Parahnya kelakuan pelajar zaman sekarang, guru saja dibacok
Mulai membacok gurunya dan teman, kelakuan-kelakuan pelajar ini sungguh memprihatinkan.
Kelakuan sebagian pelajar zaman sekarang sudah jauh dari sopan santun. Salah satunya, AFP seorang pelajar SMK Yayasan Darussalam di Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, ini.
Dia tega melakukan percobaan pembunuhan kepada dua orang gurunya. Aksi nekat itu dilakukannya dengan alasan dirinya sering dimarahi oleh gurunya tersebut.
Kasus lain ada juga pelajar yang tewas dikeroyok dan dibacok pelajar lain. Kejadiannya sehabis acara perpisahan sekolah korban hendak main bersama rekannya Genta (15), menuju rumah teman di Kecamatan Pamarayan.
Saat korban melintas di kampung Sangiang, Kecamatan Pamarayan, korban dihadang puluhan siswa SMP dari sekolah lain. Di situ korban dihabisi.
Kemudian, ada juga pelajar yang berani membacok polisi. Adalah Bripka Parngadi dibacok saat melerai tawuran dua kelompok pelajar SMP dan menangkap satu pelajar karena membawa senjata tajam. Bripka Parngadi menderita 10 jahitan.
Bukan hanya anggota polisi saja yang mengalami peristiwa pembacokan, anggota TNI AD pun kena bacok. Praka Wahyu Adi, anggota TNI AD anggota Yon Zikon 13 Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, dibacok oleh sesama pengendara sepeda motor yang diketahui pelaku adalah pelajar sekolah. Praka Wahyu mendapat luka bacok yang cukup serius di bagian tengkuk leher belakangnya.
Berikut ulasan kebrutalan pelajar seperti dihimpun merdeka.com, Kamis (8/10):
-
Bagaimana sekolah tersebut mendukung bakat anak-anak? Hilman mengatakan jika semua anak yang sekolah di sana selalu mendapatkan support untuk mengembangkan bakatnya. “Kan nggak dibatasi ya? Punya bakat apa itu bakal disupport ya?” tanya Hilman. “Iya,” jawab Boy.
-
Bagaimana anak-anak dari sekolah pencuri menjalankan aksinya? Setelah satu tahun bersekolah, para remaja itu bisa 'lulus', mencuri perhiasan di pesta pernikahan orang kaya.
-
Siapa yang tampil di panggung acara sekolah? Kedua putri mereka, Megu dan Mishka, tampil memukau di panggung acara sekolah.
-
Kenapa kekerasan anak di satuan pendidikan meningkat? Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan maraknya kekerasan terhadap anak di lingkungan satuan pendidikan karena lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya kelompok pertemanan yang berpengaruh negatif.
-
Siapa yang pindah sekolah? Melansir dari akun fristymayangdewi, seorang siswa bernama Ucok terpaksa pindah sekolah ke Jakarta setelah ayahnya meninggal dunia.
-
Siapa yang mengantar anak-anaknya ke sekolah? Baru-baru ini, Celine Evangelista berbagi tentang rutinitas paginya saat ia menyiapkan anaknya untuk pergi ke sekolah.
Siswa SMK bacok 2 ibu guru hingga kritis
AFP seorang pelajar SMK Yayasan Darussalam di Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang nekat melakukan percobaan pembunuhan kepada dua orang gurunya. Dia nekat melakukan hal itu lantaran merasa dirinya sering dimarahi.
Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (7/10) sekitar pukul 00.45 WIB di Rumah Yayasan Darussalam, Jalan Samirun Kampung Bubulak RT 01/03 Mekarbakti, Panongan, Kabupaten Tangerang
"Korbannya, Sri Astuti (45) perempuan Guru/PNS. Dia mengalami dua luka bacokan golok pada kepala bagian samping kiri dan atas. Sedangkan korban kedua Muryanah (23), perempuan, guru Honorer di Yayasan Darussalam. Dia menderita luka lima bacokan golok pada bagian kepala belakang dan jari tangan kiri nyaris putus," terang Kapolsek Panongan AKP Kosasih.
Berdasarkan keterangan yang didapat, sebelumnya pelaku membuka kamar tidur korban Muryanah yang sedang dalam keadaan kosong. Lalu pelaku mengetuk pintu kamar korban Sri Astuti. Karena takut, maka korban Sri Astuti dan korban Muryanah diam saja di kamar. Namun dengan sekuat tenaga, pelaku mendobrak kamar.
"Setelah pintu kamar terbuka, pelaku tanpa basa basi terus membacok korban Muryanah secara membabi buta," bebernya.
Dari keterangan sementara, AFP mengaku tega menyerang gurunya karena kesal dan dendam sudah sering dimarahi di sekolah, bahkan di hadapan teman-temannya sendiri. Adapun AFP dimarahi karena sering telat masuk sekolah dan malas-malasan saat belajar di kelas.
"Berdasarkan keterangan pelaku, dia kesal dendam sebab Muryanaha acap kali memarahinya bila terlambat masuk dan tidak mengikuti pelajaran dengan baik," jelasnya.
