Mengaku Nabi Isa, kejiwaan Gus Jari dipertanyakan
Soekarwo minta warganya tak terkecoh dengan orang-orang mengaku nabi.
Sepekan ini, masyarakat di Jawa Timur dihebohkan dengan pengakuan seorang warga Dusun Gempol, Desa Karangpakis, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, mengaku sebagai nabi. Orang mengaku mendapat wahyu dan mengklaim sebagai Isa Habibullah itu adalah Raden Aryo alias Gus Jari.
Hingga saat ini, pengikut sang nabi palsu berusia 40 tahun ini mencapai seratus orang. Terkait masalah itu, Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, angkat bicara. Dia meminta Gus Jari agar diperiksa kejiwaannya.
"Masalah kesehatan dan kejiwaan yang bersangkutan, harus segera diperiksakan. Bisa saja tubuhnya sehat, tapi jiwa dan psikologinya tidak (sehat)," kata Soekarwo usai Salat Jumat di masjid lingkungan Pemprov Jawa Timur, Jalan Pahlawan, Surabaya, Jumat (19/2).
Soekarwo meminta masyarakat tidak mudah terkecoh terhadap orang mengaku sebagai nabi. Sebab, dalam Islam jelas dikatakan nabi akhir zaman adalah Nabi Muhammad S.A.W. Jika ada orang yang mengaku nabi setelah Nabi Muhammad maka itu dianggap dusta.
"Jadi enggak usah dibesar-besarkan. Masyarakat juga jangan mudah percaya pada orang-orang yang mengaku-aku dan membawa nama agama. Jelas itu sesat," ucap pria akrab disapa Pakde Karwo.
Saat ini, dikatakan Soekarwo, pihak kepolisian di Jombang, pemerintah, beserta Forpimda (forum pimpinan daerah) setempat tengah menggelar rapat koordinasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, terkait klaim Gus Jari.
Gus Jari mengaku mendapat wahyu pada 2004. Saat itu, dia tengah belajar di pesantren di Desa Brangkal, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. Saat tahajud, pengasuh Pondok Kahuripan Ash-Shiroth ini mengaku mendapat bisikan.
"Pada waktu itu saya sedang salat malam. Ketika sujud, dada saya serasa ditekan, bersamaan dengan itu saya mendapatkan panggilan sebanyak tujuh kali dengan panggilan Yasiin. Dari situ saya mendapatkan petunjuk bahwa saya sebagai Isa Habibullah atau kekasih Allah," kata Gus Jari.
Dalam pengakuannya, Gus Jari mengklaim bisa berkomunikasi langsung dengan malaikat dan Allah S.W.T. Tak hanya itu, dalam isi wahyu dia terima, dia harus meluruskan ajaran atau tafsiran menurutnya belum tepat alias melenceng. Meski begitu, dia tidak menjelaskan seperti apa ajaran agama Islam melenceng menurut keyakinannya.
"Dalam wahyu yang saya terima, akan datang tanda akhir zaman yang perlu pelurusan syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat," ucap Jari.
Pada ornamen masjid miliknya, terdapat batu diyakini sebagai Nur Muhammad atau cahaya nabi. Ada juga gambar tokoh pewayangan seperti Mbah Semar dan Wisanggeni di kaca luar masjid. Sedangkan di dalam kubah, terdapat gunung-gunungan wayang.
Penyelenggara Syariah Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Jombang, Ilham Rochim, mengaku sudah mendapatkan kabar itu. Namu menurut dia ada sesuatu yang janggal. Bahkan ajaran Gus Jari juga sudah dipantau.
Ajaran melenceng itu, dikatakan Ilham, seperti pengakuan mendapat wahyu dari Tuhan, pengucapan dua kalimat syahadat yang beda. Yaitu menambahkan kalimat Wal Isa Habibulloh di belakang dua kalimat syahadat dalam Islam. Sehingga menjadi Asyhadu an Laa Ilaaha Illallah wa Asyhadu Anna Muhammadur Rasuulullah Wal Isa Habibulloh.