Mengintip Istana Batu Tulis Bogor, asing di tengah Kota Bogor
Dalam kaburnya cerita sejarah, Istana Batu Tulis menyimpan banyak misteri yang sulit terungkap.
Berbicara mengenai Istana Batu Tulis Bogor, ingatan kita akan kembali pada Maret 2014 lalu. Saat itu keharmonisan hubungan yang tak lagi terjalin antara dengan Megawati , karena perihal pencalonan Jokowi sebagai presiden yang diusung oleh PDIP . Megawati disebut Prabowo telah mengingkari perjanjian yang dibuat bersama di Istana Batu Tulis.
Namun, siapapun sebagai penyuka sejarah atau beberapa orang yang concern terhadap sejarah, Istana Batu Tulis jauh lebih menarik dibahas ketimbang menggunjingkan perjanjian politisi tersebut. Sebab, keberadaan Istana Batu Tulis tak bisa dilepaskan dengan sosok presiden pertama RI ini, Soekarno .
Sama seperti Soekarno yang meninggalkan sisi misterius dalam catatan sejarah mengenai kepribadiannya, Istana batu tulis sebagai tempat peristirahatan yang sangat dicintainya, memiliki cerita misterius sendiri.
Sekilas, memasuki jalan Batu Tulis Bogor, tak ada yang mengira di atas lahan seluas 3,8 hektare di sepanjang jalan tersebut, yang dikelilingi oleh tembok bercat putih dan pagar hitam yang jarang-jarang, berdiri sebuah bangunan kokoh yang dikenal dengan sebutan Istana Batu tulis.
Sebab dari luar pagar, yang mencolok justru rindang pepohonan yang mengelilingi area tersebut. Saat melongok lebih dekat di balik pagar hitam, yang terlihat pos penjagaan, pendopo dan luasnya lahan dengan aneka bunga dan rupa-rupa tumbuhan serta kolam. Tentu selain bangunan Istana yang menjorok lebih dalam, tak ada yang tahu ada apa di dalam istana tersebut. Tak banyak yang tahu isi di Istana tersebut selain cerita lokasi tersebut dulunya adalah tempat peristirahatan sang proklamator bangsa ini di akhir jabatannya.
Semisterius yang pernah mendiaminya, sosok Bung Karno, Istana ini terlihat 'asing' di tengah riuh pikuk aktivitas warga di hadapannya. Riuhnya anak-anak Sekolah Dasar 02 Batu Tulis yang berada di seberang Istana, banyaknya penjaja makanan gerobak, dan lalu lalangnya kendaraan yang melintasi jalanan tersebut seakan tak peduli dengan kehadiran Istana tersebut.
Mengayunkan kaki di trotoar depan Istana akan menyimpan pertanyaan sendiri di tengah ketidakpedulian orang-orang di sekitar. Rasa penasaran membuat kepala akan celingak-celinguk menatap isi di balik pagar yang tertutup rapat, memandang penjagaan yang terlihat kosong.
Dedi Sasmita, Satpam sekolah SD 02 Batu Tulis yang tiap hari berpatroli menyeberangkan siswa di depan Istana tersebut menyebutkan bahwa Istana yang memiliki nama Hing Puri Bima Cakti itu kini tidak untuk umum dan sangat tertutup rapat.
"Kan udah milik pribadi, nggak ada yang bisa masuk sana," ujarnya kepada merdeka.com Senin (19/5). "Ketat peraturannya, di dalam banyak penjagaan."
Lebih lanjut dia menjelaskan, tak banyak yang diketahuinya mengenai sejarah Istana tersebut. Selain pernah sebagai tempat peristirahatan Bung Karno, dia menerangkan, bahwa cerita sejarah mengenai Batu Tulis bisa didapati dari orang-orang tua dahulu yang sayangnya sudah meninggal.
"Kalaupun ada yang tahu ada tuh Pak Udin, penjaga lama di Istana itu, tapi dia sulit ditemui. Jam segini kerjalah dia," ujarnya melanjutkan.
Dulunya, sebelum meninggal, sosok karismatik yang belum terkalahkan yang dimiliki Indonesia itu menginginkan untuk dimakamkan di Istana tersebut, namun orde baru yang saat itu berkuasa tidak menyetujuinya. Atas nama pemerintahan orde baru yang mengeluarkan Keppres RI Nomor 44 Tahun 1970 yang memilih Kota Blitar, Jawa Timur, sebagai tempat pemakaman Bung Karno.
Sebelum menjadi milik pribadi, menurut Dedi, waktu dia kecil, Istana masih boleh dimasuki warga sekitar. Dirinya pun mengaku sering bermain di halaman dan mandi di kolam Istana.
"Kalau ini masih terlihat enak, masih bisa dilihat. Dulu temboknya tinggi-tinggi, nggak bisa kelihatan. Tapi untungnya masih bisa masuk," cerita Dedi.
Diakuinya, saat zaman orde baru, Istana Batu Tulis masih milik pemerintah dan masih dibuka untuk umum, namun saat zaman Abdurrahman Wahid atau Gus Dur , Istana Batu Tulis diserahkan kepada keluarga Soekarno .
Sejak itulah, Istana Batu Tulis tak lagi dibuka untuk umum dan penjagaan terhadap Istana pun terlihat sangat ketat, meski jarang ditemui penjaga pos di depan pagar.