Saat melakukan aksinya, Fahmi menggunakan penutup wajah untuk menghindari agar jangan sampai ada yang mengenalinya. "Mereka padahal bertetangga, kini korban dirawat di Ciputra Hospital," tandasnya.
Sementara itu, Muryana (23) guru di SMK Darussalam, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, usai diserang oleh muridnya sendiri hingga saat ini masih dirawat secara intensif di Ciputra Hospital, Citra Raya.
"Korban Muryana masih kritis setelah dapat lima bacokan. Kalau ibunya (Trihartati) yang kebetulan tinggal dengan Muryana sudah membaik, dia kena dua bacokan," ujar Kapolresta Tangerang Kombes Irman Sugema.
AFP secara diam-diam menyerang Muryana dengan mendatangi rumahnya saat tengah malam. Sebelumnya, AFP sudah menyiapkan golok dapur yang dibawanya dari rumah untuk menyerang Muryana.
Namun, saat beraksi, AFP ketahuan oleh Trihartati sehingga murid laki-laki tersebut ikut menyerang Trihartati. Peristiwa penyerangan oleh AFP terjadi sekitar pukul 00.45 WIB. Setelah menyerang guru dan ibunya, AFP langsung kabur menuju rumahnya.
Tidak lama setelah itu, Trihartati meminta tolong kepada warga sekitar dan melaporkan hal tersebut kepada Polsek Panongan. Awalnya, peristiwa itu dilaporkan sebagai dugaan pencurian dengan kekerasan. Tetapi, setelah diperiksa lebih lanjut, tidak ada barang yang hilang. Polisi belakangan baru tahu kalau yang menyerang kedua korban adalah muridnya sendiri.
"Tersangka langsung dibekuk di rumahnya. Di saat itu juga, tersangka mengakui perbuatannya," pungkas Irman.
Siswa SMP bacok murid sekolah lain hingga tewas
Penganiayaan antar siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan Pamarayan, Kabupaten Serang, Banten, menelan korban jiwa. Seorang siswa kelas 1 SMP bernama DI (15) tewas disabet senjata tajam yang diduga dilakukan oleh AG (15), Rabu (9/6).
Kapolsek Pamarayan AKP Efendi menjelaskan kronologis kejadian, sehabis acara perpisahan sekolah korban hendak main bersama rekannya Genta (15), menuju rumah teman di Kecamatan Pamarayan. Saat korban melintas di kampung Sangiang, Kecamatan Pamarayan, korban dihadang puluhan siswa diduga dari SMP lain.
Korban bersama rekannya lantas turun dari motor, dan menghampiri puluhan siswa tersebut untuk menanyakan maksud tujuannya menghadang. Namun korban malah disabet benda tajam oleh AG pada bagian punggung.
Setelah korban terluka, puluhan siswa membubarkan diri. Warga yang melihat kejadian itu, segera membawa korban menuju Puskesmas Pamarayan. Namun nahas, sesampai di puskesmas nyawa korban tak tertolong.
"Korban mengalami luka sayatan di bagian punggung panjangnya akibat senjata tajam," pungkasnya.
Pelajar SMP bacok polisi
Pelajar SMP di Jakarta tak terima temannya ditangkap saat tawuran di Cengkareng, Jakarta Barat, pelajar tega membacok Anggota Unit Lantas Polsek Cengkareng, Bripka Parngadi hingga menderita 10 jahitan.
Peristiwa itu terjadi pada Kamis (5/5) di lampu merah Cengkareng. Bripka Parngadi yang melerai tawuran dua kelompok pelajar, menangkap satu pelajar karena membawa senjata tajam.
"Dari arah belakang Bripka Parngadi diserang oleh pelajar lain dengan menggunakan senjata tajam (besi plat berbentuk parang)," kata Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Sularno.
Melihat Parngadi tersungkur bersimbah darah, pelajar tersebut melarikan diri. Oleh warga sekitar Parngadi dilarikan ke Rumah Sakit Cengkareng. "Lukanya cukup parah dengan 10 jahitan," katanya singkat.
Setelah dilakukan pengejaran polisi berhasil mengamankan sembilan orang pelajar dari berbagai SMP dan barang bukti tas berisi tiga senjata tajam.
Pelajar SMK bacok anggota TNI AD
Praka Wahyu Adi, anggota TNI AD anggota Yon Zikon 13 Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, harus dirawat secara intensif di RSPAD Gatot Subroto, akibat luka bacok senjata tajam yang dialaminya. Praka Wahyu mendapat luka bacok yang cukup serius di bagian tengkuk leher belakangnya.
Dia dibacok oleh sesama pengendara sepeda motor setelah sempat mengalami adu mulut (cek cok). Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 02.30 WIB di Ciracas, Jakarta Timur.
Penyebab cek cok cuma karena hal sepele yakni bersenggolan sepeda motor di jalan. Karena tak terima korban kemudian mengejar pelaku yang bergerombolan mengendarai sepeda motor dengan teman-temannya.
Namun nahas, saat korban berhasil mengejar dan terlibat cek cok, korban langsung dibacok oleh pelaku.