Nestapa TKI Nuraini, tak digaji dan disiksa majikan hingga lumpuh
"Selama 8 bulan dikurung dengan kaki dan badannya diikat, disiksa juga dengan benda tajam," ungkap Nisma.
Kekejaman yang dialami tenaga kerja wanita asal Indonesia yang mengadu nasib di Kuwait terjadi lagi. Kali ini kasus penyiksaan oleh majikan dialami Nuraini.
"Nuraini kerja 10 tahun di Kuwait tanpa gaji. Selama 8 bulan dikurung dengan kaki dan badannya diikat, disiksa juga dengan benda tajam," ungkap Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia Nisma Abdullah saat orasi Internasional Women Day di Bundaran HI, Minggu (8/3).
Nisma sebagai juru bicara ibu Nuraini menceritakan penyiksaan dialaminya karena majikan kesal ditagih gaji. "Penyebabnya adalah karena Nuraini meminta gaji, lalu yang terparah saat Nuraini menuntut gajinya selama 10 tahun yang belum terbayarkan dan minta pulang," tambahnya.
Menurutnya, orangtua sempat risau karena kehilangan kontak dan melaporkan kejadian ini pada pihak terkait. "Saat orangtua Nuraini laporan hilang kontak dengannya, tapi pihak majikan berkata Nuraini kabur dari rumah padahal ia tidak pernah kabur melainkan disiksa. Jangankan keluar rumah, untuk sekedar buang sampah saja tidak," tegas Nisma.
Kini Nuraini yang menderita kelumpuhan sedang berjuang mendapatkan haknya. "Nuraini sekarang sengaja datang ke Jakarta menggadaikan sawah satu-satunya demi pertanggungjawaban kepada pemerintah terhadap kelumpuhan kakinya," ungkap Nisma.
Namun sayang, beberapa aksi yang telah Nuraini perjuangkan tidak diindahkan. Pemerintah mengaku tidak punya anggaran untuk menggantinya dan biro yang mempekerjakan Nuraini pun sudah lepas tanggung jawab karena sudah lebih dari 2 tahun masa kontrak.
"Sudah pernah ke Deplu, badan pertanggungjawaban TKI tapi jawaban mereka tetap nihil. Padahal Nuraini dipekerjakan melalui jalur biro resmi yang bernama PT. Alvindomas Buana yang berlokasi di Cipinang," tegas Nisma.
Nuraini mulai kerja sejak 2003 sampai 2014. Saat menuntut ke Deplu, Nuraini diklaim kabur dari 2011 yang dibuktikan dengan surat dari kepolisian. "Mereka takut bahwa harus menggaji Nuraini sejumlah tunggakan yang belum dibayarkan selama hampir 10 tahun sepertinya," tandas Nisma.