Pedenya Cak Imin, menteri dari PKB tak bakal dicopot Jokowi
Muhaimin mengklaim posisi semua kadernya di dalam Kabinet Kerja aman.
Belakangan isu perombakan kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus berembus. Beberapa partai pendukung mengaku siap menggantikan jika memang ada perubahan posisi dalam kabinet.
Namun, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar meyakini tidak ada menteri dari partainya yang bakal digeser oleh Presiden Jokowi. Hal ini, kata Muhaimin, berdasarkan hasil pertemuan terakhirnya dengan Jokowi di Kantor Presiden beberapa waktu yang lalu.
Seperti diketahui, dalam Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi, terdapat empat nama yang berasal dari PKB. Keempat menteri yakni Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Marwan Jafar, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, dan Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri.
Meski begitu, ia menambahkan, reshuffle kabinet merupakan kewenangan presiden. "Sampai hari pertemuan terakhir saya dengan Pak Jokowi, belum ada menteri dari PKB yang kena reshuffle," kata Muhaimin saat menghadiri Gelar Doa Bersama Sukseskan Muktamar NU ke-33 di DPP PKB, Jakarta.
Selain itu, Muhaimin atau Cak Imin yakin Jokowi tidak bakal melakukan reshuffle kabinet sebelum Idul Fitri. Menurut dia, tidak baik melakukan perbuatan membikin seseorang bersedih di hari raya.
"Saya berharap jangan reshuffle dalam waktu dekat. Lebaran-lebaran tidak baik reshuffle, di saat orang lain gembira, jangan bikin pihak lain bersedih," katanya.
Saat disinggung terkait kabar menyebutkan jika Imam Nahrawi masuk dalam jajaran nama menteri bakal diganti, Cak Imin kembali mengklaim tidak ada menteri berasal dari PKB akan diganti. Meski begitu, kewenangan mencopot menteri merupakan hak presiden.
"Saya tegaskan, tidak ada menteri dari PKB yang akan direshuffle. Biarkan menteri menyiapkan lebaran," lanjutnya.
Namun, Cak Imin malah menyinggung kinerja menteri Jokowi di bidang ekonomi. Dia menilai kementerian di bidang ekonomi belum bekerja secara maksimal. Hal tersebut menurutnya cukup merisaukan.
"Cukup merisaukan. Kurs dolar tinggi, pengangguran meningkat, daya beli turun, berdampak kepada penjualan, melambat daya jual produk," imbuhnya.
Menurutnya, sudah seharusnya ada terobosan cepat untuk mengatasi hal tersebut. Salah satunya, investasi jangan dihambat. "Investasi jangan dihambat dengan isu merakyat, akibatnya investasi menjadi melambat," tutupnya.