Muhammadiyah pusat tegur pembuat soal ujian ada kasus Ahok
Muhammadiyah pusat tegur pembuat soal ujian ada kasus Ahok. Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Purbalingga Jawa Tengah mendapat teguran dari Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah mengenai adanya soal ujian semester ganjil yang menyinggung kasus Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Purbalingga Jawa Tengah mendapat teguran dari Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah mengenai adanya soal ujian semester ganjil yang menyinggung kasus Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Soal tersebut tercantum dalam mata pelajaran muatan lokal tarikh yang diajarkan di SMP Muhammadiyah Purbalingga.
"PDM (Purbalingga) mendapat teguran dari PP Muhammadiyah dan Pimpinan Wilayah Jawa Tengah. Yang bersangkutan (guru pembuat) soal sudah dipanggil untuk mengklarifikasi dan membuat surat pernyataan mengenai persoalan tersebut," ujar Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PDM Purbalingga, Sukamto saat dihubungi, Sabtu (10/12).
Ia mengemukakan, guru yang membuat soal tersebut telah membuat surat pernyataan di atas materai dengan syarat jika melakukan pelanggaran bersedia dikeluarkan sebagai guru yayasan. Diakui Sukamto, persoalan tersebut sebenarnya sudah selesai di tataran yayasan.
"Sebenarnya persoalan ini sudah kami selesaikan dengan pernyataan tersebut," jelasnya.
Ia menjelaskan, tercantumnya soal tersebut terjadi karena pihak sekolah membuat soal sendiri. "Jadi, untuk soal-soal semester ganjil memang kami kewenangan kepada sekolah masing-masing untuk membuatnya. Karena, mata pelajaran tersebut (Tarikh) merupakan muatan lokal sekolah," ucapnya.
Lebih lanjut, ia mengemukakan, saat ini pihaknya akan melakukan evaluasi mengenai hal tersebut. Lebih lanjut, pihaknya akan melakukan sosialisasi kepada guru dan kepala sekolah di lingkungan Muhammadiyah agar membuat soal sesuai dengan materi ajar yang berlaku.
"Kami akan undang semua guru dan kepala sekolah untuk menyampaikan sosialisasi agar pembuatan soal sesuai dengan materi dan selain itu kami akan melakukan monitoring juga," ujarnya.
Dari pengalaman tersebut, pihak Muhammadiyah juga akan memulai untuk membuat soal bersama. Jika biasanya hanya dilakukan saat semester genap atau kenaikan kelas.
"Maka dengan adanya persoalan ini, soal ujian akan dibuat bersama-sama. Ini menjadi pengalaman berharga buat kami agar tidak terjadi persoalan serupa di kemudian hari," tuturnya.