Menhan sebut dua WNI disandera Abu Sayyaf bisa bebas Sabtu pekan ini
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan pemerintah terus berupaya membebaskan dua WNI masih disandera Abu Sayyaf. Dia menyebut dua WNI tersebut kemungkinan bisa dibebaskan pada Sabtu (15/10) pekan ini.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan pemerintah terus berupaya membebaskan dua WNI masih disandera Abu Sayyaf. Dia menyebut dua WNI tersebut kemungkinan bisa dibebaskan pada Sabtu (15/10) pekan ini.
"Dua lagi sedang diusahakan. Hari sabtu mudah-mudahan, nanti disampaikan oleh panglima TNI, Menlu, dengerin saja bener itu," kata Ryamizard di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (10/10).
Ryamizard menegaskan kedua WNI harus dibebaskan dengan selamat dalam waktu dekat. Menurutnya, gerak cepat harus dilakukan dengan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
"Upaya lah. Takutnya lepas, itu enggak boleh itu ada yang mati. Saya kehadiran negara disana. 1 potong manusia tidak boleh apa lagi 2 orang. Harus diselamatkan. Enggak boleh," tegasnya.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan akan ada kabar baik soal nasib dua WNI masih disandera Abu Sayyaf. Gatot berharap dalam dua minggu ke depan akan menjadi kado terindah atas HUT TNI.
Dua orang yang disandera mohon dalam dua minggu ini ada berita gembira siapa tahu besok atau lusa jadi hadiah buat TNI tapi ini agak alot," ujar Gatot usai melakukan acara pengangkatan jabatan 13 pati TNI di kantor TNI, Jakarta Pusat, Senin (4/10).
Gatot menuturkan saat ini komunikasi antara Indonesia dengan Filipina terus dilakukan meski hanya melalui telepon. Dia beralasan, TNI tidak bisa merangsek masuk karena belum ada izin yang diberikan oleh Filipina. Peran intelejen sendiri, imbuh Gatot, hanya sekedar melempar informasi.
"TNI hanya katakan teleponan saja dan berkoordinasi sebab undang-undang tidak boleh ke sana. Peran intelejen pun hanya lemparan informasinya," jelas Gatot.