Drone Emprit: Penggunaan SGIE Beri Sentimen Negatif untuk Gibran di Media Sosial
Sentimen negatif tersebut terekam dalam percakapan di media sosial X (Twitter).
Ismail mengungkap alasan Gibran mendapatkan sentimen negatif dari penggunaan istilah SGIE.
Drone Emprit: Penggunaan SGIE Beri Sentimen Negatif untuk Gibran di Media Sosial
Calon wakil presiden nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka mendapatkan sentimen negatif buntut penggunaan akronim SGIE (State of the Global Islamic Economy) saat debat cawapres, Jumat (22/12) malam.
Sentimen negatif tersebut terekam dalam percakapan di media sosial X (Twitter).
"Sentimen percakapan yang mengandung kata SGIE dievaluasi terhadap cawapres yang menggunakannya pertama kali, yaitu terhadap Gibran," kata Pendiri Drone Emprit Ismail Fahmi melalui akun Twitternya, Minggu (24/12).
"Dari total 35.5k mention lebih, 71% sentimennya negatif, 24% positif, dan 5% netral. Total akun X yang turut dalam percakapan ini minimal 18,2k akun," sambungnya.
Ismail mengungkap alasan Gibran mendapatkan sentimen negatif dari penggunaan istilah SGIE.
Dia menyebut, Gibran tak memberikan penjelasan detail apa itu SGIE.
"Dari analisis ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan istilah SGIE tanpa memberi penjelasan, memberi sentimen yang sangat negatif kepada Gibran," ujarnya.
Ismail menyebut, sentimen negatif yang terbentuk dari hasil percakapan tersebut membentuk sebuah klaster tersendiri yang cukup besar.
"Klaster besar ini di dalamnya menyatu mereka yang selama ini cenderung Pro Muhaimin dan Anies, Pro Mahfud MD, dan yang Netral," sebutnya.
"Ini memperlihatkan tidak adanya pro-kontra yang cukup berarti, di mana secara umum netizen melihat penggunaan istilah SGIE ini adalah negatif terhadap Gibran," sambungnya.
Ismail mengatakan, pendapat netizen terkait penggunaan istilah SGIE oleh Gibran bervariatif. Ada yang menilai Gibran menguji dan merendahkan pengetahuan lawannya.
"Opini netizen. Beberapa netizen mengkritik Gibran karena menguji pengetahuan lawan dengan pertanyaan yang dianggap tidak penting," ucapnya.
"Ada yang menyebut bahwa pertanyaan Gibran tentang SGIE bukan untuk mendapatkan jawaban, melainkan hanya untuk mencari ketidaktahuan lawan," sambungnya.
Ismail menambahkan, netizen menilai penggunaan istilah SGIE oleh Gibran tidak pantas. Apalagi, Gibran kini menyandang status sebagai calon wakil presiden.
Selain itu, ada juga netizen yang mengapresiasi kerendahan hati Cak Imin dalam mengakui ketidaktahuannya terkait SGIE.
"Beberapa netizen merasa bahwa Gibran terjebak dalam pertanyaan yang tidak dia pahami dan harus membaca teks untuk menjawabnya," paparnya.
"Ada juga netizen yang merasa bahwa penggunaan istilah SGIE oleh Gibran tidak penting dan hanya menjadi koleksi buzzwords," tambahnya.
Saat debat cawapres, Gibran memojokkan Muhaimin Iskandar ketika bertanya tentang SGIE. Awalnya, Gibran menanyakan kepada Cak Imin soal langkah Cak Imin untuk menaikkan peringkat Indonesia di SGIE.
"Karena Gus Muhaimin ini adalah Ketum PKB, saya yakin Gus Muhaimin paham sekali masalah ini. Bagaimana langkah Gus Muhaimin menaikkan peringkat Indonesia di SGIE?"
tanya Gibran.
merdeka.com
Ketika waktunya menjawab, Cak Imin tampak bingung. Dia mengaku tidak tahu arti dari istilah SGIE. Cak Imin pun menyerahkan kembali waktu berbicara kepada Gibran.
"Terus terang, SGIE itu saya enggak paham. SGIE itu apa? Saya tidak pernah mendengar istilah SGIE," kata Cak Imin debat Cawapres di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (22/12).
Lalu, Gibran menjelaskan bahwa SGIE adalah akronim dari State of the Global Islamic Economy. Dia menjelaskan Indonesia kini berada di urutan 10 SGIE.
Gibran lantas meminta maaf sekaligus menyindir Cak Imin bahwa pertanyaan yang disampaikan terlalu sulit.
"Gus kita kan sedang fokus mengembangkan ekonomi syariah, keuangan syariah otomatis kita harus mengerti juga istilah SGIE. SGIE itu adalah State of the Global Islamic Economy. Misalnya sekarang kita 10 besar adalah makanan halal kita, skincare halal kita, fashion kita itu yang saya maksud gus. Mohon maaf kalau pertanyaannya agak sulit ya gus. Terima kasih,"
ujar Gibran tersenyum.
merdeka.com