Fakta Menarik Pesawat Hercules yang Ditumpangi Menteri, Pernah Dipakai Kirim Bantuan ke Gaza
Super Hercules C-130 J tersebut merupakan pesawat tercanggih yang dimiliki TNI AU.
Para menteri Kabinet Merah Putih mengikuti pembekalan di Akademi Militer Magelang. Salah satu menteri yang ikut adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Dikutip dari akun Instagramnya, Sri Mulyani membagikan sejumlah foto saat dia dan menteri-menteri lainnya berada di dalam pesawat. Dia menjelaskan bahwa pesawat Super Hercules C-130 J tersebut merupakan pesawat tercanggih yang dimiliki TNI AU.
Selain itu, dia juga menjelaskan bahwa pesawat itu pernah digunakan Indonesia saat mengirim bantuan kepada warga Palestina beberapa waktu lalu.
"Para menteri dan pimpinan lembaga naik Super Hercules C-130 J-pesawat baru tercanggih yang dimiliki TNI Angkatan Udara dibeli dengan APBN #uangkita. Pesawat ini juga digunakan mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza Palestina. Bravo..!," kata Sri Mulyani. Dikutip merdeka.com, Kamis (24/10).
Informasi yang dihimpun, para menteri menumpang pesawat C-130J Super Hercules A-1340 milik TNI Angkatan Udara, sementara wakil menteri menumpang pesawat Boeing A-7306 TNI AU.
Pesawat dengan kode yang sama juga digunakan dalam pengiriman bantuan dari pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk warga Palestina di Gaza, pada Bulan April kemarin.
Dikutip dari Kemhan, misi tersebut berhasil sampai langsung ke Gaza via udara dengan pesawat Hercules C-130J (A-1340) milik TNI AU yang berkolaborasi dengan tentara Yordania.
Bantuan kemanusiaan ke Gaza yang diterjunkan ini berupa paket bantuan sebanyak 20 paket seberat masing-masing 160 kg, yang berangkat dari King Abdullah II (KA2) Airbase Airport (OJKA) di Zarqa, Yordania. Pengiriman bantuan dilakukan dengan metode penerjunan low cost low altitude (LCLA), dengan rute KA2-SAS-KA2. Bantuan bergerak pada pukul 11.36 waktu setempat (15.36 WIB) dan mencapai lokasi penerjunan (dropping zone / DZ) di Gaza pada pukul 12.50 waktu setempat (16.50 WIB).
Kemudian, pesawat Hercules C130 J (A-1340) telah berhasil mendarat kembali di King Abdullah II pada pukul 13.47 waktu setempat (17.47 WIB) setelah melaksanakan Airdrop atau penerjunan bantuaan logistik di DZ Gaza. Semua berjalan dengan baik dan Crew serta pesawat dalam keadaan Aman.
"Alhamdulillah, terima kasih atas kerja sama semua pihak yang terlibat dalam kolaborasi yang baik antara TNI dan tentara Yordania ini," ujar Komandan Misi Pengiriman Bantuan (Dansatgas) Kolonel Pnb Noto Casnoto.
Pengiriman bantuan via udara ini merupakan hasil dari diplomasi dan hubungan baik antara Indonesia dengan Yordania melalui kolaborasi yang dimotori oleh Prabowo yang saat itu masih menjabat sebagai Menhan dengan Raja Yordania Abdullah II yang merupakan sahabat lama.
"Pada 12 Maret 2024 via telepon, Menhan Prabowo menyampaikan kepada Raja Abdullah II mengenai keinginan Presiden Jokowi agar Indonesia bisa mengirimkan bantuan langsung ke Gaza," kata Kepala Biro Humas Kemhan Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha.
Setelahnya, pada 21 Maret Prabowo menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Yordania untuk Indonesia Sudqi Al Omoush, di Kemhan, Jakarta di mana disampaikan undangan bagi Indonesia untuk berpartisipasi dalam operasi peluncuran bantuan kemanusiaan ke Gaza via udara dari Raja Abdullah II.
"Indonesia mengakui persahabatan abadi dengan Yordania karena kedua negara tetap berkomitmen untuk memupuk perdamaian dunia, khususnya di Timur Tengah, dan meningkatkan kerja sama bilateral untuk kemakmuran dan kesejahteraan bersama," ujar Prabowo dalam pertemuan tersebut.
Setelahnya, TNI bersama The Royal Jordanian Armed Forces (RJAF) pun memutuskan untuk melakukan misi dropping bantuan ke Gaza via udara bersama.
Bantuan logistik dari RI untuk Gaza via udara ini berangkat dari Tanah Air pada 29 Maret 2024, yang dilepas oleh Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dan KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo di Apron Lanud Halim Perdanakusuma.
Adapun sebelumnya, pada 24 Januari 2024, dengan disaksikan oleh Jokowi yang saat itu masih menjabat sebagai Presiden, Prabowo menyerahkan secara simbolis Pesawat C-130J-30 Super Hercules baru yang keempat kepada TNI AU, yang merupakan pesawat keempat dari lima pesawat yang dipesan oleh RI untuk memperkuat armada pesawat angkut TNI AU.