Pelecehan seksual kepada anak marak, perempuan di Solo demo
Massa juga mengecam maraknya kekerasan yang dialami perempuan.
Seratusan perempuan yang sebagian besar ibu-ibu rumah tangga menggelar demonstrasi di bundaran Gladag, Solo, Jawa Tengah, Minggu (25/11). Aksi tersebut digelar sebagai wujud keprihatinan terhadap masih banyaknya tindak kekerasan kepada perempuan di Solo, serta dalam rangka kampanye 16 hari anti-kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Pantauan merdeka.com, massa membawa poster yang berisi kecaman terkait maraknya kekerasan yang dialami perempuan. Mereka juga secara bergantian menggelar orasi, dan pembacaan puisi tentang perempuan.
Sementara itu, koordinator aksi Maria Martha Sucia saat berorasi mengatakan, perlu adanya perhatian khusus dari berbagai elemen masyarakat dan pemerintah terhadap kasus kekerasan terhadap anak. Sebab, angka kekerasan terhadap anak tergolong tinggi di Kota Solo.
"Kita prihatin, di Solo dan sekitarnya banyak terjadi kasus kekerasan terhadap anak. Kasus yang terjadi lebih condong ke kekerasan seksual terhadap anak, tidak lagi pelecehan," katanya.
Untuk membendung peningkatan angka kekerasan tersebut, para aktivis perempuan di Solo sudah melakukan pendampingan dan penyuluhan-penyuluhan di semua kecamatan di Kota Solo.
Sementara, berdasarkan data dari Solidaritas Perempuan untuk Kemanusiaan (SPEK-HAM), hingga Juli 2012, di Solo terjadi 83 kasus kekerasan terhadap perempuan. Aktifis SPEK HAM Nila Ayu Puspaningrum mengatakan, dari angka tersebut 57 kasus di antaranya merupakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan sisanya atau 26 kasus merupakan kasus kekerasan seksual anak.