Mitos 'horor dan keajaiban' sungai-sungai di Indonesia
Selain dua mitos itu, masih ada banyak lagi mitos dan 'keajaiban' sungai-sungai di Indonesia.
Negeri ini memang kaya dengan Mitos. Kemarin ada berita tentang mitos keajaiban Sungai Manggauling di Desa Baring, Kecamatan Segeri, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. Beberapa hari ini sungai itu ramai dikunjungi warga.
Ternyata, mitosnya sungai itu memiliki keajaiban bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Selain mitos Sungai Manggauling, di Indonesia masih banyak mitos-mitos lain tentang sungai-sungai. Contoh lain adalah mitos ikan sakti di sungai yang mengalir di bawah Gua Ngerong, Tuban, Jawa Timur.
Selain dua mitos itu, masih ada banyak lagi mitos dan 'keajaiban' sungai-sungai di Indonesia. Berikut ini beberapa di antaranya yang dirangkum merdeka.com dari berbagai sumber:
-
Apa yang dimaksud dengan mitos? Mite atau mitos adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Yunani muthos yang secara harfiah bermakna sebagai cerita atau sesuatu yang dikatakan orang. Dalam arti yang lebih luas bisa bermakna sebagai suatu pernyataan, di samping itu mitos juga dipadankan dengan kata mythology dalam bahasa Inggis yang memiliki arti sebagai suatu studi atas mitos atau isi mitos.
-
Apa arti dari mitos? Mite atau mitos adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Yunani muthos yang secara harfiah bermakna sebagai cerita atau sesuatu yang dikatakan orang.
-
Apa itu mitos? Mitos adalah kepercayaan yang diceritakan secara turun temurun. Mitos, sebagai warisan kultural yang telah melintasi generasi dan peradaban, tetap menjadi elemen tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Fenomena ini telah menciptakan narasi-narasi yang kaya akan simbolisme, makna, dan pandangan dunia.
-
Apa arti dari alis yang rontok menurut mitos yang dipercaya oleh masyarakat Indonesia? Mitos seputar alis rontok telah menjadi topik menarik dan seringkali dipenuhi dengan berbagai kepercayaan turun temurun.
-
Di mana lokasi wisata Merapi yang menampilkan budaya dan kehidupan bangsawan Mataram? Museum Ullen Sentalu merupakan salah satu wisata Merapi yang sedang hits. Museum ini terletak di Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.Museum Ullen Sentalu menampilkan budaya dan kehidupan para bangsawan Dinasti Mataram beserta koleksi bermacam-macam batik.
Sungai di Gua Ngerong Tuban
Sungai ini mengalir dari dalam Gua Ngerong di Kecamatan Ngerengel, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Di dalam sungai itu ada banyak ikan hilir mudik berbagai jenis dan ukuran.
Namun masyarakat setempat melarang orang-orang memancing atau menjala ikan di sungai itu. Wisatawan yang datang ke sana juga tak ada yang berani mengusik sebab masyarakat setempat mengeramatkan ikan-ikan tersebut.
Konon, bila ada yang berani melanggar pantangan itu, diyakini orang itu akan segera mendapat musibah. Hanya ikan-ikan yang melewati daerah batas jembatan yang diizinkan untuk diambil oleh warga dan dikonsumsi. Mitos ini seolah menjadi pagar betis alami yang melindungi kelestarian ikan-ikan tersebut.
Sungai Manggauling
Sebuah sungai di Desa Baring, Kecamatan Segeri, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, beberapa hari ini ramai dikunjungi warga dari berbagai daerah.
Sungai itu memiliki mitos bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Seperti dikatakan petugas jaga Polsek Segeri, Bripka Seradi saat dihubungi, Kamis (16/5).
"Oo itu iya memang ramai. Tapi kalau sungai ajaib sepertinya belum tentu, belum tentu benar. Tapi memang ramai sekali, coba dicek ke sana," ujarnya singkat.
Seradi menjelaskan, sungai itu namanya Salo Mangguliling. Warga di sana percaya sungai itu memiliki keajaiban menyembuhkan penyakit.
Sungai Mangguliling ini berada di sebuah dusun di Desa Baring, Kecamatan Segeri, Kabupaten Pangkep. Jaraknya kurang lebih 100 km sebelah utara dari Kota Makassar.
Konon, pengunjung yang datang ke sana karena telah putus asa dengan penyakit yang mereka idap. Di sungai itu mereka lalu berendam, dan percaya bakal mendapat keajaiban disembuhkan dari berbagai penyakit.
Gelombong Bono di Sungai Kampar
Secara ilmiah, gelombang bono merupakan salah satu peristiwa alam yang cukup langka dan jarang terjadi. Di sungai itu anda bakal menyaksikan sebuah gelombang besar seperti terjadi di tengah laut. Namun ini berbeda, sebab gelombang ini terjadi di sebuah sungai air tawar.
Gelombang bono terjadi diakibatkan benturan tiga arus air yang berasal dari Selat Malaka, Laut China Selatan dan Aliran air Sungai Kampar. Akibat benturan ini, menjadikan gelombang air di muara Sungai Kampar bisa mencapai ketinggian 4-5 meter. Kondisi itu merupakan fenomena ilmiah.
