Mengupas Strategi Gibran Pakai Istilah Asing di Debat Cawapres, Ingin Bangun Impresi?
Dengan gayanya yang meyakinkan, intonasi nada bicara dan ritme yang diatur, Gibran mengesankan dirinya menguasai materi
Gibran menjadi sorotan usai menggunakan istilah asing ketika bertanya kepada cawapres lain, saat debat lalu
- Gibran Mainkan Gimik, Timnas AMIN: Ini Debat Cawapres, Bukan Ecek-Ecek
- Gibran Mainkan Gimik di Debat Keempat, Cak Imin: Gak Ada Artinya, Silakan Masyarakat Menilai
- Gibran Pakai Singkatan di Debat Cawapres, Eks Tim Debat Jokowi Ungkap Strategi Serupa Saat Pilpres 2014
- Debat Cawapres: Cak Imin Tak Tahu Soal SGIE, Gibran Sindir 'Maaf Pertanyaannya Agak Sulit Gus'
Mengupas Strategi Gibran Pakai Istilah Asing di Debat Cawapres, Ingin Bangun Impresi?
Calon wakil presiden nomor urut 02, Gibran Rakabuming Raka menjadi sorotan dalam debat cawapres, pada Jumat (22/12), lantaran menggunakan istilah asing ketika bertanya kepada cawapres lain.
Salah satu istilah yang menjadi perhatian publik, ketika Gibran bertanya kepada cawapres nomor urut 01, Muhaimin Iskandar tentang State of Global Islamic Economy (SGIE).
Pengamat Komunikasi Politik dari Pusat Kajian Pembangunan Daerah (PKPD), Wahyuningsih Subekti mengatakan ada dua hal yang bisa dicermati dari Gibran di debat cawapres, yakni terkait penampilan dan penggunaan kata-kata, serta istilah asing.
Terkait penampilan, Wahyuningsih menilai Gibran dalam situasi over confidence. Ia berusaha tampak menguasai bidang yang ditanyakan oleh panelis walaupun jawaban yang disampaikan meskipun sebenarnya tidak menjawab pertanyaan
Dengan gayanya yang meyakinkan, intonasi nada bicara dan ritme yang diatur, Gibran mengesankan dirinya menguasai materi tersebut.
“Tetapi faktanya tidak menyimak apa isi pesan dari pertanyaan panelis. Bahkan pertanyaan yang dilontarkan kepada cawapres lainnya, pada sesi 3, cenderung tidak berada dalam koridor tema sesuai arahan dari moderator acara debat,” ujar Wahyuningsih dalam keterangan resmi, Senin (25/12).
Pada saat debat, Gibran menggunakan istilah yang tidak umum didengar, misalnya, Carbon Capture and Storage dan SGIE. Menurutnya, yang harus diperhatikan sebenarnya pemilihan kata-kata yang mudah dimengerti oleh masyarakat Indonesia pada umumnya, bukan hanya sekelompok elite dan akademisi saja.
Pemberian narasi awal sebelum masuk ke dalam pertanyaan juga dapat mempermudah masyarakat untuk memahami apa yang hendak dipertanyakan, bukan langsung ke pertanyaan dan menggunakan kata-kata atau istilah asing.
“Sehingga yang memang dibutuhkan dari seorang pemimpin untuk masa yang akan datang antara lain adalah menjadi active listener, mendengarkan secara seksama pesan yang disampaikan oleh lawan bicara, memahami secara dalam apa yang menjadi pokok permasalahan dan memberikan jawaban-jawaban yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi,”
kata Wahyuningsih.
Wahyuningsih menambahkan memiliki keahlian sebagai Code Switcher, memahami cara memilih istilah atau kata-kata yang tepat untuk disampaikan kepada lawan bicaranya dalam konteks apa juga sangat penting sehingga tidak terkesan menguji dan menjatuhkan lawan bicaranya.
“Pemimpin di masa yang akan datang tidak hanya mengedepankan Impression Building. Membangun kesan yang baik didepan audience, terutama generasi Z yang sangat men’Dewa’kan istilah-istilah asing, sehingga dianggap ia pintar,” ujarnya.
Sebelumnya, Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka menskakmat Gus Muhaimin Iskandar ketika bertanya tentang SGIE. Awalnya, Gibran menanyakan kepada Cak Imin soal langkah Cak Imin untuk menaikkan peringkat Indonesia di SGIE.
Ketika waktunya menjawab, Cak Imin tampak bingung. Cak Imin mengaku tidak tahu arti dari istilah SGIE. Cak Imin pun menyerahkan kembali waktu berbicara kepada Gibran.
"Terus terang, SGIE itu saya enggak paham. SGIE itu apa? Saya tidak pernah mendengar istilah SGIE," kata Cak Imin debat Cawapres di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (22/12).
Lalu, Gibran menjelaskan bahwa SGIE adalah akronim dari State of the Global Islamic Economy. Dia menjelaskan Indonesia kini berada di urutan 10 SGIE.
"Gus kita kan sedang fokus mengembangkan ekonomi syariah, keuangan syariah otomatis kita harus mengerti juga istilah SGIE. SGIE itu adalah State of the Global Islamic Economy. Misalnya sekarang kita 10 besar adalah makanan halal kita, skincare halal kita, fashion kita itu yang saya maksud gus. Mohon maaf kalau pertanyaannya agak sulit ya gus. Terima kasih," ujar Gibran tersenyum.