MKD pantau kasus Masinton Pasaribu, siap koordinasi dengan polisi
"Kalau tidak hari ini, besok kita akan ke Bareskrim," kata Dasco.
Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu diduga melakukan pemukulan terhadap seorang tenaga ahli DPR, Dita Aditya (27). Korban pun telah melaporkan hal tersebut kepada Bareskrim Mabes Polri.
Menanggapi hal tersebut, Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR akan segera berkoordinasi dengan Bareskrim Polri.
"MKD akan berkoordinasi dengan Bareskrim agar penanganan bisa berjalan baik dan tidak menimbulkan sakwa sangka. Kalau tidak hari ini, besok kita akan ke Bareskrim," kata Wakil Ketua MKD Sufmi Dasco Ahmad di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (1/2).
Sejauh ini, lanjut Sufmi, pihaknya terus memantau kasus tersebut melalui media massa. Diakui Dasco, memang sampai hari ini belum ada pengaduan yang masuk ke MKD DPR.
"Sejauh ini belum ada pengaduan, tetapi kasusnya sudah ada di media massa," ucapnya.
Menurut Dasco, MKD tak ingin terlalu terburu-buru menangani kasus ini. Sebab, saat ini kasus tersebut sudah masuk ke dalam ranah hukum. Di samping itu juga lantaran adanya perbedaan versi yang berkembang di media massa yang menyebutkan, Masinton membantah kabar penganiayaan itu.
Sebelumnya diketahui, Anggota Komisi III DPR Masinton Pasaribu dilaporan ke Bareskrim Polri karena diduga memukul seorang tenaga ahli DPR, Dita Aditya (27). Anggota Badan Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Wibi Andrino membenarkan bahwa Masinton melakukan pemukulan terhadap Dita pada Kamis (21/1) lalu.
"Iya benar, yang bersangkutan (Masinton) melakukan pemukulan," kata Wibi saat dihubungi merdeka.com.
Saat dikonfirmasi, Wibi melanjutkan saat ini pihaknya tengah mendampingi Dita untuk memproses tindakan penganiayaan yang dilakukan anggota Komisi III DPR RI ke jalur hukum. "Saat ini saya sedang mendampingi korban di bareskrim," jawabnya singkat.
Menurut keterangan Wibi, kejadian berawal saat Masinton menjemput Dita di Bar kawasan Cikini, Jakarta Pusat, pada (21/1) kemarin. Setelah dijemput, Masinton mengajak korban berkeliling sampai akhirnya terjadi pemukulan di daerah Cawang, Jakarta Timur.