Ujang, penjual es podeng yang sehari-hari berjualan di seberang Istana menjelaskan bahwa saking misteriusnya bangunan Istana tersebut, dia tidak tahu apa yang ada di balik terpal yang terletak di padepokan di dalam Istana.
"Katanya sih mobil, tapi sampai sekarang bentuk mobilnya seperti apa tidak tahu. Terpalnya tidak pernah dibuka," ceritanya yang juga menyebutkan bahwa mobil itu menurut orang-orang tua dahulu adalah punya Bung karno.
Neneng warga yang tinggal tak jauh dari pemandian air fulus Batu Tulis, sebuah tempat pemandian yang dulunya sering digunakan Bung Karno, menjelaskan bahwa semasa dia kecil, dia pernah main ke dalam istana.
"Biasalah ada kamar-kamar, ada kolam, ada ruang bawah tanah juga," cerita Neneng.
Dari beberapa literatur sejarah Kota Bogor menyebutkan, bahwa pembangunan Istana ada kaitannya dengan Gunung Salak. Saat terjadinya letusan gunung salam di awal tahun 1699, Belanda mengirim Van Riebeeck vulkanologi untuk melakukan penelitian dampak letusan.
Sebuah catatan tahun 1702 menggambarkan dataran tinggi antara Batavia dengan Cisadane di belakang bekas keraton raja-raja yang disebut Pakuan, berubah menjadi lapangan luas dan terbuka tanpa pepohonan sama sekali.
Sedemikian dahsyatnya letusan Gunung Salak, sehingga aliran Ciliwung dekat muaranya tersumbat sepanjang beberapa ratus meter akibat tertutup lumpur letusan Gunung. Tidak ada berita mengenai nasib penduduk sepanjang aliran Ciliwung waktu itu.
Namun demikian, pada 1701 penduduk Kampung Baru diceritakan masih dapat mengantar Ram & Coops ahli vulkanologi Belanda itu. Ini berarti letusan Gunung Salak tidak sampai memusnahkan penduduk Bogor. Sayang Abraham van Riebeeck tidak membuat catatan apa-apa mengenai akibat letusan itu.
Tetapi, untuk menunjukkan bahwa kehidupan penduduk masih ada di Bogor, Van Riebeeck mendirikan Istana Batu Tulis. Pendirian itu sekaligus sebagai tanda bahwa Gunung Salak tidak menakutkan lagi. Istana yang dibangun tahun 1704 oleh Van Riebeeck selanjutnya menjadi pondok peristirahatan Soekarno , Istana Batu Tulis.
Istana Batu Tulis, dalam keterasingan di tengah riuh kendaraan yang lalu lalang, dalam individualis tanpa ada interaksi dengan penduduk sekitar. Dalam kaburnya cerita sejarah, Istana Batu Tulis menyimpan banyak misteri yang sulit terungkap. Hal itu sama dengan sosok yang pernah mendiaminya, Soekarno . Seorang Proklamator, Presiden pertama RI, dan sosok pemimpin karismatik yang pernah dimiliki Indonesia.
Baca juga:
Ini fosil dinosaurus terbesar yang ditemukan di Argentina
Kisah mistis di Prasasti dan Istana Batu Tulis Bogor
Aksi pencarian fosil manusia pertama Amerika di gua bawah laut
Penemuan makam jenderal besar zaman Firaun di Saqqara
7 Pemukiman kuno yang dibangun dengan 'memahat' bukit
-
Apa saja tempat wisata populer di Surabaya yang bisa dikunjungi untuk merasakan sejarah kota? Tempat wisata di Surabaya yang menyajikan bangunan yang ikonik dan bersejarah adalah kawasan kota tua. Wisata kota tua ini menjadi saksi sejarah perjuangan muda-mudi dalam merebut kemerdekaan.Meskipun bangunan di Kota Tua sudah kuno dan berumur, bangunan ini masih memancarkan kemegahannya yang karismatik.
-
Dimana tempat wisata yang cocok untuk belajar sejarah budaya? Kawasan ini memiliki daya tarik yang unik, memadukan suasana kolonial masa lalu dengan unsur modern.
-
Dimana tempat wisata sejarah di Jakarta yang memiliki penjara bawah tanah? Menariknya, di bawah museum fatahilah ini terdapat berbagai penjara bawah tanah yang bisa kamu kunjungi dan dapat merasakan bagaimana di dalam penjara tersebut.
-
Apa yang ditemukan di situs sejarah di Desa Ngloram? Di tengah situs itu terdapat tumpukan batu yang berundak. Di sana terdapat makam yang tak diketahui pemiliknya. Di bawahnya terdapat tumpukan bata yang membatasi punden dengan bidang kosong. Di sebelah kiri agak ke bawah terdapat gundukan bata yang disebut dengan Punden Ngloram.
-
Apa saja tempat wisata di Banda Aceh yang terkenal dengan sejarahnya? Banda Aceh menyimpan khazanah budaya, monumen, tempat-tempat bersejarah, dan makam raja-raja seperti makan Sultan Iskandar Muda dan makam Syekh Abdurrauf Syiah Kuala.
-
Bagaimana sejarah Museum di Puro Mangkunegaran? Museum ini terletak tak jauh dari Balai Kota Solo, berdasarkan sejarahnya, museum ini sudah dibangun sejak tahun 1867 dan dulunya digunakan sebagai kantor untuk De Javasche Bank Agentschap Soerakarta.