Gibran Gunakan Istilah Sulit Seperti Jokowi di Pilpres 2019, Ini Tanggapan TPN Ganjar-Mahfud
Dalam debat, Gibran sempat bertanya ke Mahfud Md seputar regulasi penyimpanan dan penangkapan karbon, atau Carbon Capture Storage (CCS).
Menurut Patria, teknik debat bisa dipelajari semua orang.
Gibran Gunakan Istilah Sulit Seperti Jokowi di Pilpres 2019, Ini Tanggapan TPN Ganjar-Mahfud
Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka menggunakan istilah sulit saat melontarkan pertanyaan kepada cawapres nomor urut satu, Muhaimin Iskandar, dan cawapres nomor urut dua, Mahfud Md. Hal itu pun mirip dengan gaya Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam debat Pilpres 2019 berhadapan dengan Prabowo Subianto.
Jubir TPN Patria Ginting menyampaikan, semua orang dapat meniru gaya Jokowi dalam kontestasi debat Pilpres.
“Kalau terkait hal itu, komentar kami bisa copy paste belum tentu bisa percepatan. Kalau copy paste hampir semua orang bisa, mempelajari, tapi yang benar-benar paham apa yang dilakukan oleh Pak Joko Widodo untuk pembangunan indonesia itu ada di Ganjar dan Mahfud,” tutur Patria di Media Center Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (22/12/2023).
Menurut Patria, teknik debat bisa dipelajari semua orang. Jangan sampai hanya karena penggunaan istilah asing malah tertipu dengan kemampuan seseorang dalam memimpin negara.
“Kalau tentang teknik debat, pintar-pintar mengucap istilah terkesannya paham tentang semua konsep, semua juga bisa. Tapi apakah itu yang kita inginkan dari pemimpin Republik Indonesia,” jelas dia.
“Yang kita inginkan adalah orang yang bisa bekerja, bisa berpikir, dan bukan hanya copy paste. Jadi seperti kata senior kami Pak Ruhut (Ruhut Sitompul), jangan sampai 2024, 2025, 2026, 2027, 2028 Indonesia jalan di tempat. Harus terus maju dengan percepatan,” kata Patria.
Dalam debat, Gibran sempat bertanya ke Mahfud Md seputar regulasi penyimpanan dan penangkapan karbon, atau Carbon Capture Storage (CCS). Namun begitu, cawapres nomor urut tiga itu tak mengerti makna dari pertanyaan tersebut.
Sementara kepada Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, Gibran menanyakan soal SGIE tanpa menjelaskan maksud dan arti dari istilah tersebut.
"Gus Muhaimin sebagai Ketua Umum PKB paham ini bagaimana langkah menaikan peringkat Indonesia di SGIE," tanya Gibran.
Berbeda dengan Mahfud, pasangan Capres Anies Baswedan itu langsung mengeryitkan keningnya seraya mengaku tidak mengerti dengan singkatan itu.
"Terus terang SGIE saya enggak paham," kata Muhaimin.
Moderator lantas memberikan kesempatan kembali kepada Gibran bila ingin mengajukan pertanyaan lainnya. Namun, Gibran memilih tetap pada pertanyaan yang sudah disampaikan tersebut.
SGIE yang dimaksud Gibran adalah State of Global Islamic Economy (SGIE). Saat ini, kata Gibran, Indonesia tengah fokus mengembangkan ekonomi syariah dimana beberapa sektor tengah meningkat, seperti fashion, skin care, dan juga makanan halal.
"Mohon maaf kalau pertanyaannya agak sulit ya Gus," kata Gibran.
Diketahui, pada debat Pilpres 2019 lalu, Joko Widodo atau Jokowi yang merupakan capres petahana memberi pertanyaan kepada Prabowo Subianto mengenai insfrastruktur apa yang akan dibangun untuk dukungan membangun unicorn di Indonesia.
Unicorn merupakan sebutan bagi start-up atau perusahaan rintisan yang bernilai di atas 1 miliar dolar Amerika Serikat.
Prabowo pun memberi tanggapan,"Yang dimaksud unicorn, apa yang online-online itu?" tanya Prabowo.
Prabowo pun menjelaskan, mereka perlu difasilitasi dan mengurangi regulasi. Karena mereka sedang giat giatnya berkembang.
"Saya dukung segala upaya untuk memperlancar, mereka juga kesulitan, dalam arti merasa ada tambahan tambahan regulasi, mereka ditambah pajak dalam perdagangan online. Mereka juga mengeluh. Saya menyambut baik dinamika perkembangan bisnis seperti itu, ini luar biasa pesatnya dan ini memungkinkan peluang luar biasa, jadi saya dukung hal seperti itu," kata Prabowo dalam debat capres di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu 17 Februari 2019 lalu.
Jokowi pun memberi tanggapan lagi, dalam rangka memberikan dorongan kepada unicorn Indonesia. Di asia, ada tujuh unicorn dan empatnya ada di Indonesia. Pemerintah, ingin ada tambahan tambahan unicorn, start up baru yang ada di Indonesia.
"Kita menyiapkan program 1.000 start up baru yang link-kan dengan inkubator inkubator di global, agar mereka mempunyai akses supaya inovasi mereka bisa dikembangkan di negara negara lain," kata Jokowi.
Dia menambahkan, dalam rangka infrastruktur dan dukung unicorn ini, pemerintah membangun infrastruktur Palapa Ring. Di Indonesia bagian barat 100 persen selesai, Indonesia bagian tengah 100 persen selesai, dan Indonesia bagian timur 90 selesai dan nanti pada Juli 100 persen selesai.
"Kedua, sisten 4G, akan kita teruskan, sekarang baru mencapai 74 persen. Insya allah sampai akhir tahun ini akan bisa tersambung," kata dia.
Ketiga, lanjut Jokowi, regulasi dipermudah. Start up didorong, tanpa regulasi ketat mereka mendaftar online.
"Kita dorong supaya bisa songsong reformasi industri 4.0 lewat inkubasi yang kita siapkan," kata Jokowi.