Pemerintah Diminta Tak Cuma Selesaikan Masalah Anak Jadi Manusia Silver Ketika Viral
Selly mengatakan, pemerintah tidak bisa parsial saja menyelesaikan masalah tersebut. Pemerintah juga perlu memberikan solusi yang komprehensif dan berjenjang, jangan mengambil sikap ketika viral saja.
Anggota Komisi VIII DPR RI Selly Andriany Gantina mengaku prihatin terhadap peristiwa bayi 10 tahun menjadi manusia silver di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan.
Selly mengatakan, pemerintah tidak bisa parsial saja menyelesaikan masalah tersebut. Pemerintah juga perlu memberikan solusi yang komprehensif dan berjenjang, jangan mengambil sikap ketika viral saja.
-
Siapa yang menjabat di Komisi IX DPR RI? Kris Dayanti, saat menjadi anggota DPR RI, menjabat di Komisi IX yang mengurusi kesehatan, tenaga kerja, dan kependudukan.
-
Siapa yang memimpin Pertamina dalam RDP bersama Komisi VII DPR? Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati bersama jajaran Direktur Utama Sub Holding mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI di Gedung Nusantara Komisi VII, Senayan, Jakarta, Selasa, (21/11).
-
Kapan Rapat Dengar Pendapat Komisi XI DPR RI bersama BPS berlangsung? “Karena hal ini merupakan kebutuhan yang mendukung kinerja BPS untuk menjalankan tugas dalam menyediakan basis data kependudukan, hingga menjalankan program-program strategis, seperti Registrasi Sosial Ekonomi, hingga Sensus pertanian,” urai Puteri dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi XI bersama BPS pada Selasa (5/9).
-
Siapa yang memimpin Kunjungan Kerja Komisi II DPR RI ke Medan? Selain bersilaturahmi, kunjungan kerja (kunker) Komisi II DPR RI yang diketuai Junimart Girsang ini dalam rangka mendengar dan mengetahui kesiapan Pemilu 2024 di Kota Medan.
-
Apa yang disampaikan Retno Marsudi kepada Komisi I DPR RI? "Kita masih akan berjumpa lagi Insyallah pada satu kali lagi yang saya dengar, tapi pertemuan hari ini merupakan salah satu pertemuan terakhir kita. Untuk itu, betul-betul dari lubuk hati yang paling dalam saya mengucapkan terima kasih banyak," kata Retno.
-
Dimana pertemuan antara Komisi II DPR RI dengan Walikota Medan berlangsung? Selain bersilaturahmi, kunjungan kerja (kunker) Komisi II DPR RI yang diketuai Junimart Girsang ini dalam rangka mendengar dan mengetahui kesiapan Pemilu 2024 di Kota Medan. Sejumlah langkah, tindak lanjut dan ragam hal sesuai kapasitas pemerintah daerah dalam mendukung kelancaran dan suksesnya Pemilu 2024 dipaparkan Wali Kota Medan Bobby Nasution di hadapan anggota Komisi II DPR RI di Balai Kota Medan, Kamis (14/9).
"Tentu pendekatan pemerintah tidak bisa parsial, beresin satu persatu-kasuistik, memberikan lapangan pekerjaan kemudian selesai. Nanti kalau ada kejadian lagi, kemudian viral, buru-buru diberesin lagi. Pendekatan pemerintah harusnya komprehensif dan berjenjang," kata Selly kepada wartawan, Rabu (29/9).
Politikus PDIP ini bilang, permasalahan anak ini harus dilihat sebab dan akibatnya. Harus bisa dicari akar persoalannya tidak serta melihat dengan kacamata kuda.
"Seolah persoalan yang tiba-tiba terjadi tanpa melihat sebab ekonomi sosial-budaya yang melatarbelakanginya. Ini juga akan berimbas pada solusi yang ditawarkan, jangan sampai penyelesaiannya cuma formalitas belaka, menggugurkan kewajiban memberikan report ke atasan. selesai. Contohnya persoalan anak di Jabodetabek misalnya, tentu berbeda dengan persoalan anak di daerah-daerah, dan latar belakangnya juga pasti berbeda," kata Selly.
Selain itu, sudah banyak lembaga yang membidangi persoalan anak, seperti Kementerian PPA, Kemensos, hingga KPAI. Ia meminta lembaga negara ini juga turun tangan.
"Nanti saya akan panggil lembaga-lembaga ini. Apa perbedaan tugas dan fungsinya, jangan sampai banyaknya lembaga-lembaga negara tersebut justru saling mengandalkan, saling tumpang tindih. Yang pada akhirnya, tidak ada fokus di tugas-tugasnya," kata Selly.
Sebelumnya, nasib nahas dialami bayi berusia 10 bulan berinisial MFA. Seluruh tubuhnya dicat silver oleh tetangga orang tuanya dan diajak mengemis.
Kasus itu berawal saat MFA dititipkan orang tuanya bernama Nisa (21) kepada tetangganya berinisial E dan B.
"Oleh E dan B (pasangan suami istri) bayi 10 bulan itu dicat silver untuk sama-sama diajak mengemis," kata Kepala Seksi Penyidikan dan penindakan Satpol PP Tangerang Selatan, Muksin dikonfirmasi, Minggu (26/9).
Menurut keterangan Nisa, lanjut Muksin, bayi MFA tersebut, selalu dititipkan kepada tetangganya setiap hari ketika Nisa bekerja. Selain itu, Nisa juga selalu membekali sang bayi uang Rp20.000 untuk keperluan popok dan susu.
"Ibu Nisa ini juga bekerja sebagai pengemis. Tapi pengakuannya tidak mengetahui kalau anaknya itu dijadikan manusia silver juga. Ini kita akan dalami lagi," kata Muksin.
Kasus eksploitasi bayi silver tersebut ramai diberitakan membuat Nisa dan bayinya MFA, dibawa ke Rumah singgah Dinas Sosial. Pihak Dinsos saat ini tengah menyelidiki kasus dugaan eksploitasi bayi tersebut.
"Mereka ini juga buka warga Tangsel, dari luar daerah. Tapi tidak punya KTP juga. Bayinya juga tidak punya akta lahir, karena dilahirkan tidak di rumah sakit. Atas kejadian ini kita akan melakukan razia lebih intensif agar kejadian eksploitasi anak tidak lagi terjadi di Tangsel," kata Muksin.
Baca juga:
Bahaya Bayi 10 Bulan Dicat jadi Manusia Silver: Alergi hingga Pernapasan Terganggu
Ketua Komisi VIII Minta Pelaku Eksploitasi Bayi Cat Silver Dibina
Kementerian PPPA Dorong Peristiwa Bayi Dilumuri Cat Silver Diusut
Sosiolog soal Bayi 10 Bulan Dijadikan Manusia Silver: Eksploitasi Anak Menjurus TPPO
Satpol PP Tidak Temukan 2 Pengemis Saat Amankan Bayi Silver dari Rumah Kontrakan
Pembelaan Ibu Kandung Bayi 10 Bulan Dibawa Tetangga Mengemis jadi Manusia Silver