PDIP Minta Jokowi Batalkan Remisi Pembunuh Jurnalis Bali
Sebelumnya, Susrama mendapatkan remisi dari hukuman seumur hidup menjadi 20 tahun. Remisi itu berdasarkan pasal Keputusan Presiden RI Nomor 174 Tahun 1999 tentang Remisi.
PDI Perjuangan merekomendasikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meninjau ulang dan mencabut remisi yang diberikan kepada I Nyoman Susrama, terpidana otak pembunuhan Anak Agung Gede Narendra Prabangsa, wartawan Jawa Pos Radar Bali.
Sikap politik PDIP ini disampaikan dalam rangka Hari Pers Nasional yang jatuh pada 9 Februari.
-
Kapan Sumpah Pemuda diikrarkan? Setiap tanggal 28 Oktober selalu diperingati sebagai hari yang sangat bersejarah bagi para pemuda di Indonesia. Ya, hari itu biasa dikenal sebagai Hari Sumpah Pemuda. Pada tahun 2023 ini, Sumpah Pemuda akan masuk pada tahun yang ke-95 sejak pertama kali diucapkan pada 1928.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
"Remisi ini harus ditinjau ulang dan dicabut. PDI Perjuangan merekomendasikan pembatalan remisi tersebut, dan kami yakin pemerintahan demokratis Pak Jokowi akan membatalkan remisi tersebut," kata Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, di sela Safari Kebangsaan VII, di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (9/2).
Sebelumnya, Susrama mendapatkan remisi dari hukuman seumur hidup menjadi 20 tahun. Remisi itu berdasarkan pasal Keputusan Presiden RI Nomor 174 Tahun 1999 tentang Remisi.
Keputusan tersebut menuai kecaman dari kalangan pers. Menurut Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Denpasar keputusan tersebut kemunduran kebebasan pers.
Hasto mengatakan, indikasi demokrasi sehat adalah kebebasan pers. Maka itu pers harus bebas dari intimidasi dan kekerasan. "Indonesia harus bebas dari intimidasi, dan kekerasan terhadap insan pers," ujarnya.
Dia menuturkan sepanjang sejarah, pers terlibat dalam perjuangan pembebasan bangsa Indonesia dari penjajahan, dan penindasan. Karenanya penuh penghormatan terhadap demokrasi, keadilan dan kemanusiaan.
Hasto bercerita, Bung Karno menegaskan pers melahirkan kekuatan terang peradaban. Hal itu disampaikan dalam diplomasi internasional di Amerika Serikat dalam perjuangan pembebasan Irian Barat. Sang proklamator mengutip pernyataan Mark Twain bahwa di dunia ada kekuatan yang bisa memberikan terang.
"Pertama adalah Matahari sebagai Ciptaan Allah SWT, dan kedua dalah pers. Karena itulah pers tidak hanya menjadi pilar keempat demokrasi, namun juga penjaga peradaban demokrasi dan sekaligus penjaga kemanusiaan itu sendiri," kata Hasto.
"Dirgahayu Pers Indonesia.Kobarkan semangat juang, perkuat jalan demokrasi kerakyatan, keadilan, dan kemanusiaan, perkuat kedaulatan dan kebebasan pers Indonesia," tandas Hasto mengucapkan selamat Hari Pers Nasional.
Baca juga:
Dirjen PAS 'Jemput' Surat Keberatan Remisi Pembunuh Jurnalis
Kemenkum HAM Bali Yakin Yasonna Pertimbangkan Pencabutan Remisi Pembunuh Jurnalis
Dirjen PAS Sebut Menkum HAM Perintahkan Remisi Pembunuh Wartawan Dikaji Ulang
Tolak Remisi Pembunuh Prabangsa, Puluhan Wartawan di Bali Bagikan Mawar Hitam
3 Kebijakan Hukum Pemerintah Jokowi yang Jadi Kontroversi
Datangi Kakanwil Bali, Istri Prabangsa Minta Remisi Susrama Dicabut