MUI Jabar minta polisi tangkap tokoh Gafatar
MUI Jabat juga meminta polisi membubarkan Gafatar.
Ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) tengah hangat dibicarakan. Ormas dengan bendera kebesaran orange itu disebut-sebut sesat. MUI Jabar pun ogah kecolongan dan mendesak polisi untuk segera mengungkap dalang dari kehadiran organisasi tersebut.
"Tangkap saja tokoh-tokohnya, bubarkan organisasinya, dan pengikutnya dibina lagi. Kita juga siap menyadarkan dan melakukan pembinaan," kata Sekretaris Umum MUI Jawa Barat, Rafani Achyar, di Kantor MUI Jawa Barat, Kota Bandung, Rabu (13/1).
Dia mengaku, MUI Jabar sudah mengendus ada yang tidak beres dengan organisasi tersebut sejak keberadaannya muncul 2013 lalu. Sebab kehadirannya muncul usai matinya kelompok Al Qiyadah Al Islamiyah yang dipimpin Ahmad Musadeq.
"Karena setelah difatwakan sesat dan divonis, tidak lama setelah itu muncul Gafatar," ungkapnya.
Dia menambahkan, modus Gafatar dalam merekrut calon anggotanya memang positif. Mereka menjelma jadi kelompok yang sering melakukan kegiatan sosial seperti pembagian sembako gratis hingga pengobatan gratis. Sehingga itu membuat orang tertarik untuk mengikuti paham Gafatar.
"Bahkan di Subang itu mereka melakukan pembinaan kepada petani, kabarnya dibantu pupuknya dan lain-lain. Tidak ada yang salah memang, namun jika disusupi misi khusus soal paham Gafatar, itu yang dikhawatirkan. Selama ini Gafatar tidak mewajibkan salat dan puasa, hingga meyakini akan ada nabi baru," katanya.
"Kalau lama-lama dibiarkan akan terjadi interaksi mereka dengan masyarakat, kemudian pelan-pelan mendoktrin, dan meledaklah seperti sekarang," ujarnya.
Tapi kini Gafatar di Jabar memang tidak memiliki ruang gerak. MUI dan pemerintah daerah sudah membatasi langkah Gafatar untuk menjalankan kegiatannya di Jawa Barat sejak awal kemunculannya.
"Jadi penyebaran tidak banyak, hanya ada di beberapa wilayah saja yaitu Subang, Sumedang, dan Garut," tandasnya.