Namun tahukah Anda, masyarakat sekitar memiliki cerita-cerita dongeng yang istimewa terkait dengan adanya gelombang bono itu?
Warga setempat percaya, gelombang bono di Sungai Kampar adalah bono jantan, sementara bono betinanya berada di Sungai Rokan, dekat dengan Kota Bagansiapiapi. Bono di Kuala Kampar tersebut berjumlah tujuh ekor, dimana bentuknya serupa kuda yang biasa disebut dengan induk bono.
Pada musim pasang mati, bono ini akan pergi ke Sungai Rokan untuk menemui bono betina. Kemudian bersantai menuju ke Selat Malaka. Itulah sebabnya ketika bulan kecil dan pasang mati, bono tidak ditemukan di kedua sungai tersebut. Jika bulan mulai besar, kembalilah bono ke tempat masing-masing, lalu bermain di Sungai Kampar dan Sungai Rokan.
Bagi warga Kuala Kampar, bono sudah mereka kenal sejak kecil. Sebab itulah tidak aneh bila anak-anak, remaja dan juga orang dewasa menganggap bono sebagai sahabatnya, tempat mereka bermain ketangkasan menunggangi Bono (Bekudo Bono) menggunakan sampan kecil.
Mitos angker sungai di bawah Jembatan Sewo
Bagi anda yang kerap melewati jalur Pantura, pasti bakal melewati jembatan Sewo. Jangan kaget, di sana anda bakal melihat pemandangan belasan orang, mulai anak-anak hingga dewasa memegang sapu berharap uang dilempar oleh para pengendara yang melintasi jembatan. Ketika uang dilempar, mereka bakal berebut menyapu uang itu ke pinggir jalan, lalu memungutnya.
Jembatan Sewo berada di perbatasan Kabupaten Subang-Indramayu, keduanya masuk wilayah Jawa Barat, tepatnya jembatan penghubung Kecamatan Pamanukan, Kabupaten Subang dan Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu. Jembatan dibangun dua jalur dari arah barat ke timur dan jalur satu lagi arah sebaliknya.
Konon, menurut cerita mitos warga setempat, sungai di bawah Jembatan itu dihuni makhluk halus, mulai dari kuntilanak, siluman buaya putih, sampai cerita tentang nyai ronggeng. Tidak jelas mulai kapan kebiasaan sopir melempar uang itu dilakukan. Tapi ada yang bilang sejak zaman Belanda.
"Kebiasaan itu sudah lama, sejak dulu zaman kakek-nenek saya. Dulu jembatannya masih jelek, sopir membuang uang ke sungai, makanya dinamakan jembatan Sewo. Para sopir melempar uang agar selamat, tidak diganggu makhluk halus," kata Saadah, perempuan 60 tahun, warga setempat kepada merdeka.com, Kamis (25/7).
Menurut Saadah, warga percaya, di antara belasan orang pemegang sapu yang mengais uang di jembatan itu, salah satunya merupakan makhluk halus penghuni jembatan, sisanya warga sekitar. Saadah sudah tinggal sejak awal tahun 70-an di pinggir jalan, yang berjarak sekitar 30 meter dari jembatan itu. Dia kerap menyaksikan banyak kecelakaan di sana.
Mitos ular naga di Sungai Mahakam
Kisah ini dipercayai warga di pedalaman hutan Kalimantan. Mereka percaya bahwa di Sungai Mahakam yang membelah hutan-hutan di Kalimantan dihuni oleh ular berkepala mirip lembu atau kerbau. Di kawasan Serawak disebut Nabau, atau di pedalaman Mahakam dan Kutai Kartanegara di sebut Ular Naga Lembu.
Entah cerita itu benar atau tidak, tapi pada Februari 2009 lalu muncul foto dari udara yang diunggah ke internet tentang penampakan ular raksasa meliuk-liuk di sebelah sungai sebelah utara Kalimantan. Kemudian pada 29 Januari 2010, warga Kutai Barat digemparkan dengan munculnya sepasang ular besar meliuk-liuk di Sungai Mahakam.
Maka wajar bila kemudian Sungai Mahakam di pedalaman hutan Kalimantan ini dijadikan sebagai setting film berjudul: Anaconda pada 1990-an.
Ikan sakti di Sungai Janiah di Sumbar
Ada sebuah mitos aneh di Sungai Janiah, Kabupaten Agam, Sumatera barat, yakni kisah tentang ikan sakti. Mitosnya, barang siapa saja yang memakan ikan sakti ini akan tertimpa musibah. Mitos yang berkembang? turun temurun ini ternyata menjadi daya tarik wisatawan, sebab banyak orang penasaran.
Konon, asal mula ikan sakti di Sungai Janiah merupakan penjelmaan anak manusia dan anak jin yang telah dikutuk oleh Tuhan, karena kedua makhluk yang berlainan alam ini telah melanggar janji yang telah mereka sepakati. Kisah ini dikenal sebagai cerita Sutan Basa dan jin.