Panglima: Netralitas di tubuh TNI-Polri harga mati!
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menggelar pertemuan dan pengarahan kepada prajurit di Gedung Serbaguna Stadion Harapan Bangsa, Kamis (19/4). Pada kesempatan itu, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto meminta kepada prajurit TNI-Polri netral dalam pelaksanaan pesta demokrasi.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menggelar pertemuan dan pengarahan kepada prajurit di Gedung Serbaguna Stadion Harapan Bangsa, Kamis (19/4). Pada kesempatan itu, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto meminta kepada prajurit TNI-Polri netral dalam pelaksanaan pesta demokrasi.
"Netralitas di tubuh TNI-Polri harga mati," kata Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dalam pertemuan tersebut.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Kapan PDIP menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
Panglima TNI dan Kapolri tiba di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, sekitar pukul 12.00 Wib. Setelah makan siang, Panglima dan Kapolri melaksanakan salat zuhur bersama di masjid samping gedung serbaguna tersebut.
Pada pertemuan tersebut, ada 3.000 personel TNI-Polri hadir dalam ruangan tersebut. Sebagian prajurit duduk bersila di lantai dan sebagian lagi di lantai dua mendengarkan arahan Panglima TNI dan Kepala Polri.
Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan, pelaksanaan pesta demokrasi serentak tahun 2018 dan 2019 nanti di era digital saat ini tidak tertutup kemungkinan ada terjadi konflik.
Dia memberi contoh saat terjadi pengerahan massa tidak tertutup kemungkinan disusupi dan berpotensi terjadinya tindakan ekstrem dan perbuatan anarkis.
Marsekal TNI Hadi Tjahjanto lalu menyampaikan, apa tugas TNI-Polri pada pesta demokrasi nanti. Tentunya semua personel TNI-Polri ditugaskan untuk memastikan kelancaran pelaksanaannya, menjamin stabilitas situasi keamanan dan kesuksesan pesta demokrasi.
"Itulah tugas TNI-Polri harus bisa memastikan, terutama menjamin situasi keamanan," jelasnya.
Panglima mengatakan, TNI dan Polri sudah menjalin kesepakatan bersama akan melakukan pengamanan distribusi logistik pemilu dan pengamanan pada masa kampanye.
"Maka diperlukan koordinasi dan sinkronisasi dengan instansi terkait. TNI Polri harus pegang teguh netralitas, politik TNI polri politik negara," tegasnya.
Panglima TNI juga meminta kepada seluruh jajaran TNI, selain netralitas TNI-Polri hanya ada satu perintah. Prajurit TNI perintah dari Panglima dan Polri dari Kepala Polri.
"Tidak ada perintah dari yang lain, hanya satu perintah garis komando," tegasnya.
Hadi juga menegaskan tidak ada sedikitpun toleransi terhadap prajurit yang tidak netral dalam perhelatan pesta demokrasi. Semua prajurit TNI-Polri harus netral dan tidak boleh ada keberpihakan kepada siapapun.
"Tidak ada toleransi bagi prajurit soal netralitas," tegasnya.
Hadi menegaskan meskipun ada senior dari mantan anggota TNI mencalonkan diri sebagai Kepala Daerah atau lainnya, bila ada yang meminta bantu maka sebagai prajurit TNI-Polri harus menolak.
"Inilah sikap netralitas yang saya maksud juga," ungkapnya.
Sementara itu Jenderal Tito Karnavian dalam pengarahan mengatakan yang terpenting adalah soliditas dan solidaritas dalam tubuh TNI-Polri. Oleh karena itu, bagi prajurit TNI-Polri harus dinamis dalam menyikapi tantangan yang dihadapi, bila ingin bertahan, maka harus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi saat ini.
"Dalam konteks Pilkada yaitu netralitas. Hidup ini dinamis, enggak statis. Setiap ada pergantian, pasti ada perubahan, maka sebagai prajurit TNI-Polri harus mampu beradaptasi," tegasnya.
Baca juga:
Gerindra yakin Jokowi bakal ditinggalkan partai koalisi
Profil Sam Alino di dunia politik, pengusaha kaya dan beli lukisan 7 Presiden RI
Wantimpres bantah Jokowi titipkan urusan Pilpres ke Luhut dan Wiranto
Fahri Hamzah: Pak SBY tidak akan mau berada di pihak yang kalah
Soal cawapres, hubungan emosional Prabowo dengan Anis Matta atau Aher baik