Pemerintah tahu keberadaan 10 WNI disandera lewat pantauan satelit
Presiden melalui Menteri Luar Negeri terus berkoordinasi dengan pemerintah Filipina.
Presiden Joko Widodo telah memantau perkembangan terakhir keberadaan 10 warga negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok Abu Sayyaf. Sudah diketahui di mana 10 WNI disandera.
"Kita sudah tahu dari pantauan satelit atau orang-orang kita ada di mana, kita sudah tahu secara detail. Kita ada peralatan itu dan tahu mereka di mana tetapi kita menghormati pemerintah Filipina dan harapannya segera dibebaskan," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (8/4).
Diterangkan Pramono, Presiden melalui Menteri Luar Negeri terus berkoordinasi dengan pemerintah Filipina. Kendati terus berkoordinasi, Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri sudah siap jika suatu waktu Filipina meminta bantuan untuk membebaskan 10 WNI.
"Kita masih menghormati konstitusi yang dimiliki Filipina tetapi TNI dan Polri sudah siap. Apalagi kemarin Polri maupun Panglima TNI sudah melaporkan," lanjutnya.
Pramono belum bisa memastikan apakah tenggat waktu penebusan duit yang diminta Kelompok Abu Sayyaf jatuh pada hari ini atau masih terus berlanjut. Hal ini dikarenakan kelompok Abu Sayyaf tidak mengatakan secara langsung batasan waktunya.
"Sebenarnya informasi itu berkembang awal tapi kenyataannya masih berlangsung proses diplomasi baik dengan pemerintah Filipina dan mereka ada di depan untuk membebaskan warga negara kita," tandasnya.