Sempat Mengalami Peristiwa Kritis, Ini Kisah Heroik Para Anggota TNI Lancarkan Misi Kemanusiaan ke Gaza
Dalam misi kemanusiaan itu, mereka membawa sebanyak 20 palet barang bantuan yang total beratnya mencapai 3,2 ton
Dalam misi kemanusiaan itu, mereka membawa sebanyak 20 palet barang bantuan yang total beratnya mencapai 3,2 ton
Sempat Mengalami Peristiwa Kritis, Ini Kisah Heroik Para Anggota TNI Lancarkan Misi Kemanusiaan ke Gaza
Pada awal Bulan April lalu, sejumlah anggota TNI yang tergabung dalam kru pesawat Hercules C-130J TNI AU melakukan misi kemanusiaan bertajuk Solidarity Path Operation ke Gaza, Palestina.
Dalam misi kemanusiaan itu, mereka membawa sebanyak 20 palet yang berisi aneka macam barang seperti air minum kemasan, susu, perlengkapan bayi, popok, makanan instan, dan selimut yang masing-masing palet beratnya mencapai 160 kilogram.
Sehingga kalau ditotal, misi kemanusiaan itu membawa 3,2 ton barang bantuan yang akan dikirim ke penduduk Gaza.
-
Bagaimana perjuangan relawan di Gaza? 'Kami ditugaskan di kamar operasi. Selain saya ada juga dokter Faradina dokter spesialis bedah, ada dokter Yasmin dokter obgyn, dan dokter Farhan dokter emergency di mana kita di rumah sakit tersebut sama-sama dengan dokter Palestina membantu masyarakat di Gaza,' tambah Dede.
-
Apa yang dilakukan tentara Israel di Gaza? 'Pertama-tama, mereka mengatakan 'empat orang'. Ternyata dua anak-anak dan dua orang dewasa, dan ternyata, itu ada seorang pria, seorang perempuan, dan dua anak-anak. Anda gambarkan saja sendiri bagaimana,' kata S.
-
Kenapa tentara Israel tembak warga Palestina di Gaza? Pasukan penjajah Israel yang dikerahkan ke Jalur Gaza diberi wewenang untuk 'menembaki warga Palestina sesuka hati, termasuk warga sipil,' dan telah mengubah Gaza menjadi 'lanskap yang dipenuhi mayat'. Demikian diungkapkan +972 Mag dalam laporannya pada Senin (8/7).
-
Siapa yang mengungkapkan kondisi tentara Israel di Gaza? Seorang pensiunan tentara Israel mengungkap kondisi tentara mereka sedang kacau balau dalam menjalankan misi pertempuran di Jalur Gaza. Kekacauan itu disebabkan kurangnya peralatan dan pasokan logistik.Mantan Mayor Jenderal Itzhak Brik mengatakan sudah menyampaikan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahwa tentara Israel tidak dalam kondisi langsung siap berperang setelah peristiwa serangan kelompok Hamas pada 7 Oktober lalu.
Bantuan barang sendiri berasal dari rakyat Indonesia. Dilansir dari Indonesia.go.id, misi berisiko tinggi itu tak hanya melibatkan para prajurit Indonesia, namun juga prajurit dari delapan negara lain yaitu Mesir, Uni Emirat Arab, Belanda, Jerman, Belgia, Inggris, dan Prancis yang dipimpin oleh para prajurit dari Yordania.
Seluruh armada pesawat itu terbang dari Pangkalan Udara Angkatan Bersenjata Yordania King Abdullah II di Kota Zarqa.
Misi kemanusiaan itu berlangsung dua jam lebih. Mereka lepas landas dari pangkalan udara pukul 11.36 waktu setempat dan kembali ke Zarqa pada pukul 13.47 waktu setempat.
Sebelumnya, para kru pesawat Hercules C-130J berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma pada 29 Maret 2024.
Mereka menyusuri rute New Delhi hingga Abu Dhabi sebelum tiba di Zarqa. Setiba di Zarqa, mereka langsung mengadakan pertemuan dengan Angkatan Udara Yordania di markas besar mereka.
Saat melaksanakan misi kemanusiaan, seluruh pesawat yang terlibat diberi interval keberangkatan demi keamanan mengingat wilayah udara yang dilalui masih dalam suasana perang.
Seluruh komandan misi dari masing-masing negara juga telah menerima koordinat drop zone di atas udara Gaza.
Ada satu peristiwa kritis sewaktu pesawat sedang mengudara tatkala sinyal dari alat Global Positioning System (GPS) di kokpit tiba-tiba menghilang akibat diacak (jamming).
Kendati demikian, pesawat tersebut mampu mengantisipasinya lantaran masih memiliki sistem navigasi lain.
Seluruh awak pesawat berhasil mengatasi keadaan dan tetap terbang sesuai arahan di darat. Mereka juga menyadari bahwa saat itu sedang terbang di atas wilayah konflik dan berbahaya.
"Kami mengalami GPS mati dan hilang. Sehingga pesawat diterbangkan dengan cara konvensional dan pemetaannya pun dilakukan secara manual," terang Komandan Misi Bantuan, Kolonel Pnb Noto Casnoto.
Mereka kembali tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma pada 11 April 2024. Berkat kesuksesan misi kemanusiaan itu, Panglima Jenderal TNI Agus Subiyanto memberi penghargaan pada para kru yang terlibat.
"Ini merupakan momen yang tepat waktu, tepat sasaran dan tepat guna karena bermanfaat untuk membantu meringankan beban saudara-saudara kita yang di Palestina," kata Agus dikutip dari Indonesia.go.id.