Pakar Beri 7 Saran Maksimalkan PeduliLindungi Cegah Penderita Covid-19 Berkeliaran
Tjandra memberikan tujuh masukan untuk memaksimalkan kinerja sistem PeduliLindungi berdasarkan perbandingan dengan negara lain yang saat ini juga sedang berjalan.
Pakar Ilmu Kesehatan dari Universitas Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama memberi masukan kepada pengelola aplikasi PeduliLindungi untuk memaksimalkan sistem dalam rangka memperluas cakupan informasi terkait risiko penularan COVID-19.
"Sehubungan berita bahwa ada setidaknya 3.830 orang yang positif COVID-19 berdasarkan sistem PeduliLindungi tapi masih jalan-jalan, sebanyak tiga ribuan mau masuk mal dan lainnya, tentu menjadi sangat berbahaya karena dapat menjadi sumber penularan," kata Tjandra Yoga Aditama dilansir Antara, Selasa (14/9).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
-
Apa yang membuat kelelawar rentan terhadap penyebaran virus? Salah satu faktor utama yang membuat kelelawar menjadi vektor utama penyakit adalah keanekaragaman spesiesnya. Saat ini, diperkirakan ada sekitar 1.000 spesies kelelawar yang tersebar di seluruh dunia, menjadikannya salah satu ordo mamalia yang paling beragam. Keanekaragaman ini menciptakan peluang yang lebih besar bagi virus untuk bermutasi dan menginfeksi berbagai spesies kelelawar, sehingga meningkatkan kemungkinan penyebaran ke manusia.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Bagaimana cara kerja virus? Cara kerja virus adalah sebagai berikut:Virus masuk ke dalam tubuh inang melalui berbagai cara, seperti udara, darah, cairan tubuh, atau kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi virus.Virus mencari sel inang yang cocok untuk menginfeksi. Sel inang adalah sel yang memiliki reseptor yang sesuai dengan protein permukaan virus. Virus melekat pada reseptor sel inang dan memasukkan materi genetiknya (DNA atau RNA) ke dalam sel inang. Materi genetik virus dapat berbentuk untai tunggal atau ganda, linear atau sirkuler.Materi genetik virus mengambil alih fungsi sel inang dan membuat sel inang menjadi pabrik virus. Sel inang akan menghasilkan ribuan salinan virus baru dengan menggunakan bahan-bahan dari sel inang itu sendiri.Virus baru keluar dari sel inang dengan cara lisis (membuat sel pecah) atau budding (membuat kantung-kantung kecil di permukaan sel). Virus baru kemudian siap untuk menginfeksi sel-sel lain.
Tjandra memberikan tujuh masukan untuk memaksimalkan kinerja sistem PeduliLindungi berdasarkan perbandingan dengan negara lain yang saat ini juga sedang berjalan.
Pertama, sistem sebaiknya diatur agar bisa langsung menghubungi puskesmas di wilayah pasien tinggal, sehingga petugas puskemas menghubungi pasien terkonfirmasi positif COVID-19 untuk melakukan isolasi.
"Kedua, Sistem juga dapat menghubungi lurah atau kepala desa setempat untuk ditindaklanjuti," katanya.
Hal ketiga menurut Tjandra diperlukan pemberitahuan secara jelas dan tegas pada layar ponsel pengguna yang terkonfirmasi positif COVID-19 terkait anjuran isolasi.
"Kalau ada hasil positif keluar, baiknya di bagian bawah ditulis, kalau perlu dengan kotak berwarna merah, anjuran untuk isolasi, dan ditulis bahwa isolasi perlu untuk keselamatan keluarga dan kerabat. Jangan semata-mata ditulis sesuai aturan atau instruksi dan lainnya," katanya.
Idealnya pemberitahuan disampaikan secara tegas dan jelas. "Misalnya, demi menjaga kesehatan/keselamatan keluarga dan kerabat maka karena hasil positif maka saudara perlu melakukan isolasi. Tulisan ini baik di kertas hasil test maupun di berkas elektronik hasil test," katanya menambahkan.
Masukan keempat, kata Tjandra, aplikasi peduli lindungi juga memberi tahu yang positif untuk melakukan isolasi mandiri, beserta pesan kesehatan yang perlu dilakukan.
"Kelima, 'by system' juga, aplikasi PeduliLindungi bisa setiap hari memberi 'reminder' kepada mereka yang positif untuk mengingatkan harus isolasi, 'reminder' terus diberikan sampai 14 hari isolasi selesai," katanya.
Selain lima hal tersebut, kata Tjandra, akan lebih baik bila sistem juga bisa memberitahu ke semua kontak telepon dari pasien yang positif jika mereka pernah memiliki riwayat berada pada jarak yang berdekatan.
Yang terakhir, kata Tjandra, komunikasi risiko harus terus dijalankan. "Kita tentu bersyukur jumlah kasus sudah amat menurun walaupun kasus kematian kita masih tinggi, nomor tiga di daftar 20 negara di John Hopkins University versi 13 September 2021," ujarnya.
Tjandra mendorong pemerintah agar informasi terkait risiko penularan COVID-19 ke masyarakat harus terus dilakukan. "Khususnya dalam konteks ini tentang bagaimana menyikapi tes COVID-19 beserta hasilnya," katanya.
Baca juga:
Komisi IX DPR Minta Orang Positif Covid-19 Bisa Jalan-Jalan Ditelusuri
Kemenkes Tegaskan Aplikasi PeduliLindungi Dikerjakan Programer Indonesia
Aplikasi PeduliLindungi Deteksi 3.839 Pengunjung Tempat Umum Positif Covid
Pemerintah Pertimbangkan PeduliLindungi Bisa Digunakan Tanpa Smartphone
Penumpang KRL Nilai PeduliLindungi Lebih Memudahkan Dibanding STRP