Panglima TNI tegaskan Hercules tetap terbang pasca kecelakaan Wamena
Dua kecelakaan pesawat Hercules terjadi dalam rentang sekitar 1,5 tahun terakhir. Akibat dua kecelakaan itu, yakni di Medan dan Wamena, nyawa penumpang dan awak melayang.
Dua kecelakaan pesawat Hercules terjadi dalam rentang sekitar 1,5 tahun terakhir. Akibat dua kecelakaan itu, yakni di Medan dan Wamena, nyawa penumpang dan awak melayang.
Namun demikian TNI tidak akan mengistirahatkan pesawat. Pesawat Hercules yang lain masih tetap bisa digunakan untuk berbagai misi TNI.
"Kondisi wilayah kita masih perlu banyak pesawat. Hercules masih sangat diperlukan untuk banyak misi," kata Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo di Malang, Senin (19/12).
Hercules A-1334 jatuh di Wamena mengakibatkan 13 orang meninggal dunia. Kecelakaan lebih besar sebelumnya terjadi di Medan, pada Selasa (30/6/2015). Akibat kecelakaan itu 122 orang meninggal dunia.
Pasca kecelakaan Medan sempat muncul larangan terbang untuk Hercules dan dilakukan pengecekan kelayakannya. Beberapa bulan setelah larangan dicabut terjadi kembali kecelakaan serupa.
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Udara (AU) Laksamana TNI Agus Supriyatna, bahwa pesawat Hercules dalam kondisi laik terbang. Kecelakaan terjadi dimungkinkan karena banyak faktor, termasuk faktor cuaca, walaupun sekarang sedang diinvestigasi.
Pihaknya hingga saat ini juga memiliki program peremajaan pesawat dalam tahun ini. Namun sedang diajukan untuk proses upgrade Hercules.
"Kalau peremajaan belum ada, tetapi dalam rencana strategis 2015-2019, saya ingin semua pesawat Hercules yang layak terbang untuk diupgrade. Ini sedang diproses penganggarannya, sedangkan anggaran yang sudah kita terima langsung diproses," katanya.
Agus juga mengatakan, kalau Hercules yang dibeli dari Australia termasuk A-1334 memiliki angka tahun jauh lebih muda dibanding yang dimiliki sebelumnya.