Menteri Susi minta Indonesia keluar dari G20, ini kata JK
Indonesia tidak pernah meminta menjadi anggota G20. Oleh sebab itu, Indonesia tidak bisa dengan mudah meminta keluar.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menilai keanggotaan Indonesia dalam Group of Twenty (G20) tidak menguntungkan Indonesia. Oleh sebab itu, dirinya mengusulkan Indonesia keluar dari keanggotaan G20.
Terkait hal ini, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, status Indonesia sebagai anggota G20 ditentukan oleh Presiden. "Kan yang menentukan keluar atau tidaknya kan presiden kan. Minta boleh saja semua orang berpendapat begitu," kata JK di Istana Wakil Presiden, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (14/11).
JK menegaskan, Indonesia tidak pernah meminta menjadi anggota G20. Oleh sebab itu, Indonesia tidak bisa dengan mudah meminta keluar.
"Tapi G20 itu bukan minta dan tidak minta, itu fakta, jadi kita tidak ada yang minta Indonesia masuk G20 tidak, cuma ekonomi kita besarnya dia punya GDP-nya, ekonominya, masuk ke yang 16-17 otomatis masuk. Indonesia tidak pernah minta, karena tidak pernah minta kenapa mau keluar?" papar JK.
JK memaparkan beberapa keuntungan yang diperoleh Indonesia sebagai negara anggota G20. "Di samping kita menilai ekonomi kita cukup besar, selalu ada konsultasi bagaimana ekonomi maju, dan kita ekonomi internasional kita atur dengan baik supaya ada keadilannya," tutup JK.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melihat masuknya Indonesia dalam forum 20 negara perekonomian terbesar dunia itu tidak ada manfaatnya. Susi justru melihat kerugian yang harus diterima Indonesia. Kerugian itu harus dialami di sektor kelautan.
Semisal, nilai ekspor Tuna Indonesia mencapai USD 700 juta. Gara-gara G20, Indonesia tidak dapat kemudahan zero persen tarif dan harus membayar tarif 14 persen dengan nilai USD 105 juta.
"Masuk G20 tidak ada untungnya untuk kelautan kita. Karena ini kita jadi kena impor tarif. Padahal nilai udang kita saja mencapai miliaran dolar Amerika. Kemudian ada impor tarif beberapa, tidak ada untungnya dibantu G20," ucap Susi dalam dialog bersama pengusaha di KKP, Jakarta, Selasa (11/10).
Susi menyindir pemerintahan SBY yang membanggakan kinerja pemerintah berhasil membawa Indonesia masuk G20. Menurut Susi, Indonesia tidak perlu gengsi dan sombong karena berada dalam organisasi G20. Apalagi Indonesia hanya jadi negara penggembira dan tidak memiliki pengaruh kuat. Bahkan keputusan mereka cenderung merugikan Indonesia.
"Kita tidak perlu sombong. Kalau duit hilang buat apa. Kita di G20 tidak bisa kasih keputusan apa-apa karena kita bukan negara G8. Kita pengikut penggembira saja," tegasnya.