Pemerintah Tak Rekomendasikan Bilik Disinfektan karena Bahaya Bagi Kulit
Selain itu, Wiku juga tidak merekomendasi penggunaan sinar uv light dalam upaya membunuh virus dan bakteri. Sebab, kembali hal itu berbahaya bagi kulit dan berpotensi menyebabkan kanker kulit.
Ketua Tim Pakar Gugas Penanganan Covid 19, Wiku Adisasmito tidak merekomendasikan penggunaan bilik disinfektan atau disinfectant chamber. Sebab menurutnya, hal itu sangat berbahaya karena dapat mengenai bagian kulit sensitif pada manusia secara langsung.
"Disinfektan pada ruang atau chamber atau penyemprotan langsung ke tubuh manusia tidak direkomendasikan karena berbahaya bagi kulit mulut dan mata menimbulkan iritasi," kata Wiku saat jumpa pers di Graha BNPB Jakarta, Senin (30/3).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Selain itu, Wiku juga tidak merekomendasi penggunaan sinar uv light dalam upaya membunuh virus dan bakteri. Sebab, kembali hal itu berbahaya bagi kulit dan berpotensi menyebabkan kanker kulit.
"Juga menggunakan UV Light dalam konsentrasi berlebihan mempunyai potensi jangka panjang menimbulkan kanker kulit," jelas Wiku.
Karenanya, sebagai tim pakar, Wiku sangat merekomendasikan kegiatan cuci tangan dengan sabun di air mengalir. Sebab hal itu yang dinilai ampuh untuk mencegah masuknya virus corona ke tubuh manusia.
"Cuci tangan pakai sabun, hand sanitizer bila sangat terpaksa, tapi utamanya cuci tangan pakai sabun di air mengalir dan jangan menyentuh bagian wajah seperti mata hidung mulut dan muka," Wiku menandasi.
Waspada Hand Sanitizer untuk Perokok
Hand sanitizer saat ini menjadi salah satu alternatif untuk membersihkan tangan dari virus dan kuman. Wiku Adisasmito mengatakan, BPOM telah mengeluarkan surat edaran cara membuat hand sanitizer sesuai anjuran WHO.
WHO menganjurkan Hand sanitizer mengandung bahan kimia berupa etanol dengan kadar 96 persen, gliserol dengan kadar 98 persen hidrogen peroksida dengan kadad 96 persen, dan air steril atau aquades.
Wiku Adisasmito mengingatkan, masyarakat untuk tidak menggunakan hand sanitizer secara berlebihan.
"Karena jika berlebihan dapat menyebabkan iritasi kulit," kata dia saat konferensi Pers di Gedung BNPB.
Wiku juga mengingatkan, masyarakat khususnya bagi perokok berhati-hati ketika menggunakan hand sanitizer. Pasalnya, senyawa kimia yang terkandung di dalam Hand sanitizer mudah terbakar.
"Hati-hati Hand sanitizer mengandung bahan yang mudah terbakar utamanya bagi yang merokok atau sedang bekerja di dapur," ucap dia.
Menurut dia, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir adalah yang paling ampuh untuk membunuh virus. "Apabila tidak ada opsi gunakan hand sanitizer dengan bijak dan aman," tandas dia.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/eko)