Panglima TNI ungkit Australia aktor proxy war lepasnya Timor Timur
Tidak hanya proxy war, Indonesia juga dihadapkan pada potensi konflik dan perang disebabkan perebutan energi dan pangan.
Indonesia di hadapkan pada potensi konflik dan perang yang dipicu berbagai persoalan. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo kembali mengingatkan sekaligus meminta semua pihak mewaspadai perang tanpa bentuk atau istilahnya proxy war.
Dalam perang ini lawan dan kawan tidak lagi terlihat. Perang seperti ini didesain oleh aktor yang tak kasat mata. Indonesia pernah terlibat dalam proxy war.
-
Kapan Timnas Indonesia bertanding melawan Australia? Setelah bertanding di Arab Saudi, Timnas Indonesia akan segera kembali ke Jakarta untuk mempersiapkan pertandingan melawan Australia di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Selasa, 10 September 2024.
-
Kapan Timnas Indonesia bertanding melawan Timnas Australia? Pada hari ini, Selasa (10/9/2024), Timnas Indonesia menjalani laga kedua di grup C.
-
Kapan Timnas Indonesia melawan Australia? Pada Selasa, 10 September 2024, Skuad Garuda menunjukkan performa yang solid dengan menahan Australia 0-0 di Stadion Utama Gelora Bung Tomo (SUGBK).
-
Kapan Timnas Indonesia akan bertanding melawan Australia? Indonesia akan bertanding melawan Australia dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026. Pertandingan ini dijadwalkan berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, pada Selasa (10/09).
"Proxy war pernah terjadi di Indonesia dan Indonesia kalah. Yakni saat lepasnya Timor Timur dari bumi Indonesia. Peran negara asing yakni Australia menjadi aktor dalam proxy war tersebut, tujuannya untuk memecah belah bangsa kita," ujar Gatot saat memberikan kuliah umum bela negara di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Kamis (11/8).
Tidak hanya proxy war, Indonesia juga dihadapkan pada potensi konflik dan perang disebabkan perebutan energi dan pangan di masa mendatang. Sumber energi fosil dan pangan pada 2043 diperkirakan semakin menipis bahkan cenderung habis.
"Sebanyak 12,3 miliar penduduk dunia nanti akan berebut energi dari negara equator yang kaya sumber daya alam sebagai pengganti energi fosil," katanya.
Gatot menguraikan, pusat konflik saat ini terjadi di negara-negara kaya minyak. Perang yang terjadi di sejumlah negara dewasa ini berlatar belakang perebutan energi. Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki potensi vegetasi sepanjang tahun, bisa menjadi tempat konflik akibat perebutan energi.
"Dari 12,3 miliar penduduk dunia pada tahun 2043, 9,8 miliar di antaranya hidup di luar negara equator. Mereka akan berbondong-bondong mencari sumber pangan dan sumber energi lain ke negara equator. Indonesia punya sumber energi alam paling besar. Perang pangan dan ekonomi menjadi ancaman nyata bagi kita," ucapnya.
Sumber daya alam yang dimiliki Indonesia bisa menjadi petaka jika tidak dipertahankan dan dikelola dengan baik. "Presiden Soekarno dan Presiden Joko Widodo sudah mengingatkan. Jika tidak waspada maka di masa mendatang, Indonesia bukan lagi milik Bangsa Indonesia," tegasnya.
Untuk menghadapi semua itu, Gatot meminta rakyat Indonesia mandiri. Negeri ini memiliki modal geografi dan demografi. Negara agraria dan laut yang bisa diolah untuk menjadi negara maritim dan dikelola oleh rakyat dan ditujukan untuk rakyat.
Baca juga:
Ribuan warga Timor Leste geruduk Kedutaan Australia di Dili
Kontroversi tewasnya lima jurnalis Australia di Balibo
Kisah Timor Leste-Australia berebut minyak hingga demo ribuan orang
Timor Leste mengadukan Australia ke PBB atas sengketa laut
Warga Timor Leste demo Australia, perbatasan NKRI diperketat