkan dalam sistem pendidikan kita. Sehingga betul-betul kita siap dalam menghadapi," jelas Jokowi dalam sambutannya pada Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara Jakarta, Senin (7/1).
Reporter: Lizsa Egeham
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Gandeng Kemendes, Mendikbud Targetkan 20 Ribu PAUD Selesai Dibangun Tahun Ini
Mendikbud Akan Kaji Penerapan Pelajaran PMP
Mendikbud minta guru honorer tak usah persoalkan skema P3K
Mendikbud ke Menkominfo: Jangan hanya sekolah Joni dipasangi internet
Sebelum dicopot, kepsek TK muridnya pawai bercadar sudah diperingatkan Mendikbud
Mendikbud: Sistem zonasi sekolah cermin keadilan pendidikan
Mendikbud akan lacak video siswa sebut 2019 ganti presiden