Monorel Bandung Raya akan gunakan teknologi Jerman dan Prancis
Pemerintah China juga tidak akan memberikan teknologi abal-abal, karena ini bukan pengadaan barang tapi Bisnis to Bisnis
Pemerintah Provinsi Jawa Barat ingin teknologi Monorel Bandung Raya yang diterapkan canggih. Meski penjajakan kerja sama sejauh ini dengan pemerintah China, tapi soal urusan teknologi akan dipilih dari negara Eropa sana yakni Jerman dan Prancis.
Asisten Daerah Bidang Administrasi Pemprov Jabar Iwa Karniwa mengaku, sudah mencoba langsung monorel yang diterapkan di Tiongkok, China. Menurutnya monorel di negeri tersebut sangat nyaman dinaiki.
"Meski kerja sama dengan China monorel itu teknologinya dari Jerman dan Prancis. Saya pernah mencoba contoh monorel saat berkunjung ke China. Rasanya nyaman tidak bising," katanya, di Gedung Sate Bandung, Kamis (12/3).
Selama ini Pemprov Jabar yang memercayakan kepada Perusahaan Jabar Moda Transportasi (JMT) menyerahkan penerapan teknologi monorel. Lanjut dia, pemerintah China juga tidak akan memberikan teknologi abal-abal, karena ini bukan pengadaan barang melainkan Bisnis to Bisnis.
"Mereka juga tidak akan ceroboh dan rugi karena ini bukan pengadaan melainkan bisnis to bisnis. Uang satu sen pun akan dihitung," terangnya.
Saat ini JMT tengah bekerjasama dengan pihak lain untuk mencari dana untuk pembangunan monorel. Sebab trase satu yang menghubungkan Leuwipanjang - Tanjungsari menghabiskan dana Rp 5,7 triliun. "Sementara untuk mengandalkan 'Passanger' (penumpang) hanya mencapai Rp 1 triliun lebih. Mudah-mudahan April ini trase sudah selesai sesuai dengan rekomendasi kementerian dan penetapan trase dari Gubernur," papar dia.
Bahkan, dari Pemerintah China berencana akan membantu studi kelayakan agar groundbreaking monorel dapat dilakukan pada Juli 2015 ini. "Mereka (China) tetap komitmen mendukung monorel ini," paparnya.