Menteri Jonan janji kirim peralatan baru ke Pegunungan Dieng
Pengamat Gunung Api Pegunungan Dieng, Surip mengeluhkan sulitnya melakukan pemantauan di Dieng. Hal itu disebabkan banyaknya gas beracun yang sering terjadi di sana.
Pengamat Gunung Api Pegunungan Dieng, Surip mengeluhkan sulitnya melakukan pemantauan di Dieng. Hal itu disebabkan banyaknya gas beracun yang sering terjadi di sana.
"Saya mengamati Gunung Api Dieng, Dieng lain dengan yang lain. Musuh kita enggak kelihatan pak gas beracun," kata Surip kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan dalam acara pertemuan pengamat gunung api se-Indonesia, di Kaliurang, Yogyakarta, Minggu (11/6).
Surip mengungkapkan, insiden gas beracun di Dieng telah memakan banyak korban, terutama warga sekitar yang lokasi tempat tinggalnya tidak jauh dari sumber gas beracun sekitar satu Km bahkan ada yang hanya berjarak 25 Meter.
"Gas beracun memakan banyak korban dan untuk mengeceknya membutuhkan keberanian dengan risiko sangat tinggi karena tidak semua orang berani ngecek keberadaan gas," ungkapnya.
Oleh karena itu, Surip meminta Jonan untuk mengirimkan peralatan yang lebih canggih untuk pos pemantauan Gunung Dieng. "Kami mengharapkan ke depan, peralatan yang lebih mampu mendeteksi gasnya karena gas enggak berbau, enggak berwarna dan enggak berasa," jelasnya.
Menanggapi keluhan tersebut, Jonan berjanji akan memperhatikan kondisi gas beracun di Dieng. "Peralatan sesuai kebutuhan ya pak sudah saya catat. Tapi kalau keberatan itu enggak ada alatnya pak," jawabnya yang disambut gelak tawa hadirin.
Jonan menegaskan, saat ini ia memang sedang memprioritaskan beberapa program untuk para pengamat gunung api. Di antaranya adalah menaikkan status kepegawaian, penambahan personel serta penambahan dan modernisasi peralatan.