Gibran Dituding Tiru Strategi Jokowi Saat Debat, TKN: Pihak yang Kalah Mencari-cari Alasan
TKN menyebut, semua pihak memiliki strategi masing-masing dalam kontestasi Pilpres 2024.
TKN Prabowo-Gibran meminta pihak lawan tak mencari-cari kesalahan untuk menjustifikasi kekalahannya.
Gibran Dituding Tiru Strategi Jokowi Saat Debat, TKN: Pihak yang Kalah Mencari-cari Alasan
Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka dituding menggunakan strategi debat yang sama dengan ayahnya Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Merespons itu, Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran meminta pihak lawan tak mencari-cari kesalahan untuk menjustifikasi kekalahannya.
"Sebagai orang muda, kami bangga melihat aksi Mas Gibran yang sangat luar biasa saat debat cawapres. Namun, seperti yang seringkali terjadi, pihak yang kalah justru mencari-cari alasan untuk menjustifikasi kekalahannya," ujar Komandan TKN Fanta Prabowo-Gibran Arief Rosyid Hasan kepada wartawan, Selasa (26/12).
Menurutnya, semua pihak memiliki strategi masing-masing dalam kontestasi Pilpres 2024. Sehingga, menjadi wajar jika Gibran punya strategi tersendiri saat debat.
"Kami menyadari bahwa dalam kontestasi Pilpres harus ada strategi yang dilakukan setiap paslon. Jadi wajar semua pihak, termasuk Mas Gibran memiliki strategi saat debat cawapres," ujarnya.
Arief mengatakan, isu Carbon Capture and Storage (CCS) serta State of Global Islamic Economy (SGIE) adalah isu ekonomi yang menyimpan potensi ekonomi.
Yaitu terdapat potensi ekonomi karbon yang mencapai Rp8.000 triliun dan potensi ekonomi syariah diprediksi mencapai Rp4.000 triliun.
"Sehingga kalau cawapresnya tak mengerti, bagaimana bisa mewujudkan Indonesia menjadi negara maju,"
kata Arief Rosyid.
merdeka.com
Menurutnya, Gibran adalah lokomotif dari gerbong besar generasi muda. Dia mengatakan, pikiran dan tindakan Gibran di luar kebiasaan atau out of the box.
"Sehingga ini menjadi sesuatu yang harus kita perjuangkan bersama," tutur Arief Rosyid.
Penampilan Gibran Rakabuming Raka dalam debat Cawapres menarik perhatian publik. Gibran sebelumnya diragukan ketika melawan kompetitor sekaliber Mahfud MD hingga Cak Imin.
Sejumlah pihak menyoroti strategi Gibran dalam debat cawapres kemarin. Tidak sedikit yang menganggap Gibran menjiplak gaya ayahnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) memakai istilah-istilah asing ketika melawan Prabowo di Pilpres 2014 dan 2019 lalu.
Strategi itu kini dipakai Gibran menskakmat Cak Imin ketika bertanya tentang SGIE. Awalnya, Gibran menanyakan kepada Cak Imin soal langkah Cak Imin untuk menaikkan peringkat Indonesia di SGIE.
Ketika waktunya menjawab, Cak Imin tampak bingung. Cak Imin mengaku tidak tahu arti dari istilah SGIE. Cak Imin pun menyerahkan kembali waktu berbicara kepada Gibran.
"Terus terang, SGIE itu saya enggak paham. SGIE itu apa? Saya tidak pernah mendengar istilah SGIE,"
kata Cak Imin debat Cawapres di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (22/12).
merdeka.com
Lalu, Gibran menjelaskan bahwa SGIE adalah akronim dari State of the Global Islamic Economy. Dia menjelaskan Indonesia kini berada di urutan 10 SGIE.
Gibran lantas meminta maaf sekaligus menyindir Cak Imin bahwa pertanyaan yang disampaikan terlalu sulit.
"Gus kita kan sedang fokus mengembangkan ekonomi syariah, keuangan syariah otomatis kita harus mengerti juga istilah SGIE. SGIE itu adalah State of the Global Islamic Economy. Misalnya sekarang kita 10 besar adalah makanan halal kita, skincare halal kita, fashion kita itu yang saya maksud gus. Mohon maaf kalau pertanyaannya agak sulit ya gus. Terima kasih," ujar Gibran tersenyum.
Deputi Politik 5.0 Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto yang juga mantan tim pemenangan Presiden Joko Widodo pada Pilpres 2014 mengungkap, Gibran menggunakan strategi debat yang sama dengan ayahnya.
Jokowi pada 2014 juga menggunakan istilah dan singkatan untuk bertanya kepada Prabowo Subianto pada debat capres. Andi mengatakan, strategi itu sempat membuat trauma karena harus menyiapkan strategi bertahan pada debat berikutnya.
"Dulu teknik itu dipakai Pak Jokowi memang di debat. Itu membuat kami timnya trauma sebetulnya ketika teknik itu dipakai Pak Jokowi,"
katanya di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta, Sabtu (23/12).
merdeka.com
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menambahkan, gaya dan strategi debat Gibran sama dengan Jokowi saat melawan Prabowo di Pilpres 2014.
"Sebenarnya kalau mau melihat niat baik, tidak ada question trap, itu sebenarnya bisa dijelaskan di depan tentang singkatan-singkatan seperti itu," kata Hasto, saat diwawancarai, usai debat di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (22/12).
"Tapi, ini kan suatu pengulangan dari apa yang dilakukan Pak Jokowi pada tahun 2014 ke Pak Prabowo dan Hatta," sambung dia.
Jokowi buat Prabowo bingung saat debat dengan melempar pertanyaan singkatan. Kala itu, Jokowi bertanya tentang TPID.
"Saya ingin bertanya, bagaimana cara meningkatkan peran peran TPID?," tanya Jokowi saat debat Pilpres 2014.
Pertanyaan Jokowi ini ternyata sempat membuat bingung Prabowo karena tidak tahu singkatan TPID.
"Singkatan TPID itu apa?" tanya Prabowo.
Jokowi lantas menjelaskan singkatan TPID. "TPID adalah Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah," kata Jokowi.
Kejadian serupa juga terjadi pada debat Pilpres 2019. Lagi-lagi Jokowi yang pada saat itu berduel dengan Prabowo melempar pertanyaan yang membuat Prabowo bingung.
Saat itu, Jokowi mengajukan pertanyaan kepada Prabowo mengenai insfrastruktur apa yang akan dibangun untuk dukungan membangun unicorn di Indonesia.
Namun usai menanyakan hal itu, nampaknya kurang dipahami oleh Prabowo mengenai maksud Jokowi. "Unicorn, apa yang dimaksud unicorn?" tanya balik Prabowo.
"Apa itu unicorn, yang online-online itu?"
tanya Prabowo.
merdeka.com
Jokowi saat itu hanya mengangguk-anggukan kepalanya.
Meski tak begitu paham, namun Prabowo tetap menanggapi pertanyaan Jokowi tersebut.
Prabowo pun menjelaskan, mereka perlu difasilitasi dan mengurangi regulasi karena mereka sedang giat giatnya berkembang.