Menlu: KBRI di Yaman bukan target bom, tapi kena imbas
Kerusakan yang terjadi adalah dampak kerasnya ledakan bom di dekat Kedutaan Besar.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan, Kedutaan Besar Indonesia di Sana'a, Yaman bukan target pemboman. Sebab, kerusakan yang terjadi adalah dampak kerasnya ledakan bom di dekat Kedutaan Besar.
"Sekali lagi saya tegaskan, KBRI bukan target (pemboman), tapi terkena imbas karena sasaran yang letaknya dekat KBRI," tegasnya usai jumpa pers di Balai Sidang Jakarta (JCC), dilansir Antara, Senin (20/4).
Retno juga mengecam keras aksi pemboman yang telah mengakibatkan korban jiwa dan luka-luka dari warga sipil tersebut.
Berdasarkan siaran pers Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia, yang diterima merdeka.com, Senin (20/4), KBRI Sana'a menginformasikan, saat ini terdapat 17 orang WNI terluka. Mereka terdiri dari staf KBRI Sana'a, anggota tim evakuasi WNI dari Jakarta dan WNI yang sedang mengungsi.
Dua orang staf diplomat dan seorang WNI yang terluka telah mendapatkan pertolongan dan bersama seluruh WNI lainnya sudah dievakuasi ke Wisma Duta di Sana'a untuk segera berupaya menuju ke Hudaidah.
"Kementerian Luar Negeri telah menginstruksikan kepada KBRI dan tim evakuasi di Sana'a untuk segera mengambil langkah yang diperlukan untuk mengamankan keselamatan warga negara Indonesia yang berada di sana," demikian isi siaran pers tersebut.
Untuk diketahui, sejak dilakukannya intensifikasi evakuasi, Pemerintah Indonesia telah berhasil mengevakuasi sebanyak 1981 WNI keluar dari Yaman sejak Desember 2014. Sampai ini sudah 1973 WNI tiba di Indonesia. Sebagian dari Tim Evakuasi dari Jakarta saat ini juga masih berada di beberapa wilayah di Yaman.