Menristek: Terapi Konvalesen Perbesar Peluang Sembuh dari Covid-19
Bambang menuturkan perlu mendorong agar plasma konvalesen diakui sebagai salah satu terapi yang menjanjikan untuk penanganan Covid-19. Dari hasil uji klinis tahap pertama, penggunaan terapi plasma konvalesen memberikan dampak positif untuk meningkatkan peluang kesembuhan pasien.
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan plasma konvalesen sebagai terapi tambahan untuk penanganan pasien Covid-19 saat ini berkontribusi untuk memperbesar atau meningkatkan peluang kesembuhan pasien.
"Selain kita selalu berupaya untuk membuat penularan atau jumlah yang terinfeksi itu menjadi lebih sedikit dan mendatar kurvanya. Hal lain yang bisa kita tonjolkan adalah peningkatan jumlah kesembuhan dan pengurangan jumlah kematian dan secara signifikan, di situlah terapi plasma konvalesen memainkan peranan penting," kata Menristek Bambang dalam webinar Plasma Konvalesen pada Penanganan Covid-19, Jakarta, Kamis (11/2).
-
Siapa yang memimpin aksi demo petani Kendeng saat pandemi COVID-19? Aksi demo petani Kendeng kembali dilakukan saat pandemi COVID-19. Kala itu mereka menolak aktivitas penambangan yang dianggap berpotensi merusak lingkungan.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Bagaimana cara penyebaran virus campak? Campak disebabkan oleh virus paramyxovirus, yang menyebar melalui tetesan pernapasan dan sangat menular.
-
Bagaimana tetes hidung saline bekerja untuk melawan virus penyebab pilek? Garam mengandung natrium dan klorida, dan sel-sel di hidung serta saluran napas menggunakan klorida untuk menciptakan asam hipoklorit, yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap virus. "Dengan memberikan klorida tambahan ke sel-sel di lapisan hidung, ini membantu sel-sel memproduksi lebih banyak asam hipoklorit, yang menekan replikasi virus dan dengan demikian mengurangi durasi infeksi," jelas Profesor Cunningham.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang menuturkan perlu mendorong agar plasma konvalesen diakui sebagai salah satu terapi yang menjanjikan untuk penanganan Covid-19. Dari hasil uji klinis tahap pertama, penggunaan terapi plasma konvalesen memberikan dampak positif untuk meningkatkan peluang kesembuhan pasien.
Saat ini, uji klinis tahap kedua dan ketiga sedang dan akan dilakukan, dan diharapkan dapat memberikan hasil yang baik untuk penanganan pasien Covid-19.
"Saya memberikan dukungan penuh agar uji klinis tahap 2 dan 3 ini bisa berlangsung dengan lancar dan juga terima kasih kepada rumah sakit dan fakultas kedokteran yang juga sudah bahu membahu bekerja sama untuk bisa memastikan uji klinis berjalan lancar, dan saya yakin kita semua punya pandangan yang sama bahwa kita harus punya solusi dan kita harus bisa bertempur menghadapi Covid-19 ini," ujar dia.
Pendonor plasma konvalesen terbaik adalah penyintas Covid-19 yang sebelumnya pernah dirawat sebagai pasien Covid-19 berkategori sedang sampai berat. Sementara penerima donor plasma konvalesen adalah pasien Covid-19 yang tergolong kategori ringan menuju sedang.
Menristek Bambang juga berharap lebih banyak penyintas Covid-19 yang mendonorkan plasmanya karena kebutuhan akan plasma konvalesen meningkat.
"Kita harus mendapatkan donor dari plasma konvalesen itu sendiri dan kita sempat mengalami kondisi dimana permintaan plasma jauh di atas pasokannya," tuturnya.
Para pendonor plasma konvalesen harus mempunyai kadar antibodi cukup untuk diberikan kepada pasien yang sedang menderita Covid-19. Untuk mempercepat pengukuran kadar antibodi, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman sedang mengembangkan metode yang lebih praktis untuk mengukur kadar antibodi dengan melakukan evaluasi terhadap reagen yang sudah ada.
"Kita harapkan nanti dengan pengukuran yang lebih praktis ini maka pengukuran kadar antibodi plasma juga menjadi lebih cepat sehingga ketika plasma diterima dari donor kemudian dilakukan evaluasi dan akhirnya bisa diputuskan apakah plasma konvalesen itu bisa diberikan kepada si pasien tersebut. Kita harapkan dengan waktu yang bisa lebih cepat bisa menyelamatkan lebih banyak orang. Apalagi kalau jumlah donor cukup," tuturnya.
Baca juga:
PMI Kota Bekasi Layani Donor Plasma Konvalesen Penyintas Covid-19
PMI Kota Tangerang Salurkan 410 Kantung Plasma Konvalesen ke RS Penanganan Covid-19