Pedagang ngotot tak mau pindah ke pasar induk Medan
Pedagang menentang relokasi karena posisi Pasar Sentral yang terletak di Jalan Sutomo sangat strategis.
Pro-kontra relokasi pedagang sekitar Jalan Sutomo dan Pasar Sentral, Medan, terus berlanjut. Seratusan pedagang yang menentang kebijakan Pemkot Medan itu kembali berunjuk rasa, Senin (18/4).
Para pedagang berunjuk rasa di depan kantor DPRD Sumut. Mereka berunjuk rasa di sana karena menilai DPRD Medan tidak dapat membantu mereka. Pengunjuk rasa merupakan pedagang kawasan sekitar Jalan Sutomo atau Pasar Sentral, seperti di Jalan Sutomo, Jalan Veteran, Jalan Bulan, Jalan Bintang eks RRI, Jalan Seram, Jalan Flores, dan Jalan Bedagai. Mereka datang menumpang sejumlah pikap, mobil dan sepeda motor. Seperti sebelumnya, seluruhnya mengenakan ikat kepala merah.
-
Kapan Pasar Weleri diresmikan? Sejatinya gedung itu telah diresmikan pada Desember 2023.
-
Apa yang terjadi di Pasar Setan? Konon, pasar ini terletak di salah satu sabana luas yang menjadi jalur pendakian, dimana beberapa pendaki telah mengalami pengalaman yang tak terlupakan. Beberapa di antaranya melaporkan mendengar suara berisik dan keramaian yang mirip dengan suasana pasar, meskipun di jalur tersebut seharusnya sepi dengan hanya sabana luas dan tanah lapang.
-
Apa yang dijual di Pasar Pakelan? Selain Haniq, ada pula Tawinem. Di pasar itu ia membeli gorengan. "Di sini apa-apa Rp500-an. Ini puli pecel, bahannya dari beras," kata Tawinem.
-
Kapan Pasar Pakelan ramai? Pasar itu sendiri hanya ada dua kali setiap lima hari, yaitu setiap hari pasaran wage dan legi. Pasar itu biasanya ramai jam 6-7 pagi.
-
Di mana Pasar Pakelan berada? Di Desa Sidorejo, terdapat sebuah pasar tradisional yang letaknya terpencil bernama Pasar Pakelan. Lokasinya berada di pinggiran desa.
Dalam aksinya, pengunjuk rasa menentang relokasi karena posisi Pasar Sentral yang terletak di Jalan Sutomo sangat strategis, berada di tengah Kota Medan. "Kami tetap menolak relokasi. Kalau kami pindah ke Lau Cih, terlalu jauh. Di sana pun kan pedagang besar semua, kami cuma pedagang kecil," kata Beru Ginting, salah seorang pedagang.
Akibat demonstrasi itu, hanya separuh jalan Imam Bonjol, depan kantor DPRD Sumut, yang dapat dilalui kendaraan. Lalu lintas di sekitarnya pun padat merayap.
Pengunjuk rasa mendesak Pemkot Medan membenahi dan menata serta melegalkan Pasar Sentral menjadi pusat perbelanjaan tradisional. Mereka juga menuntut aparat menjamin keamanan bagi pedagang Pasar Sentral.
Mereka juga mendesak adanya penindakan terhadap personel Satpol PP dan TNI/Polri yang arogan saat melakukan penertiban. Mereka juga mendesak agar anggaran penertiban kawasan sekitar sebesar Rp 3,1 miliar segera diaudit.
Beberapa pedagang terpaksa pindah ke Pasar Induk Lau Cih. Mereka juga beberapa kali melakukan unjuk rasa. Mereka menuntut kawasan sekitar Pasar Sentral dan Jalan Sutomo ditertibkan. Alasannya, selama masih ada yang berjualan di sana, pasar induk tetap sepi.
Demo pedagang Pasar Induk Lau Cih ini direspon Pemkot Medan dengan melakukan penertiban. Langkah itu dilakukan setiap hari dan memantik demo dari pedagang yang memilih bertahan.
(mdk/noe)