Pasien Pertama Covid-19 Klaster Pabrik Tas di Gunungkidul Meninggal Dunia
Kapolsek Playen, AKP Hajar Wahyudi membenarkan berita tersebut, bahwa ibu dari pemilik pabrik tersebut meninggal di rumahnya saat isolasi mandiri. Ibu tersebut merupakan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 pertama dari klaster pabrik tas beberapa hari lalu.
Setelah sempat dinyatakan positif Covid-19 dan menjalani isolasi mandiri, ibu dari pemilik pabrik tas di Padukuhan Nogosari Bandung, Playen, Gunungkidul meninggal dunia pada Senin (7/6/2021) petang. Satgas Covid-19 Kalurahan yang dibantu relawan Pemakaman Covid-19 langsung mengebumikan jenazah pada malam harinya.
Kapolsek Playen, AKP Hajar Wahyudi membenarkan berita tersebut, bahwa ibu dari pemilik pabrik tersebut meninggal di rumahnya saat isolasi mandiri. Ibu tersebut merupakan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 pertama dari klaster pabrik tas beberapa hari lalu.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
"Ya, memang ibu tersebut merupakan pasien pertama di klaster pabrik. Dan saat ini sudah dikebumikan oleh gugus tugas dan relawan pemakaman Covid-19," kata Hajar, Selasa (8/6).
Sedangkan pihak keluarga, Hajar menambahkan, tetap diimbau untuk menlanjutkan isolasi mandiri. Selain itu, sterilisasi lokasi rumah dan pabrik terus ditingkatkan dengan penyemprotan disinfektan berkala setiap harinya.
"Masih dilakukan sterilisasi terus, terlebih dalam beberapa hari ke depan akan dilakukan tracing lanjutan," jelasnya.
Suhardi, pemilik pabrik menceritakan awal diketahui ibunya positif Covid-19 pada saat ibunya sakit dan dibawa ke rumah sakit Bethesda Yogyakarta. Untuk mendapat penanganan, setiap pasien diwajibkan untuk test swab PCR dan diketahui bahwa ibunya positif Covid-19.
Namun, saat itu, rumah sakit rujukan Covid-19 penuh, pihak keluarga kemudian melakukan isolasi mandiri di rumah. Dan kemudian seluruh keluarganya melakukan tracing dan hasilnya anak perempuan dan bapaknya juga positif Covid-19.
"Betul, jadi ibu, anak saya perempuan, dan bapak positif. Tapi saya dinyatakan negatif dari hasil tes swab dan PCR," tuturnya.
Suhardi sendiri langsung meliburkan karyawannya. Namun, 2 hari setelah diliburkan tim gugus tugas dan satgas Covid-19 meminta agar memanggil seluruh karyawannya datang untuk tes swab PCR. Dan hasilnya pada 2 hari lalu dinyakan ada 8 dari 86 karyawan positif.
"Pada Minggu ada 8, dan kemarin berarti Senin ada penambahan namun saya kurang begitu tahu jumlahnya," jelasnya.
Kepala Kalurahan Bandung, Mawal Edi Tri Kusmantya mengatakan, pihaknya bersama tim Satgas Covid-19 desa akan memasang PPKM mikro sebagai antisipasi pergerakan dalam masa isolasi mandiri dan streilisasi. Selain itu, pihak kalurahan akan memberikan bantuan kepada yang melaksanakan isolasi mandiri di Kalurahan Bandung.
"Kami sudah siap langkap pencegahan dan antisipasi, termasuk pemberian bantuan kepada yang melakukan isolasi mandiri. Mekanisme nanti tetap protokol kesehatan ketat," Mawal mengatakan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty menambahkan, satu orang yang meninggal dunia tersebut merupakan ibu dari pemilik pabrik tas. Namun demikian, puluhan pekerja pabrik tersebut hanya bergejala ringan.
"Untuk ibu pemilik tas meninggal dunia Senin petang," ujarnya.
Sementara pada Senin terdapat tambahan 49 kasus positif Covid-19 di Gunungkidul. Dari jumlah tersebut, 24 di antaranya merupakan warga Kapanewon Playen. Menurut Desi, tambahan kasus dari Playen ini tak semuanya berasal dari klaster pabrik tas.
"Di Playen tidak ada klaster lain meski ada penambahan," jelasnya.
Sedangkan, untuk Kabupaten Gunungkidul sendiri tercatat hingga pada Senin (7/6) penambahan kasus swab PCR sebanyak 31 kasus, swab Antigen ada 18 kasus dan total kasus terkonfirmasi adalah 49 kasus. Sehingga total jumlah keseluruhan kasus terkonfirmasi Positif Covid-19 di Gunungkidul menjadi 3.253 kasus.
"Memang banyak, tapi kami berharap warga masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan dan menjauhi kerumuman," dia memungkasi.
Reporter: Hendro
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Polda Kalteng Gelar Apel Operasi Yustisi Tim Pemburu Covid-19
11 Nakes di Puskesmas Kayumanis Bogor Positif Covid-19
Penderita Covid-19 Meningkat, Kapolda NTT Perintahkan Tindak Tegas Pelanggar Prokes
Terpapar Covid-19, Wagub Jabar Akui Teledor Jalankan Prokes usai Divaksin
Wali Kota Akui Kenaikan Kasus Covid-19 di Bandung
WHO Tak Bisa Paksa China Berikan Semua Data Asal Mula Covid-19